34

468 31 1
                                    

“Bumi,” panggil Anjani dengan suara keras dan berhasil mengambil alih perhatian orang di sekitarnya termasuk Reres.

“Iya. Ada apa?” Bumi mendekati dengan wajah bingung. Pasalnya ia tidak kenal dengan wanita di kumpulan Anjani. Bahkan ia baru kenal tadi dengan Anjani.

Reres yang penasaran ikut mendekat tapi masih berjarak. Setidaknya ia bisa mendengar obrolan mereka. Juga menghilangkanrasa ingin tahu yang bergejolak.

Anjani tersenyum saat melihat Reres mendekat. Hatinya bersorak ria karena berhasil membuat Reres mengetahui misinya dan Anjani berharap tujuannya tercapai. Ia tidak mau lagi kalah oleh Reres atau dipandang sebelah mata setelah keberadaan Reres.

“Bum, kenalin ini Bella, Lisa, Nisa dan Ratna. Kita semua finalis ratu kecantikan sama seperti Reres.” Bumi masih mendengarkan di tengah kebingungan yang menghampiri. Pria itu masih mencoba mencerna ucapan dan maksud Anjani menariknya ke sini. Menarik salah satu temannya, Anjani memperkenalkan mereka satu persatu. “Bella ini udah nikah dan punya anak tiga, tapi lihat badannya langsing dan seksi. Cantik dan tidak keriput. Dia punya brand baju sendiri.”

“Yang ini, Lisa.” Merangkul bahu Lisa dan menghadap Bumi. “Dia sudah punya anak dan lihat wajahnya sangat cantik dengan kulit kencang tanpa keriput. Badannya juga seksi. Tinggi semampai. Dia buka salon kecantikan. Bisa dipastikan dong betapa banyak pelanggan dia.”

“Yang ini Nisa.” Anjani menarik lengan Nisa. “Dia adalah selebgram dengan ribuan followers. Berat badannya tidak pernah lebih dari lima puluh lima. Ia sangat menjaga bentuk tubuh dan wajahnya supaya tetap sehat dan cantik.”

“Ini Ratna, kami masih jomblo. Tapi kesuksesan kami dalam mempromosikan produk tidak usah diragukan lagi.”

“Jadi???” Bumi melirik kelimanya ingin tertawa saat ia berhasil membaca niat terselubung Anjani.

“Menurutku, daripada kamu memakai Reres yang emm ... not good i think  lebih baik kamu pakai salah satu dari kita yang jelas-jelas perfect buat jadi model skincare kamu. Gimana?”

Anjani tersenyum dengan sangat lebar. Dalam hati memuji dirinya sendiri karena berhasil mempresentasikan teman-temannya dengan sangat baik dan lugas. Berharap pilihan Bumi jatuh pada dirinya dan bukan teman di hadapannya apa lagi Reres.

Reres meremas clutch yang ia bawa. Menyalurkan segala emosi, kekecewaan dan amarah. Menatap tajam sekumpulan teman satu perjuangannya dulu. Ternyata mereka adalah kucing berbulu singa. Begitu kejam.

Bumi masih belum menentukan pilihan. Pria itu mengedarkan pandangan dan menemukan Reres yang menatap ke arah kumpulan itu dengan terluka. Bumi tahu, perkataan Anjani sangat jahat dan menyakitkan. Pria itu tersenyum simpul lalu berkata, “terima kasih untuk perkenalan dan tawarannya. Semoga kalian semakin sukses meski bukan aku jalannya. Permisi.”

Anjani melongo mendengar jawaban Bumi. Pria itu menarik diri begitu selesai dengan perkataannya. Acuh dengan reaksi beberapa wanita di hadapannya.

Reres sempat terpukau dengan jawaban Bumi selama beberapa detik hingga akhirnya tersadar lalu ikut meninggalkan acara yang intinya saja belum mulai. Memilih keluar, Reres menunggu taksi online pesanannya. Langkah kakinya lebar dan dientakkan pertanda kesal. Wajahnya sudah kusut seperti baju di jemuran.

Memasuki mobil, Reres membanting tubuhnya dan duduk di kursi dengan keras. Sopir yang bertugas terperanjat kaget tapi tidak bisa berbuat apa-apa karena Reres pelanggan pertamanya.

Cinta 100 Kg Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang