[i]
sebab kim namjoon tak lebih dan
tak kurang seperti karya fiksi.
matanya berkoar binar kerlipan bintang
bak anime model tahun sembilan puluhan.✧
✦
✧
"namjoon hyung?" taehyung panggil, pemuda pemilik bahu lebar yang jaraknya lima langkah dari taehyung segera berbalik, matanya kemudian menyipit dengan kurva bibir yang naik perlahan lahan, lesung pipit yang dalam lalu menunjukkan diri. sebuah senyuman sapa.
"kemari," namjoon bilang, ia geser diri sedikit ke kiri, menepuk nepuk rerumputan bekas peninggalan pantatnya barusanㅡmelupakan eksistensi rumput yang masih terlihat puluhan meter di sekujur mereka, yang kalaupun ingin, bisa untuk merebahkan diri daripada hanya mendudukan pantat.
taehyung lantas ambil lima langkah mendekat, dengan mantap kemudian mendudukkan diri hingga lututnya mencium lutut kemerahan milik namjoon.
"sedang apa?" taehyung tanyakan.
"melihat bulan." namjoon bilang, singkat.
taehyung hanya bergumam paham, kemudian pelan pelan dalam kesunyian malam, bak sunyinya bulan terang yang balik menatap namjoon, juga sesunyi awan yang tanpa sadar bergerak dan baru saja berhenti menyelimuti posesif bintang di belakangnya, atau pula sesunyi bintang bintang yang kerlipannya hening tak bersuara, atau juga seperti aliran sungai di depan mereka yang terlampau sunyi mengisyaratkan seakan air juga butuh tidur. atau mungkin, yang sunyi itu angin, hingga tak mau mengusik keberadaan air, dibiarkan terlelap. taehyung juga sesunyi itu menatap namjoon dari sudut matanya.
lalu, pelan pelan lagi, jiwa taehyung bergejolak, bak jiwa penggemar yang memuja idolanya. kemudian, berbisik dalam hati dan berterimakasih pada tuhan karena lagi lagi membuatnya percaya bahwasannya ketidaksengajaan tidaklah seburuk itu.
taehyung suka ketidaksengajaan dimana lapakan kakinya menjauh dari apartemen kecilnya menuju toko kecil di perempatan jalan kini terhenti disini, pada padang rerumputan menjulang luas yang dihuni sementara oleh pemuda yang bermarga sama sepertinya.
"manusia itu mengecewakan." namjoon tiba tiba berucap, namun matanya tak menatap satu ongok pemuda di sebelahnya yang sedikit berharap mata itu meliriknya barang sebentar. "tapi bulan tak pernah mengecewakan." katanya lagi, "hanya saja tak selalu ada. itulah kenapa aku percaya waktu itu berharga."
taehyung terdiam, kemudian dengar satu helaan nafas lagi dari belah bibir namjoon.
"sedangkan manusia tak ada habisnya." ia bilang, penuh kecewa, "kenapa yang mengecewakan selalu ada, seperti kekal dan abadi?"
lalu, sembari senyuman menghampiri namjoon setelah kekecewaannya teruap, ia tatap taehyung ke dalam binaran matanya yang kerlipnya tak paham padam, pantulan sinar rembulan terlihat kentara, sampai sampai taehyung kira rembulan dan pasukan bintang itu tempat aslinya bukan di atas sana untuk menerangi dunia fana, tapi pada jernihnya bola mata namjoon yang selalu menyipit halus dan membola atas keantusiasan nyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIKSI. / NAMTAE
Fanfictionkim namjoon tak seharusnya dilahirkan oleh semesta di dunia ini.