" Sebenarnya yang ku mau hanya bersamamu selamanya."
~Latisya
Halo guys akhirnya aku bisa update hari sabtu lagi.
Enjoy the story
Happy Reading^^
Sekarang Latisya dan Riri sudah berada di sebuah restoran. Demikian pula Kendra dan Lia. Mereka berempat masuk ke dalam dan memilih meja yang cukup untuk mereka. Latisya sempat kesal dengan Riri, karena dia memilih duduk di sebelah Tante Lia dan Latisya terpaksa harus duduk di samping Kendra. Latisya takut dirinya tak bisa mengontrol diri dan membuat wajahnya bersemu merah.
Kedua Mama mereka memesan makanan berat, sedangkan Latisya hanya memesan es krim dan Kendra hanya memesan es kopi latte. Sambil menunggu makanan mereka datang, Tante Lia membuka perbincangan.
"Eh iya Latisya, Mama kamu udah kasih tau belum kalo kamu dapet rangking?" tanya Lia.
"Udah tante." Jawab Latisya malu.
"Emang lo rangking berapa Lat?" tanya Kendra
"2. Kalo lo?" Jawab Latisya singkat.
"Wih keren juga. Gak sia-sia dong belajar lo. Gue-" Kendra memberi respon terhadap pernyataan Latisya, namun pertanyaannya tak dijawab karena Mamanya memotong.
"Dia dapet rangking 16. Gak bisa di bilang rangking itu."
"Ah Mama, yang penting aku masuk 20 besar." Balas Kendra santai
"Rangking bukan segalanya kok." Ucap Riri.
"Nah betul, setuju aku sama tante." Sambung Kendra menyetujui ucapan Mama Latisya.
Latisya hanya menatap ke arah Kendra tak percaya. Ucapannya benar-benar seperti sudah kenal lama.
"Kenapa?" tanya Kendra membalas tatapan aneh Latisya.
"Enggak." Jawab Latisya cepat, kemudian memalingkan wajahnya ke depan. Jantung Latisya berdetak lebih cepat. Benar-benar Latisya tak bisa menahan detak jantungnya jika sedang dekat dengan Kendra, apalagi dia menatap Latisya serius seperti tadi.
Untung saja pesanan mereka sudah datang, jadi Latisya punya pengalihan dari Kendra. Sedangkan Mamanya dan Tante Lia mengobrol tanpa melibatkan mereka, walaupun terdengar oleh mereka namun rasanya enggan untuk menanggapi.
Kendra menyeruput minumannya dengan sedotan dengan sesekali melihat ke arah handphonenya yang menyala karena sedang berkomunikasi dengan teman-temannya. Dia juga sempat melihat ke arah Latisya yang sibuk menyendokkan es krim ke mulutnya. Terasa lucu bagi Kendra melihat Latisya sedang seperti ini.
Karena sudah tak berminat lagi dengan isi percakapannya dengan teman-temannya dia berusaha mengalihkan perhatian Latisya. Latisya yang sedari tadi merasa orang di sampingnya melihat ke arahnya hanya bisa menatap lurus ke arah Mamanya, karena tak mau terlalu percaya diri terhadap Kendra.
Namun, dari tadi perasaannya mulai tak enak karena terasa ada hembusan nafas ke arah daun telinga Latisya walaupun terasa jauh. Perlahan Latisya menengok ke samping kirinya dan mendapati Kendra sedang menghadap ke arahnya. Latisya benci ini, jantung dia selalu seperti ini. Latisya harus menahan agar wajahnya tak merona karena malu.
"Lo kenapa Ken?"
"Serius banget si makannya. Sampe gue gak diajak ngobrol."
"Ya, emang mau apa yang diobrolin? Lagian ya biasanya kan cowok yang duluan ngajak ngobrol." Setelah mengatakan itu, Latisya merasa menyesal karena bukan itu yang ingin dia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apakah Mencintai Itu Salah? [Completed]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Kisah seorang wanita biasa yang merasakan jatuh cinta. Namun tidak ada dari satupun pria yang sadar akan kehadiran dari cinta wanita itu