Prologue

5 1 0
                                    

Kira-kira, seminggu semenjak ia dan keempat rekannya mendirikan sebuah klub bernama Klub Pecinta Hantu yang awalnya hanya berkedok untuk melarikan diri dari kewajiban sekolah yang berjudul 'Seluruh Siswa wajib mengikuti kegiatan ekstrakulikuler'. Dan awalnya dan seharusnya mereka berlima hanya perlu membuat cerita fiktif tentang hantu yang bahannya mereka cari dari internet. Namun, semuanya berubah saat mereka berlima secara tiba-tiba mendapat sebuah kutukan bernama 'Kemampuan Melihat Mahluk Halus'. Dan karena kutukan itu jugalah, mereka harus terlibat dengan dunia mistis yang berada di sekitar mereka.

***
"Jadi... cintamu ditolak sama Mbak Mita, karena kamu tangannya di bungkus gitu?"
Sesosok mahluk dengan berbalut kain kafan itu mengangguk lemah.

Menghela nafas singkat, lalu menggelengkan kepalanya sejenak, pemuda itu beranjak dari kursi yang dari tadi didudukinya, sembari berkata,"Kalau masalahnya seperti itu, maaf aku tidak bisa membantu."

"Eh... kenapa?"
Suasana kembali hening.
Pemuda itu, mengacak surai hitamnya, sedikit frustasi, lalu berkata,"Elo nyadar diri dikit gimana? Elo pocong udah jelas tuh tangan diiket di dalam, elo mau kainnya gue guntingin gitu? Biar tangan elo bisa keluar?"

"Hm..."
Sosok itu berfikir sejenak lalu berkata,"Ide yang bagus."

"Hah?"
Pemuda itu sukses menepuk jidat dengan tangan kanannya. Klien macam apalagi- ralat, masalah macam apa lagi yang kini menimpanya?

***

Perkenalkan, namaku Ferdi, Ferdi Febrianto. Udah jelas kan? Lahir pasti bulan February mas Bro. Zodiak? Aquarius Men. Umur? 17 tahun. Status? Hahahahahaha, sayangnya masih single, bukannya nggak laku hanya nggak ada yang cocok.

Salah satu hobi yang sampai saat ini masih kutekuni adalah fotografi. Meski, masih belum ada hasil fotoku yang layak masuk dalam majalah sekolah, tapi nggak masalah sih. Namanya juga mencoba dan berusaha, ya kan?

Dan sepertinya karena hobiku ini juga, membuatku terpaksa berurusan dengan mahluk-mahluk dunia astral yang tidak bisa dilihat oleh semua orang. Jika kalian berfikir kalau dari awal aku memang terlahir sebagai anak indihome, eh indigo  atau bahasa umumnya cenayang, kalian salah besar. Dari kecil aku tidak pernah melihat mahluk-mahluk aneh itu. Lalu, kenapa sekarang bisa? Terlalu rumit untuk diceritakan sejujurnya, namun mau bagaimana lagi.

Dan saat ini sosok astral itu berdiri di depanku. Bukan untuk menghntui, mengancam atau memberikan kutukan, melainkan untuk curhat. Astaga.

Seharusnya memang ada baiknya aku abaikan saja keberadaan mereka. Tapi, bagaimana bisa diabaikan kalau mereka terus-terusan menampakkan diri, bahkan sampai mengikuti kemanapun kau pergi. Sepertinya mereka memang memiliki insting yang tajam. Insting berupa, mengetahui manusia yang bisa melihat mereka dengan yang tidak bisa melihat mereka.

"Dek, jadi ini gimana caranya supaya Neng Mita nggak nolak saya terus-terusan? Lelah hati saya ini dek, saya udah bawa sesajen, bahkan sampai ngebawa daleman manusia yang saya curi eh saya malah digampar, kan sedih dek," curhat mahluk astral berwujud pocong itu.

"Yah, salah masnya juga. Harusnya mas bukan ngebawa daleman, tapi cincin emas dengan batu berlian, biasanya perempuan senang dikasih perhiasan," jawabku seadanya.

"Beneran dek? Ya udah. Saya coba. Makasih banyak ya, Dek. Sudah mau meluangkan waktu untuk mahluk seperti saya ini. " jawab sosok itu.

"Udah nggak masalah, selama saya.masih bisa bantu ya, saya bantu. Toh, saya cuma ngebantu seadanya aja kok." ujarku.

"Baiklah, kalau begitu, saya pamit dulu, sekali lagi terima kasih," ucap sosok itu, sebelum menghilang.

Akhirnya dia pergi juga, dengan begini aku bisa istirahat dengan tenang, kan?

***

Pagi harinya,
"Fer, elo ada liat berita di tv pagi ini nggak?" tanya salah satu teman sekelasku saat aku baru saja sampai di kelas.

"Berita? Berita apaan?" tanyaku.

"Itu, ada pocong ketangkep cctv saat mau maling cincin emas," ujar temanku, sukses membuatku melongo. Tunggu, bukankah harusnya hantu nggak bisa terlihat? Eh kayaknya pakai cctv bisa ya? Ah entahlah, bodo amat lah. Bukan urusanku juga, lagian mana mungkin juga pocong bakal di penjara.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ghost ConselourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang