#2

1K 45 0
                                    

........

Masa iya? Apa semalam aku kelupaan ketinggalan mengunci rumahku sendiri? Padahal semalam aku benar-benar sudah pastikkan dan mengeceknya lagi bahwa itu sudah tertutup rapat-rapat.

Lalu...SIAPA ITU??

Haii”

Terdengar suara yang sangat asing di telingaku. Rasanya sekilas lincam berliku-liku seperti listrik yang menyambar melewati kepalaku.

“m-maau..ap..a k-kamu?!!” gagapku dengan deraian seketel keringat dingin yang mendecur bercucuran berceceran ke lantai.

Sfx: “Clakk..clakk..”

“Ah, tidak ini aku hanya mengantarkan suratmu yang sudah sampai tertitip oleh orang yang pekerjaannya mengirim ini”

Aku hanya terdiam membisu mematung mengernyitkan kedua alisku memicingkan mataku fokus menatap menanap tangannya.

‘H-haaahh..??’

darah..?!!!’

‘apa yang??!!’

‘jangan-jangan dia..??’

Pria itu hanya terus-menerus memperhatikkan tingkah lakuku seakan-akan tatapan tajam tegasnya yang datar itu membuat membekukkanku seketika.

Aku langsung menghela dan menghembuskan napasku mengatur napasku dengan perlahan-lahan alapnya agar tetap tenang. Tidak usah panik.

Aku langsung menggaruk-garukkan menjambak sedikit usak berhelai rambut belakangku sambil terkikih-kikih pelan dengan kedua mata terpejam dan salah satu alis yang aku ke ataskan dan yang lainnya kukerutkan. Dengan senyuman lebar hangat paksaku.

“He, he, ..he.. Anu ada yang ingin kutanyakkan padamu.”

“...”

Aku langsung terdiam mematung membisu lagi seketika dengan mata membelalak membeliak aku merasakkan insting naluri yang tidak enak lagi dengan pikiran yang membuncah berkaru-karu.

“uhk..apakah tadi aku salah bicara??”

“atau aku sokab dengan orang asing ini yang disebut dengan tetangga baru anehku??”

“mungkin seharusnya aku tidak menanyakkan itu ya??”

Gerunyam pikiranku penuh dipenuhi dengan rasa bimbang antara merasa bersalah penuh pertanyaan atau tidak.

Dia hanya memberikkan sengih berbelau-belau mnatap sinis jengkel seakan-akan tidak menyukaiku. Tetapi tidak memberikkan ekspresi raut muka apa pun. Ini rasanya benar-benar mencekam.

“Darah segar yang ada di tanganku ini adalah aku habis memotong ayam untuk makan. Karena hari ini aku berpindah jadinya aku mengajak teman-temanku untuk berpesta di rumahku.” jelasnya ia memutar kedua bola matanya mengerlingkannya ke atas sisi kanan keduanya.

“o-oh begitu ya ya sudah maaf jika aku mempertanyakkan itu”

“Tidak apa-apa justru aku yang meminta maaf karena aku telah menodai suratmu yang suci itu.” ia berbalik badan dan pergi menapakkan kakinya baru beberapa langkah sampai di tempat kotak suratmu.

Aku langsung menutup pintunya. Tanpa sadar dan tidak mengetahui sama sekali kalau ia berhenti di situ. Aku tidak ingin ambil pusing memikirkan dirinya. Memangnya dianya itu siapa aku? Seberapa pentingnya dia untukku?

Dengan mata membelalak membeliak beringasnya ia sedikit menekurkan kepalanya dengan senyuman seringai lebarnya yang sangat aneh ia menjulurkan lidahnya dan menjilati-jilati dengan penuh bergejolak jari-jemarinya.

Ia bergumam akan diriku.

“Hmm~ hmm~ mangsa yang baru dan juga empuk sepertinya dia enak.”

“Tidak sabar benar-benar aku mencicipinya sedikit saja.”

Aku langsung menyandarkan pintuku dan menggengam erat dengan kedua sisi tanganku siap membuka surat tersebut.

“?!!!”

“S-surat macam ap...a-- i..-nn?!!”

Aku membelalakkan membeliak mataku seketika aku bergidik ngeri mengigil gemetaran hebat tak karuan lagi langsung melepaskan menjatuhkan begitu saja secarik lembaran surat tersebut.

Sfx: “Sraakkk...hyuuusshh”

Surat tersebut berisi kata-kata seperti ini,

“Cepat atau lambat kami akan memilikkimu mencarimu ke mana pun kamu berada kamu tetap akan mengikutimu sampai mati pun. Salam aku teman barumu -S” dan terdapat tanda tangannya lengkap dengan logo berbentuk kulkas juga sepertinya itu bukan kertas biasa ia memakai kertas yang sudah lama jadul.

“S-siapa yang mengirim semua ini?? T-tidak mungkin kan kalau di-dia”

“Ya benar”

Kata pria tersebut yang entah bagaimana bisa masuk begitu saja tanpa di luar nalar manusia dengan berdiri tegak-tegak tegap menyandarkan dirinya di tembok dapur dengan kedua tangan di belakang ia memasang ekspresi raut muka senyuman seringai lebar hangtnya yang aneh ia mengkeataskan kedua alisnya dan terkikih-kikih pelan ia sedikit meliukkan kepalanya memandangiku dengan pandangan aneh yg tidak biasa.

Kata pria tersebut yang entah bagaimana bisa masuk begitu saja tanpa di luar nalar manusia dengan berdiri tegak-tegak tegap menyandarkan dirinya di tembok dapur dengan kedua tangan di belakang ia memasang ekspresi raut muka senyuman seringai lebar...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15/September/2019
©CarlysXxe21

Thank you for voment.

[The Refrigenerator Pyschopath Man] - YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang