Seola

792 45 3
                                    

"Ya kim Seola!" Suara bentakkan itu diiringi pukulan keras ke kepala Pria yang bernama Seola tersebut. "Jika aku memanggilmu, apa susahnya untuk menyahut huh? Bagaimana pun aku ini kakakmu! Kau tau itukan?"

"Aishhh" dengus Seola kesal, yang pada saat itu tengah menonton acara TV di sofa kesayangannya, tepat diruang tamu. Namun, kini kakaknya menghalangi pemandangan kedua matanya terhadap tv dengan berkacak pinggang menahan kesal. Seola kemudian memberanikan diri menatap tepat ke arah kakaknya, meng-iklaskan diri untuk mengalah. Bagaimanapun kakaknya itu baru saja melahirkan, walau Yuna telah bisa dikatakan berusia 8 bulan. Tetap saja, seorang Kim Hyewon benar-benar sensitif. "Kim Seola disini, siap mendengar dan menuruti semua perintah kakaknya, jadi kali ini apa lagi yang harus ku lakukan?"

Hyewon memutar kedua bola matanya, dan berakhir menghela napas dan menjatuhkan dirinya disamping Seola. Telap di sofa.  "Berhenti melebih-lebihkan! Perintahku hari ini hanya satu, tapi itupun kau tak mendengarkan"

"Aku mendengarkan!" Elak Seola.

"Lalu kenapa kau masih diam disini?"

"Ehhhh" ucap Seola "Aku mendengar bukan berarti aku setuju"

"Ayolah" Terdengar suara kakaknya melembut, diiringi dengan tatapan memelas. Seola mulai menghela napas. Dia jujur angkat tangan jika kakaknya sudah memulai trik seperti ini. "Kau hanya tinggal menggantikanku. Apa susahnya dengan itu, lagipula kau juga pandai menyulam dan kau orang penuh kesabaran, jadi kau cocok untuk mengajarkan kepada seorang pemula"

Seola menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal. "Kenapa tak kakak tolak? Ku pikir bisnis mu ini hanyalah usaha kecil-kecilan dan itupun secara online, lalu kenapa kau harus repot-repot menjadi samacam guru private menyulam huh? Bahkan kau meng-iyahkan ketika harus datang ketempat muridmu itu"

"Yah!!!" Seketika memukul bahu Seola. "Dia bukan muridku, ini hanya karena dia pelanggan setiaku, dan selalu memberi produkku. Maksudku niatnya pun baik karena ingin memberikan hadiah pada kakaknya, jadi apa salahnya aku setuju"

"Entahlah kak" ucap Seola lemah. "Kau tau kan aku bagaimana, dan kau juga bilang, dia salah satu pelangganmu yang berasal dari luar negeri, aku tak yakin bisa mengajarkannya jika aku bahkan tak mengerti apa yang ia ucapkan"

Hyeweon tertawa terbahak-bakak. "Astaga, ku tak percaya itu yang kau takutnya."

Seola terdiam dan menatap kesal ke kakaknya. "Ya tertawalah sepuasmu, selagi tertawa tak dipenjara"

Dengan masih tertawa-tawa, Hyewon pun kemudian kembali berbicara. "Kau tak perlu khawatir, dia orang Korea hanya saja cukup lama menetap dicina, kau tau bahasa koreanya lancar dan ayolah dia wanita. Anggap saja aku bagai Mak comblangmu, siapa tau adikku yang kaku ini dan tak pernah memiliki kekasih ini akhirnya menemukan kekasih pertamanya berkat bantuan dari kakaknya tercinta ini? Bagaimana? Itu tawaran menarik bukan?"

"Aku tak tertarik dengan percintaan" Ucap Seola semakin kesal mengetahui kakaknya diam-diam menyindirnya.

"Jangan bilang kau gay! No way! Jadi kau dan Chu Sojung?" Hyewon menunjukkan raut kaget-sekagetnya.

"Aishhh kenapa kau memikirkan yang tidak-tidak, Sojung teman dan sahabat ku satu-satunya, dia juga pria! Berhentilah selalu berpikir kami ada sesuatu! Walau orang-orang selalu menyebutku aneh, tapi aku masih menyukai wanita!"

"Makanya berhenti mengucapkan sesuatu yang membuatku terpancing untuk memikirkan hal aneh-aneh ya paboya!!!" Hyewon balas membentak. "Jika kau masih menyukai wanita, aku akan percaya jika kau menyetujui permintaanku! Dan ayolah ini pula akan membantumu untuk mengatasi sifat anti sosial mu itu. Seola kau benar-benar anak lelaki yang tampan. Hanya saja keanehan dan canggungmu itu yang membuat mu hanya memiliki Chu sojung sebagai teman mu. Kau tau, si aneh dan si pemalas yang sama-sama jomblo. Tak heran kalian cocok sekali"

KliseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang