Garis langit serupa awan sirus tipis dengan semburat warna kuning cerah yang mana berbaur apik dengan cahaya keemasan mentari pagi itu seakan menjadi saksi. Dua pemuda itu―alpha dan omega saling melumat bibir dengan lapar. Bukan karena keduanya tak sarapan. Bukan perut mereka yang kelaparan, namun sisi lain mereka.
Sentuhan lembut antar kulit itu membuat rindu. Belum lama sejak terakhir kali keduanya bercinta, tetapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun.
Dengan agresif, jemari Jungkook menggerayangi punggung Taehyung, membuat pemuda itu melenguh rendah dengan bariton husky-nya. Belum lagi lidahnya yang ganas, mengabsen satu-persatu gigi rapinya hingga membelai langit-langit mulutnya yang seakan mengeras karena rasa tegang. Tubuh Taehyung gemetaran, bukan karena takut, tapi karena segala sentuhan sekecil apapun dari pemuda alpha itu berhasil membuatnya terangsang. Juniornya mengeras, hingga celananya terasa sempit terlebih saat Jungkook dengan sengaja menggesekkan ereksinya pada milik Taehyung.
"Ngggh! mmmph!" Mulutnya hanya mampu mengeluarkan desahan di tengah suara kecap yang cukup keras.
Ia tak berdaya. Ia tak ingin melawan. Rengkuhan pemuda alpha itu sepenuhnya membuatnya pasrah. Omeganya menginginkan Jungkook, lebih dari apapun.
"K-kumohon..." ujar Taehyung rendah pada interval ciumannya yang panas itu. Jungkook memandanginya. Pandangan mata yang sedikit memerah itu menatapnya sungguh-sungguh seolah tak ingin kehilangannya. Rengkuhannya, desah napasnya menunjukkan bahwa Jungkook juga menginginkannya―atau mungkin sekedar sisi alphanya.
"Bagaimana kalau aku tak mau melepaskanmu?" balas Jungkook dengan napas yang sedikit terengah-engah. Kedua pasang netra itu berpandangan satu-sama lain. Keduanya saling menginginkan, saling membutuhkan, hanya saja tak semudah seharusnya.
"Lepaskan, j-jangan..."
"Jangan apa?"
"Kalau kau menyentuhku seperti ini, aku bisa kembali berharap..."
"Apa aku lupa bilang, jangan berhenti berharap padaku, Kim."
Akhir kata-kata Jungkook ditutup dengan ciuman lagi. Kali ini Taehyung membalas. Kedua tangannya bergerak perlahan untuk melingkar pada leher Jungkook. Tubuhnya yang mulai panas mencoba untuk menghapus sedikit jarak dengan tubuh sang alpha hingga keduanya seakan benar-benar menempel. Tak hanya tubuh mereka, juga tubuh bagian bawah mereka yang mulai ereksi dan basah.
Jemari Jungkook beralih pada celana Taehyung, membuka ikat pinggang dengan lihai dan mengusap kejantanan sang omega yang mulai meneteskan pre-cum. Taehyung membeliakkan mata karena rasa terkejut. Tak hanya mulutnya yang diserang habis-habisan, melainkan kejantanan dan pucuk areolanya yang mulai mengeras juga. Taehyung merasa bisa kehilangan akal kapan saja.
"Kook, kita ada di-nggggh! Di-sekolah mmpph!" Taehyung berusaha mengingatkan. Pintu atap bisa terbuka kapan saja. Dan jika ada yang tahu keduanya bercinta di atap sekolah, akan jadi skandal yang cukup serius.
"L-l-lepaskan a-aku mmmmph!"
Jungkook kembali melumat bibirnya. Feromon cokelatnya menguar lebih kuat, lebih kental, hingga Taehyung hampir benar-benar kehilangan kewarasannya. Ini kali pertamanya pemuda itu menguarkan feromon sedahsyat itu.
"Apa kau berjanji tidak akan lari kalau aku berhenti?"
Jungkook mengambil jeda dan memandangnya lurus-lurus. Matanya berkilat sedangkan suaranya alphanya terdengar tegas dan penuh dominasi.
Taehyung tidak menginginkan kejadian buruk apapun. Lantas dirinya mengangguk.
Secara mengejutkan, Jungkook menghentikan aktivitasnya. Sisi omega Taehyung meronta memintanya kembali, tetapi dengan pikiran warasnya yang tersisa ia berusaha menjaga jarak. Taehyung tak lagi punya keberanian menatap mata Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE A [KookV / KookTae]
FanfictionFeromon beraroma cokelat itu begitu memabukkan bagi Taehyung, membawanya keluar dari sisi rasionalitas, terjatuh dalam lembah bernama cinta. Bagaimana mungkin seorang omega kotor sepertinya berani mengharapkan alpha setia yang telah memiliki mate it...