Four

836 96 26
                                    

"Hallo Ms. Bae, saya kira kita sudah pernah bertemu?" Kata Wendy tersenyum miring.

Irene meneguk ludah.
"Sudah pak.." Jawab Irene lamat-lamat. Oh my god, darimana dia tau namaku?

Kemudian Irene membungkuk dalam, sambil memejamkan mata. Gerakannya yang tiba-tiba sedikit mengejutkan Wendy.
"Saya mau meminta maaf sebesar-besarnya atas perlakuan saya tempo hari!"

Satu-satunya pilihan yg gadis itu punya saat ini adalah meminta ampunan. Tentu saja Irene tidak mau jadi karyawan kurang ajar dan malah berakhir jadi anak emas pak bos--dalam konteks tidak baik.

Irene ingin kehidupan kerja yang tenang nan damai--tidak punya musuh apalagi mengundang dendam dari orang paling penting di kantor tempatnya bekerja..

"Hemm.." Wendy bergumam menyebalkan--membuat irama jantung Irene yang tidak beraturan, malah semakin kacau dibuatnya.

"Saya sadar saya salah, saya mau meminta maaf atas ketidaktahuan saya." Irene bahkan masih membungkuk. Dia tidak berani menatap mata Wendy yang menyeramkan.

"Bagaimana mungkin anda tidak tahu atasan anda sendiri?" Wendy mengangkat alis menantang.

Irene akhirnya menegakkan punggungnya, lalu menunduk canggung.
"Saya baru seminggu ini pak masuk, dan juga saya tidak pernah melihat bapak."

"Kamu bisa bertanya, supaya kejadian itu bisa dihindari." Tegur Wendy dingin.

Irene semakin menunduk takut. Benar, ini memang kesalahannya. Lagipula percuma dia mengutarakan segala alasan untuk membela diri, pada akhirnya bosnya tidak akan pernah mau mendengarkan.

Jadi, Irene memilih diam saja.

Terdengar helaan nafas jengkel Wendy sambil berdiri dari kursinya.
"Ya sudahlah lupakan, saya meminta kamu naik ke posisi ini karena saya yakin akan kemampuan kamu dan pengalaman yang kamu miliki. Sekarang temui Seulgi dan tanya padanya tugas apa yang harus kamu lakukan. Saya mau hari Senin kamu sudah siap."

Irene membungkuk lagi untuk memberikan salam terakhir, "Baik pak, saya akan berusaha yang terbaik. Terima kasih. Kalau gitu saya permisi dulu."

.

.

Irene menjatuhkan badannya diatas sofa. Pikirannya lelah sampai-sampai Irene bisa merasakan sakit kepala datang. Badannya cape karena terus dipakai berdiri dan berjalan seharian ini.

Untung aja besok sabtu..

Hari ini Seulgi selesai menjelaskan semua tugas dan kewajiban Irene sebagai sekretaris pribadi Wendy. Maka dari itu, gadis itu harus rela pulang lebih larut. Karena seperti kata Wendy, dia mau hari senin semuanya siap. Baik pengetahuannya, maupun Irene sendiri.

Irene ingat kata-kata terakhir yang Seulgi ucapkan sebelum mereka menutup sesi serah jabatan hari ini.
"Tidak mudah untuk menjadi sekretaris pribadi, karena selain mengurus kehidupan perusahaan atasan, kita juga mengurus kehidupan pribadinya, maka dari itu ketika ingin menjadi sekretaris pribadi, kita sebaiknya mengasah dulu kemampuan sekretarial, administrasi, berkomunikasi, dan rasa inisiatif dengan continuous learning, karena hal tersebut sangat penting bagi seorang sekretaris pribadi."

"Wendy sebenarnya orangnya baik, dimata orang lain mungkin dia terlihat kejam. Memecat karyawan tanpa ampun, dingin dan kadang juga nyeremin. Sebenarnya dia hanya ditekan terlalu keras oleh ayahnya. Beliau ingin segalanya sempurna, sehingga kadang Wendy lupa prioritas. Dia mengabaikan dirinya sendiri dan berakhir sakit atau stress. Kamu akan tau pribadi dia sebenarnya, setelah kamu mengenalnya lebih jauh. Jadi saya mohon, tolong rawat dan jaga Wendy dengan baik."

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang