CHAPTER DUA CERITA DERARTHA.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT. LANJUT??*****
Dera. Kini cewek itu duduk sambil menatap sekeliling. Dari raut wajahnya, cewek itu sedang marah. Lebih lepatnya marah kepada Artha! Cowok itu begitu tolol. Hingga saking tololnya, ia bahkan melaporkan hal kecil yang dilanggar oleh Dera. Hidup cewek itu yang awalnya tenang menjadi terganggu. Sudah seminggu, Artha masih saja suka menjahilinya. Ralat, bukan menjahili tapi menjatuhkannya agar nama baik Dera tercoret.
Sepertinya Artha belum tahu rasanya dikerjain. Sebuah ide terlintas diotak kecil Dera. Ide ini akan membuat Artha merasakan artinya dikerjai. Rasakan Artha! Didalam otak Dera, sudah tersusun rencana.
*****
Kelas XI Ipa 1 kali ini mengadakan penelitian di laboratorium. Artha sejak tadi membuka buku cetak. Ia sama sekaki tak mengerti apa yang akan dikerjakan nanti. Untung saja ia sekelelompok dengan Gema. Gema ini pintar dan pintarnya itu nggak ketulung. Jadi, Artha bersikeras bekerja kelompok dengannya.
Artha yang dapat disebut murid rajin, ia yang pertama kali membuka pintu lab dan duduk rapi dengan tatapan sok polos.
Artha kemudian menyiapkan semua barang barang dan akhirnya laboratorium tersebut siap digunakan."ARTHAA" teriak Pak Herdi ketika melihat Artha yang sudah duduk manis dikursi.
Sedetik kemudian, Artha berdiri dihadapan Pak Herdi. "Kenapa, Pak? Artha yang baik ini siap membantu" lanjutnya dengan senang hati.
"Kenapa kamu mengotori lantai dengan sepatumu itu?" tanya Pak Herdi sambil bertolak pinggang. Tatapannya meminta penjelasan dari Artha.
"Ehh anu pak..itu saya lupa bawa sepatu eh salah lepas sepatu" jawab Artha kocak. Tangannya menggaruk kepala yang tak gatal.
"Sesudah belajar, kamu bersihkan laboratorium ini. Sampai bersih!" perintah Pak Herdi dan mendapat protes dari Artha.
"Aduh bapak. Cuma kotor dikit masa dihukum pak?"
"Mau Bapak tambah?"
Artha menggeleng cepat. "Gak Pak. Bersihin laboratorium aja"
katanya dengan senyum kecut."Jangan lupa lepas sepatu sebelum masuk ke laboratorium" ucap Pak Herdi lalu pergi entah kemana.
*****
"Der, anak Ipa 1 tuh dilab" ucap Filka saat ingin melewati laboratorium. Dera yang sadar langsung berjalan mendekati pintu dan mengintip siswa siswi yang belajar.
"Ngapain lo ngintip? Gak jelas banget lagi" ucap Filka lalu menarik lengan sabahatnya itu.
"Ish. Gue ada misi yang sangat penting. Lo duluan aja" kata Dera tanpa menatap Filka. Tatapannya tertuju pada seseorang yang ia akan kerjai pagi ini. Artha!
"Oke. Gue duluan dulu. Jangan buat masalah lagi. Ntar masuk BK baru tau rasa lo" peringat Filka sebelum pergi meninggalkan Dera. Semoga saja anak itu tidak berbuat macam macam.
"Eh eh, Wilna," panggil Dera. "Sepatu Artha mana ya? Bisa tunjukin?" lanjut Dera sangat antusias. Wilna yang sama sekali tidak mengerti pikiran Dera, langsung saja menunjukkan sepatu sang anak rajin.
Dera tersenyum lalu menenteng sepatu milik Artha."Mau gue sembunyiin dimana ya?" guman Dera sambil tersenyum senyum sendiri. "Di laboratorium lantai tiga aja ya? Bagus tuh!" lanjutnya lalu berlari menuju tangga lantai tiga.
Usai meletakkan sepatu Artha dirak sepatu laboratorium, ia menepuk nepuk tangannya sambil tersenyum. "Rasain. Makan tuh sepatu lo hilang!"
Dan Dera pergi tanpa beban apapun. Ia lalu menuju kantin. Ingin mengisi perut yang kosong. Sepertinya hari ini ia terlalu hanyak menguras tenaganya demi membalas perlakuan Artha.
*****
"Eh si Dera kemana? Udah mau jam kelima lagi! Tuh anak kemana sih?! Nyusahin mulu" keluh Filka ketika sadar bahwa Dera tak kunjung datang sejak kejadian laboratorium. Anak itu kemana? Filka jadi pusing sendiri.
Filka hendak berdiri namun bersamaan dengan bu Jeny yang memasuki kelas dengan tatapan menyeramkan. Filka jadi salah tingkah.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat semua siswa menatap sang anak yang polos hendak memasuki kelas.
"Dari mana, Dera?" tanya Bu Jeny dan mendapat nyenyiran dari Dera. Dera menghembuskan nafasnya lalu menjawab.
"Dari toilet, bu"
"Yang benar dari toilet? Kamu kayak bohong"
"Saya benar da--" jawaban Dera terputus oleh seseorang yang berdiri di ambang pintu dengan penuh tatapan kesal.
"DERAAA!! SEPATU GUE MANA?!!?!" teriak Artha diambang pintu.
Semua siswa terpelonjak kaget. Beraninya Artha berteriak sedangkan bu Jeny sedang berada didalam kelas.
Bu Jeny menatap Artha marah. "Ikut ibu sekarang dan Dera! Ikut ibu ke ruang BK. SEKARANG!!" bentak Bu Jeny lalu keluar dari kelas.Dera hanya bisa pasrah mengikuti ibu Jeny yang berjalan menuju ruang BK. Artha hanya diam tan berkutik. Biasa! Dia anak yang akan berpura pura sok lugu agar Dera yang akan dimarahi. Tapi...yang salah siapa? Dera kan? Yang pantas dihukum memang Dera bukannya Artha.
*****
Haii! Apa kabar kalian semua? Baik gak?:v. Semoga baik dan bisa lanjut baca cerita ini. Jangan lupa divote dan beri saran. Author jadi sedih kalau banyak silent readers. Jadi, vote ya!:D
NEXT??
With love, Karin
KAMU SEDANG MEMBACA
DERARTHA (Slow Update)
Teen FictionRINGKASAN Ini kisah tentang Adera Priskilia. Cewek cantik yang suka melanggar aturan. Prinsip Dera yaitu 'peraturan dibuat untuk dilanggar'. Itulah prinsip Dera. Namun, kehidupannya berubah 180° karena kehadiran cowok bernama Arthanio Nanta. Cowok...