Seven

759 86 28
                                    

Ini hari kedua Irene mendampingi Wendy mengurus perusahaanya. Dan hari ini gadis itu sangat sibuk sampai-sampai Irene tidak punya waktu hanya untuk sekedar makan siang. Irene dibuat pusing oleh tingkah bosnya yang kejam nan tidak berperasaan.

Wendy memberinya satu tugas dipagi hari, kemudian saat Irene baru setengah jalan menyelesaikannya, lelaki itu dengan galak menyerahkan Irene tugas yang lain. Begitu seterusnya sampai Irene melewatkan jam makan siang dan sekarang waktu sudah menunjukan pukul 3 sore.

Irene terkulai lemas di mejanya dengan kepala yang dia simpan diatas lipatan lengan--beristirahat sejanak.

Lalu Wendy masuk tanpa mengetuk pintu dan tiba-tiba memukul meja sekretarisnya dengan keras--membuat Irene yang hampir tertidur langsung terlonjak kaget.

"Cepet makan, ada kerjaan lagi nunggu kamu. Malah tidur lagi." Katanya tanpa intonasi seperti biasa, kemudian dia langsung kembali ke ruangannya dengan langkah cepat.

Irene rasanya ingin menangis--tapi dia tidak punya waktu untuk itu. Gadis itu segera berlari keluar ruangan untuk menuju cafetaria.

Dalam keadaan begini, Irene memang tidak seharusnya berleha menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna. Dia seharusnya memanfaatkan saat senggang dengan mengisi energi untuk sisa hari yang masih sangat panjang.

.

.

Iya, Irene lembur. Dia baru beres mengerjakan pekerjaannya pada pukul 9 malam. Kantor sudah sangat sepi, hanya ada dirinya juga Wendy. Bosnya itu masih sibuk dengan laptopnya saat Irene memasuki ruangan--berniat pamit.

"Pak, saya pulang dulu."

Wendy melirik ke atas sebentar, kemudian bergumam pelan.

Irene membungkukan badannya lalu membalikan badan tanpa mengatakan apa-apa lagi. Dia sudah tidak sabar merabahkan tubuhnya diatas kasur yang empuk.

Beruntung rumahnya tidak terlalu jauh, hanya membutuhkan kira-kira sepuluh menit naik bus dan sampailah Irene di kondonya yang kecil.

Irene membuka kunci pintu sambil sesekali merenggangkan badannya yang pegal.

"Mau mandi tapi males, ngantuk banget ini.." Gumamnya tanpa energi. Akhirnya Irene memutuskan langsung tidur saja--namun tidak lupa menghapus make up serta menggosok gigi terlebih dahulu.

.

.

Paginya, Irene dikejutkan dengan dering ponselnya yang nyaring. Dia membuka mata dan mendapati jam masih menunjukan pukul enam. Siapa yang menghubungi pagi-pagi begini?

Irene biasa bangun jam 7 karena dia diharapkan sudah berada di kantor pukul 8. Jadi gangguang pagi-pagi seperti ini benar-benar membuat gadis itu kesal.

Saat dia meraih benda canggih itu dan mendapati nama Wendy tertera disana, dengan sekejap kedua matanya terbuka lebar.
"Hallo? Kenapa pak?"

"Cepat mandi dan bawa baju untuk dua hari. Gak usah pake baju formal, saya tunggu setengah jam lagi di kantor." Lalu telepon di matikan.

Irene menatap layar ponselnya tidak percaya. Dia dengan terburu-buru berlari ke kamar mandi, membersihkan diri dengan kecepatan super yang bisa membuat si manusia flash malu. Setelah itu, dia memasukan baju-baju yang diperlukan ke dalam tas--tidak lupa alat make up dan juga charger serta dompet.

Setelah selesai, Irene kembali berlari keluar rumah untuk menunggu bus di halte terdekat. Lama menunggu, Irene mengetuk-ngetuk kakinya tidak sabar--kendaraan itu belum juga tiba.

Bisa-bisa kena hukum aku.. Ditambah pagi-pagi udah olahraga begini, hebat!

Akhirnya beberapa menit kemudian bus tiba dan Irene dengan kepala bertanya-tanya segera masuk kesana. Kenapa aku disuruh pake baju santai? Hari ini libur gitu? Semoga aja..

Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang