Pertandingan basket dimulai di lapangan basket yang berada di indoor. Sudah banyak penonton yang berada disana entah dari tim lawan atau tim SMA Garuda mereka duduk saling berjejer dan meneriakan jagoanya. Sekelompok team Cheerleaders berada disisi lapangan dengan pakaian yang ketat berwarna Biru.
"SEMANGAT ANGKASA BAGASKARA" teriak Bintang di sisi lapangan melebihi teriakan team Cheerleaders membuat Angkasa semakin gencar untuk merebut bola dari lawan.
Bintang duduk disamping Atlan, meski Atlan sudah purna dan tidak lagi menjadi team juga ketua dia tetap datang untuk menonton pertandingan. Atlan yang cukup stylish menjadi pusat perhatian dari banyak penonton, bahkan banyak anak kelas 10 yang terciduk curi curi pandang ke Atlan.
"Brisik, gausah malu maluin njir." kesal Atlan yang sekarang menutup mulut Bintang.
"Lepasin, gue mau semangatin pacar gue. Lo ngga ada hak ngelarang." balas Bintang kemudian dia kembali meneriaki nama Angkasa.
"Astaghfirullah ughtea, suara lo ga ada bagus bagusnya." ucap Atlan sambil mengelus dadanya.
"Diem lo ah, gausah syirik. Cari pacar aja sana." ucap Bintang meledek kakaknya itu tentu saja Atlan tidak diam saja dia menarik leher Bintang dan mencekeknya dengan lengannya membuat Bintang memohon ampun.
"Iya ampun bang, ampun lepasiin." pinta Bintang sambil mencoba menggigit lengan Atlan atau mencakar tangan Atlan.
Bukanya melepaskan Atlan malah tertawa melihat Bintang kesakitan. "Ga bisa nafas gue, ih lepasin." kesal Bintang dan akhirnya Atlan melepaskanya membuat Bintang memegangi lehernya dan mengambil nafas sedalam dalamnya dan mencoba membalas perbuatan Atlan.
Beberapa anak bukanya menonton pertandingan basket malah melihat Atlan dan Bintang yang sedang berkelahi. "Bintang geli." tegur Atlan saat Bintang menyentuh leher Atlan karena itu kelemahan Atlan.
"Bin udah dong." protes Atlan saat Bintang terus terusan menyentuh lehernya dan meletakan tanganya disana sambil tertawa.
"Gitu aja geli." cibir Bintang.
"Sakarepmu."
Bintang kembali fokus ke pertandingan dan kepalanya dia senderkan ke bahu milik Atlan karena sudah lelah. "Ayoo Galaksii." teriak Atlan.
"Suara lo juga ga ada bagus bagusnya." cibir Bintang.
"Bodo amat, yang penting nyemangatin adek tercinta." balas Atlan sambil terkekeh geli.
"Sakarepmu." balas Bintang mengulangi perkataan Atlan kepadanya tadi.
***
Pertandingan usai, team dari SMA Garuda harus menerima kekalahanya untuk kali ini. Galaksi sempat emosi karena menurutnya terdapat kecurangan dalam pertandingan tadi. "Gue bakal menang dilain hari." ucap Angkasa yang sekarang sedang mengelap keringatnya.
"Iya Sa, udah jangan marah marah." balas Bintang menenangkan Angkasa.
"Bangsat." umpat Angkasa membuat Bintang langsung menenangkan Angkasa. "Udah Sa gapapa, pertandingan kan harus ada yang kalah sama menang." balas Bintang.
"Diem, gue ga butuh ceramahan lo." ketus Angkasa yang langsung mengambil sepatunya dan membawanya pergi dari sana meninggalkan Bintang yang cukup kecewa.
"Ya udahlah." ucap Bintang yang kemudian mengehela nafasnya.
"Ayo pulang." ajak Atlan yang sudah berdiri disamping Bintang, Bintang menganggukan kepalanya dan mengikuti Atlan untuk menuju mobil milik Atlan.
Saat mereka sampai didekat mobil milik Atlan, Radhit muncul dari lobby, keluar dengan baju yang sangat rapih dan segalanya cukup rapih terlihat jelas kalau Radhit anak yang disiplin. Cowok itu berjalan menghampiri Atlan dan Bintang.
"Bang Atlan." ucapnya sambil menyalami Atlan, Ataln membalasnya dengan ramah.
"Radhit, apa kabar?" tanya Atlan.
"Baik, bang. Lo gimana bang?"
"Gue baik baik aja."
"Ga bosen bang punya adek kaya dia?" tanya Radhit yang sekarang melirik ke arah Bintang.
"APA?! SONGONG BANGET JADI ANAK!" teriak Bintang dengan kesal.
"Eh gue santai loh bilangnya kok lo ngegas." balas Radhit dengan santai.
"Lo ngomongnya santai tapi muka lo nggak santai! Dasar cowok sombong. Amit amit dah gue milih lo jadi ketos." balas Bintang.
"Gabisa gitu dong, lo harus milih gue!"
"Ogah."
"Satu lagi, nih duit lo. Gue ga butuh." lanjut Bintang menyerahkan uang pemberian Radhit tadi. "Gue ikhlas loh." ucap Radhit.
"BODO AMAT." ketus Bintang kemudian dia langsung masuk ke dalam mobil Atlan dengan menarik pintu mobil cukup kuat hingga menimbulkan suara keras.
"PMS YA LO." teriak Radhit.
"Sorry, adek gue lagi ada masalah jadi ngegas terus." ucap Atlan yang merasa tidak enak ke Radhit.
"Kasih rem aja bang, biar ga ngegas." balas Radhit.
"Duluan bang, gue mau cek indoor." lanjut Radhit kemudian pergi dari sana dengan moodnya yang berubah drastis setelah bertemu Bintang.
"Ngapain si marah marah ke Radhit, dia kan cuma bercanda." ucap Atlan yang sudah duduk dan siap melajukan mobilnya, ditanya seperti itu Bintang malah semakin kesal. "Kok malah belain cowok itu si bang?! Tau ah. Cepet jalan." kesal Bintang.
"Ya udah maaf." ucap Atlan kemudian dia fokus ke jalan raya, Bintang menyenderkan kepalanya ke jendela sambil memandang luar jendela yang cukup ramai.
Atlan melirik ke arah Bintang namun kemudian kembali menatap ke depan ke arah jalan raya. "Bin, mau milkshake ngga?" tanya Atlan.
"Engga ah bang, gue pengen pulang aja."
"Ya udah abang beli buat sendiri aja." balas Atlan sambil menghentikan mobilnya tepat didepan kedai milkshake.
"Mba pesen satu yang coklat." ucap Atlan kemudian dia menunggu beberapa menit hingga akhirnya pesana Atlan siap untuk dibawa pulang. Atlan membayarnya kemudian kembali melajukan mobilnya.
"Kalo ada masalah, jangan dipikir sampai nyakitin diri sendiri. Yang salah bukan lo juga."
"Diem ah bang, gue lagi males dinasehatin." rengek Bintang sambil mengganti posisinya kemudian menutup matanya mencoba untuk tidur.
***
Jangan lupa vomment😙
Maaf kalo banyak typo
Have a nice day🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Retain (Sekuel of Angkasa)
Teen Fiction[DILARANG PLAGIAT] (Sekuel Angkasa) Mungkin mempertahankan suatu hubungan lebih sulit dari pada mendapatkanya, setelah satu tahun berlalu, hubungan Angkasa dan Bintang masih tetap pada status pacaran. Langit kembali ke Indonesia ditemani oleh Bumi...