Sepuluh bulan berjalan dengan sangat cepat. Aku sudah kembali menjalani kehidupan normal ku. Bekerja dari pagi hingga sore hari.. dan kadang hingga larut malam jika dapat waktu lembur.
Begitu pula dengan kedua sahabatku yang baru saja pulang dari liburannya, yang juga merupakan hadiah dari William.
Mengenai William, atasanku. Ternyata aku sudah salah sangka padanya. Sepertinya dia sedang berusaha untuk berubah menjadi atasan yang lebih baik dan lebih mengerti karyawannya.
Dia jadi lebih sering berkeliling untuk 'menengok' dan menyapa para karyawan atau sekedar bersantai sambil berbincang dengan para ob di pantry.
Ya.. Siapa juga yang bisa hidup dengan julukan buruk?
Oh ya..
Selepas kembali ke Indonesia, aku masih bertukar pesan dengan Taehyung. Kadang jika ada waktu, kami akan mengobrol melalui telepon hingga salah satu dari kami tertidur.
Ya.. walau aku menganggapnya sebagai seorang teman-- atau mungkin sahabat? Tapi tetap ada perasaan senang yang menggebu jika aku menerima pesan atau panggilan dari pria itu.
Mungkin karena aku sudah merasa nyaman mengobrol dengannya? Atau mungkin karena aku masih melihatnya sebagai idolaku?
Taehyung pernah bilang jika ia sedang belajar bahasa Indonesia. Dia bilang, dia ingin aku menepati janji untuk mengajaknya menjelajahi kota Bandung. Maka dari itu dia belajar dengan sangat keras.
Saat ku tanya apa dia ikut les atau semacamnya.. katanya ia mengikuti caraku dulu saat belajar bahasa Korea.
Lucunya.
"Keyla, bisa ke ruangan saya sebentar?"
"Oh? Iya, baik pa."
Aku berdiri dan segera berjalan membututi William yang baru saja datang ke meja ku.
Yap. Ini salah satu contoh perubahannya. Dulu, jika ia memanggil aku, farhan, atau dewi yang jarak mejanya tidak terlalu jauh dari ruangannya, selalu lewat telepon.
"Silahkan duduk."
Tanpa menjawab aku mendudukkan diri di kursi yang ia tunjuk.
"Ini, ada kiriman untukmu. Kemarin saya lupa berikan." Tuturnya seraya menyerahkan sebuah box persegi yang ukurannya cukup kecil.
Aku memperhatikan paket itu, "dari-- siapa ya, pak?"
"Saya tidak tau, disitu cuma tertera alamatnya saja. Sepertinya dari Korea." Jelasnya
Korea?
"Oh.. yasudah, terima kasih pak. Saya kembali ke meja dulu."
Dengan cepat aku berjalan menuju ke meja ku. Paket dari Korea? Satu-satunya teman dekatku dari sana hanya Kim Taehyung.
Tapi kalau dia yang memberi paket ini, pasti dia akan mengabariku terlebih dahulu, bukan?
Lagipula seingatku, aku tidak pernah memberitahunya alamat kantorku?
Aku terus mencoba untuk menghubunginya, namun ponselnya masih tidak aktif sejak tadi malam.
Kalau bukan dia.. lalu siapa?
Apa.. member bangtan yang lain?
Jimin?
Hoseok?
Namjoon?
Atau.. SUGA?
Ah.. tidak mungkin. Aku tidak sedekat itu dengan mereka. Lagi pula, Taehyung saja tidak tahu alamat kantor ku, apalagi mereka?
Dengan sigap aku meraih ponsel ku yang baru saja bergetar. Ku lihat dua pesan masuk dari salah satu aplikasi chat-ku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kim Taehyung'Maaf, ponselnya ku matikan semalaman. Hehe..'
'Lobby.'
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku mengerutkan kening. Lobby? Apa maksudnya?
Walau tidak yakin dengan maksud dari pesan singkat itu, tanpa berpikir panjang aku segera berlari menuju lift yang kebetulan baru saja akan menutup.
Entah kenapa kedua kaki ku mengajakku untuk berlari menuju lobby ketika pintu lift baru terbuka setengahnya.
Lututku lemas. Lelah dan terkejut ketika ku dapati seorang pria tinggi dengan masker hijau bertengger dihidungnya.
Pria itu menghadap ke arahku, kedua matanya menyipit. Seperti biasa ketika ia tersenyum dari balik maskernya.
"Kim Taehyung?" Desisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. KIM || KIM TAEHYUNG (Complete)
Fiksi PenggemarSECOND BOOK OF 'MY IDOL'!! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 'Keyla.. aku ingin, kamu jadi bagian penting dari hidupku.' -Kim 'Bagaimana mungkin seorang Kim Taehyung menyukai gadis sepertiku?' -Key From: 14 September 2019 Until: 12 Juli 2020 Higher Rank: ...