Menikah muda? Iya, itulah yang dilami oleh Diva Tiara Terentia, seorang gadis yang baru saja menginjak usia tujuh belas tahun dua bulan yang lalu. Dia harus menerima permintaan terakhir ayahnya untuk menikah dengan anak dari sahabat baik sang ayah. Ingin rasanya menolak, namun tidak mungkin baginya karena selama ia hidup belum pernah sama sekali untuk tidak menuruti perkataan orangtuanya. Setelah mengucapkan permintaan terakhir itu sang ayah pergi meninggalkan dunia untuk selamanya. Sejak saat itu juga ia mau tak mau dan harus ikhlas mengikuti permintaan terakhirnya.
Sekarang Diva tidak memiliki siapa-siapa selain suami, ayah dan bunda mertua, serta adik iparnya. Diva tidak memiliki kakak atau pun adik alias dia terlahir sebagai anak semata wayang sama halnya seperti ayah dan ibunya. Maka dari itu sang ayah menitipkan dan meminta ia untuk menikah dengan anak sahabatnya. Beruntung Diva diterima dengan sangat baik oleh mereka.
Pagi ini berbeda dengan sebelumnya. Begitu bangun, Diva harus segera membereskan apartemen tempat ia dan suaminya tinggal kemudian memasak sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Memang belum siap untuk menjalani tugas baru sebagai istri, tetapi mulai hari ini ia akan belajar untuk itu. Diva sudah menjadi seorang istri yang harus siap melayani segala kebutuhan suaminya.
Setelah sarapan siap, Diva melihat ke kamar Arga. Mereka memang tidak sekamar karena mengingat mereka menikah bukanlah karena keinginan sendiri, melainkan keinginan orangtua mereka. Terlebih mereka juga baru kenal. Jadi, masih belum siap untuk tidur bersama. Jangankan tidur bersama, untuk tinggal berdua begini saja rasanya sangat aneh bagi keduanya. Namun lagi dan lagi, karena permintaan orangtua mereka harus mengikutinya.
Orangtua Arga memang meminta mereka untuk tinggal berdua dengan alasan agar mandiri. Awalnya Arga menolak, tetapi dengan bujukan dan rayuan sang bunda akhirnya ia menyetujui. Beruntung apartemen tersebut memiliki dua kamar. Bukan apa-apa, Arga hanya belum siap menikah secepat ini. Selain usianya yang masih sangat muda, ia juga masih memiliki banyak mimpi yang ingin ia wujudkan.
Diva mencoba untuk mengetuk pintu kamar Arga, namun tidak ada sahutan. Bisa dipastikan kalau Arga masih berada dalam mimpi indahnya. Diva pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Arga dan membangunkannya. Rada takut, tetapi mau bagaimana lagi. Dari pada mereka telat untuk ke sekolah. Terlebih ini hari pertamanya masuk sekolah itu. Ya, Diva terpaksa harus pindah ke sekolahan yang sama dengan Arga atas permintaan mertuanya. Alasan mereka hanya satu, agar selalu bersama dan Arga bisa selalu untuk menjaga istrinya itu.
"Arga ...."
"Arga ...."
Ada Sedikit pergerakan dari Arga setelah Diva menggoyangkan bahunya. Hanya sedikit dan tak membuatnya langsung bangun.
Diva kembali menggoyangkan bahu suaminya itu. "Arga, bangun. Nanti telat ke sekolah." Sukses! Arga membuka mata dan Diva langsung menjauhkan tangannya.
"Heh! Siapa lo? Kok berani-beraninya lo masuk kamar gue!" bentak Arga kala melihat Diva ada di dekatnya. Sontak itu membuat Diva mengelus dadanya karena terkejut. Bibir yang semula tersenyum menjadi datar. Ya Tuhan, sepertinya nyawa Arga belum terkumpul.
"Aku Diva, Ga. Maaf," jawabnya sambil menunduk takut.
Kemudian Arga tersadar kalau yang membangunkannya adalah Diva, yang sekarang sudah menjadi istrinya. Arga merasa sangat bersalah karena sudah membentak gadis itu. Bisa-bisanya dia lupa dengan Diva.
"Eh, sorry. Gue kaget liat lo tiba-tiba di kamar gue," ucap Arga sambil mengusap tengkuknya.
"Iya nggak apa-apa. Kamu mandi, ya. Nanti terlambat. Aku udah siapin sarapan," ucap Diva lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar Arga.
"Tunggu!" Diva pun memberhentikan langkahnya dan berbalik badan melihat Arga.
"Ya?"
"Thank's," ucap Arga datar namun sedikit menyunggingkan senyumnya. Ingat hanya sedikit. Ketahuilah, ini kali pertama ia dan Arga berbicara. Bahkan sewaktu Diva tinggal di rumah orangtua Arga sebelum menikah, mereka tak pernah bertegur sapa. Hanya pernah beradu pandang, itu juga hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal (ON GOING)
Roman d'amour"Aku mencintaimu karena Allah, terima kasih karena selalu ada untukku." -Diva Tiara Terentia- "Aku bagagia bersamamu. Berjanjilah untuk selalu bersamaku, di sini, di sampingku, bidadariku." -Arga Dhama Pradipta- Arga dan Diva, mereka harus menikah m...