June menoleh ketika mendapati Yunhyeong memanggilnya, ia mendecih seolah memberi tahu Yunhyeong bahwa ia merasa terganggu akan kehadirannya.
"Abis berapa batang?"
Seolah tak mendengar, June malah kembali asik menghisap dan menghembuskan rokoknya lagi, sedang itu mata Yunhyeong tak sengaja menangkap sebuah plastik hitam yang berada di dekat June. Ia memicing, melihatnya dengan tatapan curiga.
"Eh gila aja lo Junaedi, siniin" seru Yunhyeong mengambil barang yang dicurigainya itu. Ia membukanya dengan paksa lalu menganga tak percaya ketika melihat isinya.
"Ngobat lo? Istighfar June istighfar"
"Astagfirullah"
"Lo beli dari mana?"
June menatap sinis Yunhyeong dan merampas obat-obatannya kembali.
"Apotek"
"Gue serius June"
"Apasi tolol itu obat nyeri lambung, yang satunya vitamin abc titipan adek gue"
Yunhyeong terdiam, merutuki kebodohannya yang makin kesini semakin terasah. Ia-pun meringis ketika June membuat gestur seolah ingin menyikutnya.
"Ngapain kesini lo?"
"Tobat nasuha"
"Yo," June menatap Yunhyeong jengkel.
"Ck, iyaiya tadi gue nyari sinyal"
"Yaudah pergi, urusan lo kan dah kelar"
Yunhyeong terlunjak, ia memegang dadanya seolah mendramatisir. "Terus gue ninggalin lo yang lagi depresi kumat disini sendirian gitu? Ngga"
"Gue gabakal macem-macem"
"Kalo besok amit-amitnya sesekolahan nemuin mayat lo yang jatoh dari sini, terus di cctv cuma gue yang paling terakhir ketemu sama lo. Ga mungkin kan gue jemput lo di akhirat dulu buat jelasin kejadian yang sebenernya?"
"Sial lo Yo" kata June membuat Yunhyeong mendelek.
"Bagi rokok dong"
"Lah ngeroko lu bang?" tanya June heran.
"Buat parkir"
June mengangguk-ngangguk, lalu memberikan sebatang rokok pada Yunhyeong.
"Eh Yo gue mau nanya, lo jangan bocor ya"
Yunhyeong mengangguk-anggukan kepalanya dengan tempo cepat. "Janji nih gue, janji"
"Kalo gue ngundurin diri buat lomba, bakal lebih parah ga?"
Seketika Yunhyeong mengerutkan dahinya heran, menatap manik mata June dengan lekat. Ekspresinya seolah membuat June menggigit bibirnya khawatir, takut-takut Yunhyeong akan ikut marah padanya. "Emang kita lomba apaan June?"
"Untung aja gue punya hati, kalo punya golok udah gue yasinin lo Yunhyeong Mahardika Arjuna"
"Eh seenak pantat lo mainin marga gue"
June mematikan puntung rokoknya, lalu beralih mengambil jaket dan segera beranjak untuk pergi.
"Tungguin dong teman anjing"
June berbalik, menatap Yunhyeong malas.
"Lo mau ikut gue ga ke rumah Hanbin? Dia mau beli kado katany-eh WANJENG KECEPLOSAN GUE"
Refleks, June mendekat lagi pada Yunhyeong. Rasa penasaran seketika memenuhi ubunnya.
"Kado buat siapa? Dalam waktu deket ini gaada yang ulang tahun perasaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay -bp ikon
Fanfic[masa revisi] Kadang ekspetasi tidak seindah realita, kadang nasi tidak seenak boled jawa. ❝Lo bukan Albert Einstein, apalagi Thomas alva edision, tapi kenapa lo bisa menemukan bagian terpenting di hidup gue?❞ "Apaan?" "Kamu" Sejenak laki laki itu t...