Good Person [JAEYONG]

[One Shot]

Song Fic - Good Person by Super Junior (Fourth Album) - Jaehyung to Taeyong Version

.
.
.
.
.

Apa yang terjadi hari ini?

Kelihatannya kau sedih…

Apa dia menyakiti hatimu?

Oh, ayolah aku tak sanggup melihat wajah murung itu. Kau adalah orang paling berharga bagiku di dunia ini.

Jangan tunjukkan wajah seperti itu!

Kemana senyum manismu yang seperti saat itu?

.
.
.
.

“Ini apa hyung?”

“Buka saja.”

“Haaah, jangan-jangan kecoa mati lagi. Hng…hyung kan sering mengerjaiku…” rajukmu sambil mengerucutkan bibir, masih menatap curiga pada kotak yang baru saja kuberikan padamu.

“Ya! Tak mungkin aku memasukkan kecoa mati ke dalam kotak sebesar itu. Lagipula isinya berat, coba pegang saja!”

Kau tampak berpikir, mengikuti perintahku, sedikit meggoyangkan kotak itu, kemudian tersenyum simpul.

“Hehe, kau benar, sepertinya ini benar-benar hadiah, kubuka ya hyung?”

Tawa bodoh itu… otak pintarmu terkadang lambat juga kalau menyangkut hal seperti ini. Tak bisa kah kau rasakan perasaan yang kusembunyikan selama ini?

“Wooaah… mesin pembuat kopi! Aku sudah lama ingin punya yang seperti ini. Terima kasih, hyung. Aku benar-benar menyukainya…”

Kau melonjak girang begitu tahu isi dari kotak itu. Sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali, kau memelukku.

“Terima kasih, hyung. kau memang orang paling baik sedunia.”

Hanya mendengar kata-kata itu saja dapat membuatku tersenyum.

.
.
.
.

Satu lagi momen yang kuingat saat kita tertawa bersama.

Saat kita…ah, tidakkah kau ingat?

.
.
.
.

"Hyung, cepat!”

“Ada apa, Taeyong-ah? Kenapa tiba-tiba memanggilku, hm?”

“Hyung sini dulu!”

Kau tampak tak sabar menungguku sampai tiba di sampingmu, entah apa yang kau inginkan.

“Sini hyung!” Kau menarik tanganku dan menggenggamnya erat.

Aku mengernyitkan alisku bingung, tak biasanya kau menempel begini dekat padaku.

“Hyung, ada laki-laki aneh yang selalu mengejarku. Namanya Kiming-kiming siapa gitu. Kau pura-pura jadi pacarku, ya? Biar dia menyerah.”

Aku hanya tersenyum kecil kemudian mengangguk. Apa sih yang tak akan kulakukan untukmu? Hanya saja aku jadi berpikir, bukankah aku sama saja? Aku juga laki-laki aneh yang selalu mengejarmu. Kau saja yang tidak menyadarinya.

“Hyung! Itu dia datang! Kita harus akting bermesraan!”

Kau memeluk lenganku lalu menyandarkan kepalamu di bahuku tepat saat seorang laki-laki mendekat ke arah kita. Aku berusaha berakting senatural mungkin, jadi kuulurkan tanganku, mengusap lembut rambutmu.

“Hai, sedang bersama kakakmu, ya?” sapa laki-laki itu, jelas kepadamu.

“Tidak! Kau tidak lihat? Hyung ini pacarku. Iya, kan, Jaehyun-hyungie?”