"oke!" kata rara
dia menarik nafas kemudian merapatkan kedua tangan di depan dadanya
selfi memperhatikan rara dengan penasaran
rara terdiam selama 1 menit, "bagaimana aktingku?"
selfi melongo, "akting apa ? kamu ga ngomong apa-apa"
"aku jadi roro jonggrang di adegan terakhir, saat dia jadi patung" rara menjelaskan
"adegan lain ga ada ?" ~selfi
"adeganku cuma itu" ~rara
"HAH ??" selfi bingung
"aku kan uda bilang, aku memang bermain jadi roro jonggrang. maksudku yaa... jadi patungnya, begitu" ~rara
"jadi selama ini kamu serius berlatih drama, kamuhanya dapat peran di akhir cerita ? dan enggak bicara apa-apa?" ~selfi
"hei ! kamu bilang kan yang penting aku ikut berpartisipasi. nah, aku uda ikut kan ?" ~rara
"kamu mengerjaiku ya" kata selfi sebal"iya emang, hahaha..." kata rara tertawa. "tapi aku uda menepati janjiku kan ?"
"dasar jahiil..." kata selfi berusaha menahan tawa
"uda malam" kata rara sambil melihat jam di dinding kamar
"yaudah sana pulang !" ~selfi
"ok, aku pulang ya. besok kamu uda bisa pulang kan ?" ~rara
selfi mengangguk. "ra..." kata selfi sebelum rara keluar dari pintu. "aktingmu bagus"
sara tertawa pelan "makasih ! sampai jumpa besok !"
**********
seminggu kemudian, rara berjalan mondar-mandir dengan gelisah di depan kantor mamanya.
"rara ! mama senang kamu datang" kata Inul saat melihat rara
rara berjalan memasuki ruangan kerja mamanya. di meja ada fotonya saat berumur 10 tahun
rara duduk di hadapan mamanya. kali ini rara benar-benar merasa canggung
"ada masalah, rara ?" tanya inul
"gini ma... temanku mau ulang tahun dan aku.. aku enggak punya baju buat pergi kesana" ~rara
inul tersenyum mengerti. "kamu mau minta mama buat belikan baju pesta buat kamu ?
rara mengangguk. "aku belum pernah beli baju pesta. tapi kalau mama sibuk, enggak apa-apa. aku bisa...."
"rara!" potong inul. "mama akan dengan senang hati membantumu mendapatkan baju pesta yang cocok untukmu"
"apa aku enggak ganggu pekerjaan mama ?" tanya rara perlahan
"saat ini enggak ada yang lebih penting daripada mencarikan baju pesta untuk putriku" kata inul. "ayo !" katanya sambil mengabil dompet. "kita berburu baju.."
mereka keluar masuk dari 1 toko ke toko lainnya. sampai akhirnya, rara berhenti di sebuah toko dan memandang baju yang ada di etalase. mama rara tertawa pelan. mereka sudah menemukan baju yang tepat.
"ayo kita masuk" katanya pada rara
terlihat cantik sekali saat rara mengenakan baju tersebut, gaun berwarna merah dengan kedua tali tipis di bahunya.
"mama rasa kita sudah menemukan gaun yang cocok" kata inul senang
"ma, warnanya enggak terlalu terang kan ?" tanya rara
inul menggeleng. "tidak, sangat cocok buat kamu"
***********
ketika sampai di rumah, rara langsung mandi dan mengenakan baju yang baru dibelinya. terdengar ketukan di pintu kamarnya.
"ya" kata rara sambil melihat bayangan di cermin.
mama masuk dan memandang putrinya. lalu dia mendudukkan rara di kursi rias. "sekarang, duduk dan tutup matamu. mama akan mendadanimu"
inul mendadani putrinya dengan perasaan senang
"kamu boleh membuka mata sekarang" kataa inul
rara membuka mata dan menatap mukanya di cermin. dia terkejut
"ah, mama hampir saja lupa" katanya. dia memasangkan anting-anting perak di telinga rara. "cantik !"
raramelihat jam dinding di kamarnya. sudah jam setengah delapan
"aku telat !" teriak rara. "pestanya dimulai jam tujuh ! aku harus pergi !"
inul menenangkan anaknya "jangan buru-buru, mama tadi sudah pesankan taksi. sepertinya sudah sampai di depan"
rara berlari mengambil sepatunya dan memakainya. lalu dia mengambil kado yang sudah terbungkus di atas tempat tidurnya. rara menoleh ke mamanya.
"terimakasih ma" katanya canggung. lalu dia bergegas naik taksi. dari atas jendela kamar anaknya, inul memandang putrinya yang berlari ke arah taksi. putriku sudah besar, katanya dalamm hati.
"selamat bersenang-senang, rara.." katanya kemudian
YOU ARE READING
DETIK TERAKHIR
Short StorySELFI - sosok yang tenang dalam menghadapi masalah, dewasa, pintar bermain piano RARA - tomboy, keras kepala, broken home