Tetesan air hujan masih membasahi jalanan pagi ini. Tidak banyak kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya, karena sekarang masih jam setengah 6 pagi. Dan aku sudah duduk manis di dalam mobil bersama Ayah.
“Kenapa harus berangkat sepagi ini sih yah?” tanyaku
“Ini hari pertamamu sekolah,Ra. Ayah tidak ingin kamu terlambat. Kamu seharusnya senang, sekolah baru, teman baru, dan suasana baru,” kata Ayah dengan antusias
“Yah aku tidak begitu suka hal yang baru,” ucapku ketus
Ayah hanya melirikku dari kaca spionnya. “Ra, sampai kapan kamu begitu? Ayah tahu ini berat bagi kamu. Tapi cobalah untuk mengubah sikapmu itu, dengan begitu kamu akan mendapatkan lebih banyak teman”.
Aku hanya mendengus kesal. Aku harus pindah ke sekolah yang baru di pertengahan semester karena urusan pekerjaan Ayah. Apa yang asik dari sekolah baru? itu hanya merepotkanku saja. Aku harus bertemu dengan orang-orang baru dan harus menyesuaikan diri dengan hal itu. Aggggh! Ini sungguh menyebalkan.
“Nah kita sudah sampai!” ucap Ayah
Karena terlalu sibuk dengan pikiranku, aku tidak menyadari bahwa kami sudah sampai di sekolah baruku. Terlihat papan sekolah yang menyambut kedatangannku “SMA Jewerly”.
“Ayah sudah selesaikan segala urusan kepindahan kamu. Kamu tinggal pergi ke ruang Kepala Sekolah aja untuk cari tahu soal kelas kamu. Semoga kamu betah yah sekolah di sini. Dan ingat! Jangan pernah berbuat ulah,” nasehat ayah
“Iya yah. Aku paham kok,” kataku sambil menyalim tangan Ayah.
Ayah pun meninggalkanku di gerbang sekolah. Kutatap kembali papan sekolah, dan mulai melangkahkan kakiku.Aku kesusahan saat mencari ruang kepala sekolah karena sekolah ini memang luas., dan tersadar bahwa aku sudah tersesat. Aku mencoba untuk tidak panik, belum banyak siswa yang datang karena ini baru jam 6 pagi. Ku coba untuk berjalan sambil menoleh kiri kanan, sampai sebuah tangan menepuk bahuku.
“Hai! Kamu siswa baru yah?” sebuah suara yang lembut menyapaku
Aku berbalik dan mendapati seorang gadis berambut cokelat panjang. Ia tersenyum padaku, sebuah senyum yang menenangkan layaknya seorang malaikat. Hal itu membuatku terpaku.
“Loh? Kamu kenapa?” tanyanya heran
Aku berusaha untuk mengendalikan diriku. “Ah! Aku tidak apa-apa kok”
“Kamu yakin?” tanyanya
“Umm .... sebenarnya aku lagi nyari ruang kepala sekolah,” ujarku malu-malu
“Oh ruang kepala sekolah. Mau aku antarin ke sana?” tawarnya
“Mau!” jawabku girang seperti anak kecil
Gadis itu lalu menarik tanganku dan menuntunku menuju ke ruang kepala sekolah. Akhirnya kami tiba di sebuah ruangan dengan pintu bertanda “Ruang Kepala Sekolah”.
“Ini ruangannya,” kata gadis itu
“Terima kasih yah!” ucapku
“Iya sama-sama. Oh iya, perkenalkan namaku Ran,” kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya
“Oh iya. Namaku Tiara,” kataku sambil membalas uluran tangannya.
“Aku akan kembali ke kelas. Sampai jumpa lagi Tiara!”ucap Ran sambil berlalu meninggalkanku.
Tok! Tok! Tok!
“Silahkan masuk!” jawab sebuah suara dari dalam ruangan.
Kubuka pintu ruangan itu dan mendapati seorang wanita berumur sekitar 40-an. Ia tersenyum padaku dan mengisyaratkan untuk duduk.
“Jadi apa urusanmu gadis muda?” tanyannya
“Begini bu. Saya murid baru di sini, nama saya Tiara” ucapku sesopan mungkin
“Ah iya! Ayah kamu sudah mengurus surat kepindahannya. Kalau begitu selamat belajar di sekolah kami dan saya harap kamu betah di sini!” sambutnya dengan senyuman penuh kasih seorang ibu.
“Baik. Sekarang kamu bisa menuju ke kelas. Kamu ditempatkan di kelas XI MIPA 1,” lanjutnya.
“Terima kasih bu. Saya pamit ke kelas dulu yah!” ucapku sambil menyalim tangannya.
“Selamat belajar!” ucapnya dengan senyuman.
Aku segera menyusuri koridor sekolah untuk mencari kelasku.
Brak!
Sesuatu atau mungkin seseorang telah menabrakku. Kami berdua terjatuh, aku sedikit kesakitan. Dan kulihat di depanku ada seorang siswa, wajahnya imut tapi pakaian dan rambutnya yang berantakan memberikan kesan Bad Boy
“Astaga! Maaf yah, aku tidak sengaja. Aku lagi buru-buru,” ucap siswa itu. Ia lalu berlari meninggalkanku yang masih terduduk di lantai.
Aku mendengus kesal dan mencoba bangkit. Kulanjutkan perjalananku menuju ke kelas. Kelas “XI MIPA 1” itulah yang terpasang di papan ruangan itu. Aku lalu mengetuk pintu dan masuk.
Saat aku masuk, semua pandangan menuju ke arahku. Aku mencoba untuk tetap tenang.
“Ah! Ini dia yang kita tunggu-tunggu” ucap wanita yang kuperkirakan berumur sekitar 20-an tahun. Ia lalu menarik tanganku
“Baiklah anak-anak, hari ini kita kedatang siswa baru. Silahkan perkenalkan dirimu!” ucap wanita itu dengan antusias
“Perkenalkan namaku Tiara Marisa. Aku pindahan dari kota Mitra. Salam kenal!” ucapku tegas
“Salam kenal Tiara. Aku adalah Ibu Jody, wali kelas dan guru bahasa inggrismu. Kalau begitu kamu bisa duduk di samping Marko” ujarnya sambil menunjuk sebuah kursi kosong di samping seorang siswa laki-laki.
Aku segera menuju ke tempat dudukku, entah hanya perasaanku saja atau apa, tapi sepertinya semua murid cewek menatapku dengan kesal.
“Hai! Kenalin aku Tiara. Namamu Marko yah?” ucapku memperkenalkan diri
“Ya. Salam kenal Tiara!” jawabnya dengan senyum simpul
Setelah kuperhatikan, Marko memiliki wajah yang tampan dengan rambut hitam dan bola mata biru. Selain itu sifatnya dingin. Kurasa dia idola para siswi di sekolah ini.
Hola pembaca! Ceritanya bakal diupdate semingu sekali. Jangan lupa kasih Vote dan Coment yah >~<
Biodata Tiara
Nama : Tiara Marisa
Umur : 16 tahun
Tanggal lahir : 29 Januari 2003
Zodiac : Aquarius
Warna rambut: Pirang
KAMU SEDANG MEMBACA
12 Zodiac Hunter
FantasyNamaku Tiara. Aku adalah seorang gadis remaja pada umumnya. Bersekolah, belanja di mall, jatuh cinta pada seorang pria, dan hal lainnya Tapi semuanya berubah saat aku pindah ke Kota Celestia Setelah diselamatkan dari serangan wraith, aku mengetahui...