Bab 2

11.5K 1.1K 160
                                    

Sesuai kesepakatan, malam ini Taehyung sudah bersiap menuju kediaman Jungkook untuk mengajaknya makan malam. Taehyung tahu anak itu akan menepati apa yang sudah menjadi konsekuensinya jika kalah dalam pertandingan kemarin.

Taehyung memasuki mobil Maybach Exeleronya seraya tersenyum pongah. Rasanya tak sabar sekali ingin bertemu bocah tengil itu. 

Sesampainya di depan kediaman Jungkook, Taehyung keluar dan merapikan bajunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di depan kediaman Jungkook, Taehyung keluar dan merapikan bajunya. Bagaimanapun ia tak ingin terlihat jelek di mata pemuda Jeon itu.

Taehyung memencet bel dan tak lama kemudian pintu terbuka, menampilkan wajah cantik yang terlihat begitu menenangkan. Taehyung yakin jika wanita itu adalah ibu Jungkook.

"Selamat malam, Tante." Taehyung tersenyum dan membungkuk hormat kepada wanita itu.

"Temannya Jungkook ya? Mari silakan masuk." Wanita itu menyilakan Taehyung untuk duduk, sementara wanita itu pergi untuk memanggil putranya.

Suara langkah kaki terdengar membuat Taehyung menoleh ke arahnya. Terlihat pemuda Jeon berjalan menuruni tangga dengan wajah kesalnya, diikuti sang mama yang tepat berada di sampingnya.

"Ayo kita berangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo kita berangkat." Ucap Jungkook dingin seraya berjalan menuju pintu. Ia mengabaikan tatapan kesal sang mama dan sama sekali tak melirik keberadaan Taehyung.

"Tante, saya permisi dulu." Ucap Taehyung sopan dan kemudian mengekori pemuda Jeon.

Mama hanya menghela napas. Merasa gak enak karena sikap anaknya yang kurang sopan terhadap tamu. Berakhir hanya memberikan senyuman manis kepada Taehyung saat pemuda itu berpamitan dengannya.

Mereka berdua memasuki mobil dan melajukannya. Sepanjang perjalanan, tak ada dari kedua manusia itu yang bersuara. Masing-masing tengah sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Setelah hening yang cukup lama, Taehyung melirik keberadaan Jungkook dan kemudian berdehem untuk membuyarkan kesunyian.

"Aku pikir kamu tidak akan memenuhi kesepakatan kita." Ucap Taehyung dengan tatapan fokus pada jalanan.

"Aku bukan seorang pecundang, Kim." Jawab Jungkook disertai helaan napas kasar.

"Tak usah bersikap dingin begitu, jarang sekali kamu menghabiskan waktu dengan orang sepopuler diriku." Ucap Taehyung diiringi senyum songongnya.

"Aku lebih memilih menghabiskan waktu bersama gameku dari pada bersamamu." Jawab Jungkook dengan nada melecehkan.

"Kupastikan kamu akan selalu mengingat malam ini." Ucap Taehyung seraya mencolek dagu Jungkook.

"Jauhkan tangan menjijikkanmu dariku, Bangsat! Aku masih normal." Jungkook meninggikan suaranya. Sedari tadi ia sudah mati-matian mencoba berdamai dengan emosinya. Namun usahanya sia-sia. Emosinya selalu saja melonjak setiap bertemu dengan manusia bangsat ini.

Sesampainya di restoran, Taehyung memesan beberapa makanan dan juga minuman. Setelah makanan datang, ia segera melahap semuanya dengan nikmat tanpa memperdulikan Jungkook yang menatapnya jengah sedari tadi.

"Kamu bisa memakan apapun yang kamu mau. Jangan takut, aku akan membayarnya untukmu." Ucap Taehyung santai seraya menyesap minuman pesanannya.

Jungkook tak menjawab dan hanya diam memperhatikan Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook tak menjawab dan hanya diam memperhatikan Taehyung. Dahinya berkerut serta matanya menatap menelisik ke arah Taehyung. Ia ingin menebak apa kiranya alasan dari semua ini. Tapi otaknya sama sekali tak dapat menerka isi dari kepala manusia bangsat itu.

Awalnya Jungkook pikir pemuda ini memang membencinya. Namun terkadang perlakuannya tidak menunjukkan kebencian padanya. Jungkook tidak paham maksud dari pemuda ini.

"Taehyung?" Jungkook memanggil membuat atensi Taehyung tertuju padanya.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Kenapa kamu selalu merecoki hidupku? Apa yang kamu mau?" Tanya Jungkook dengan tatapan yang masih fokus pada pemuda Kim itu.

"Kamu ingin tahu alasannya?" Tanya Taehyung dan diangguki oleh Jungkook.

"Tapi untuk apa kamu menanyakannya? Apa yang akan kamu lakukan jika mengetahui maksud dari perlakuanku padamu? Apa kamu akan memberi apapun yang aku mau?" Tanya Taehyung. Jungkook terdiam sebentar untuk memproses ucapan Taehyung.

"Aku hanya penasaran dan jika kamu butuh sesuatu dariku, ambillah dan jangan pernah ganggu hidupku lagi." Jawaban Jungkook membuat Taehyung menyeringai.

"Kamu sungguh ingin tahu apa yang aku mau?" Tanya Taehyung lagi dan diangguki oleh Jungkook.

"Yang aku mau itu....















Kamu."

Mata Jungkook membola saat mendengar ucapan Taehyung padanya.

"Bangsat! Sampai matipun aku tak akan sudi menjadi milikmu. Sialan! Kamu pikir aku seorang gay?" Jungkook beranjak dan berniat meninggalkan tempat, namun tawa Taehyung membuat Jungkook mengurungkan niatnya.

"Hahahaha dasar bodoh! Kamu pikir aku serius dengan ucapanku? Aku hanya senang menggodamu karena kamu, tak ubahnya sebuah boneka bagiku."  Taehyung tertawa pongah setelahnya.

"Bangsat! Aku sangat membencimu." Jungkook berlalu meninggalkan Taehyung yang perlahan mulai menyendu.

Bersambung...

Jangan lupa voment ya...
Jangan hanya membaca, aku membutuhkan tanggapan serta dukungan dari kalian. Saranghae...

B A N G S A T [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang