Sekedar hanya dekat sudah meyakinkanku bahwa aku tau kamu. Semenjak saat itu aku tau aku telah mengenalmu, dan saat itu aku tau aku telah menaruh hatiku. Saat ku lihat percakapan dan tiap balasan yang kita tuai, begitu indah untuk dikenang. Bahkan terlalu manis untuk dibuang. Aku tau, kamu begitu karna kita seorang teman. Aku tau, kamu begitu karna ingin sesuatu. Tapi bukan aku, apalagi hatiku.
Nafasku tersentak, saat aku tau itu. Kamu yang kuanggap suci, ternyata tak lebih baik dariku. Kamu yang kuanggap manis, ternyata tak berbeda pahitnya denganku. Kamu yang kuanggap akhirku, ternyata berhenti sebelum aku meminta.
Aku ingin berterima kasih, pada kamu yang akhirnya membongkar sendiri jelekmu. Aku ingin berterima kasih, pada kamu yang ternyata memulai semuanya dibelakangku. Dan sekarang aku tau, kamu bukanlah inginku.
Aku bohong, kalau aku bilang. Baik-baik saja. Aku terlalu munafik untuk menyangkal kebodohanku. Aku mengerti, sangat mengerti. Aku berbohong kalau aku bilang, aku benci dia.
Salam dari aku, yang sekedar tau bahwa sedang patah hati. Zee~
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Tak Berirama
PoetryIni bukan kata yang di untai menjadi sebuah cerita Ini hanya kata yang di simpul menjadi sebuah sajak tak berirama Zee~
