2 minggu setelah kejadian itu, Jisung masuk sekolah lagi. kali ini ia datang tak sendiri, melainkan bersama salah seorang sepupunya pindahan dari Australia, Lee Felix namanya.Felix sendiri sudah 3 hari sekolah disini selama Jisung tak hadir. dan selama itu juga, Felix berusaha mencari perempuan sticky note seperti yang dibilang oleh Jisung. tapi tidak ketemu, karena Felix sendiri bingung sama ciri-ciri perempuan yang disebutkan oleh Jisung.
Jisung sendiri sudah pasrah. salah ia sendiri langsung mengusir gadis itu dengan kalimat jahat, salah ia sendiri tak menanyakan nama kepada gadis itu, salah ia sendiri yang harus masuk rumah sakit.
hari ini, Jisung sudah membulatkan tekadnya untuk mencari perempuan sticky note itu. yah, walaupun mungkin sangat susah.
di mejanya, laki-laki itu sudah tak menemukan adanya sticky note seperti dulu sebelum ia masuk rumah sakit. alasannya jelas, perempuan itu tak ingin berhubungan dengan Jisung lagi.
ya siapa yang tak sakit hati saat diusir waktu ingin menjenguk orang yang disukai. apalagi yang mengusir adalah si doi sendiri. dikatai juga? wajar lah gadis itu tak mengiriminya sticky note lagi.
"hello brader" seperti biasa, laki-laki bersuara tawa lumba-lumba itu mengucap salam dipagi Jisung.
Jisung menoleh sekilas lalu kembali pada pikirannya. seolah peka, Chenle menepuk lembut punggung temannya itu.
"gue tau, tadi dia kesini. trus gak tau kemana"
sontak, kepala Jisung mendongak cepat. "KESINI?!"
"aduh Sung! lo tuh dateng-dateng bikin ribut!" kini eluhan Chaeryoung berganti ke laki-laki dengan surai coklat tua itu.
Jisung meringis, kemudian menatap Chenle lagi.
"tunggu deh Le, dulu waktu awal si cewek ngasih gue sticky note, lo yang bilang ke gue. pas dia bahagia gara-gara gue bales, lo juga tau. lo—"
"otak lo kebanyakan drama! gue ngawur waktu itu. bener ya? hebat gue berarti" Chenle tersenyum bangga setelah sebelumnya mencibir Jisung.
"permisi. Park Jisung....ada?"
To Be Continued