Ananda Putra Gumilang

4 0 0
                                    

III. Ananda Putra Gumilang

SMA Negeri 3 Yogyakarta, tahun 2005

"Ayo baris semuanya yang rapi sesuai kelas yang udah dibagi di papan pengumuman!" seorang guru menggunakan toak mencoba mengatur barisan anak MOS yang baru mulai sekolah hari ini "Kelengkapannya dipakai dengan benar, topi, dasi dipakai jangan dipegang aja nak, itu bukan tangan pacar kamu yang maunya dipegang terus."

"Huuuuu.... " kata-kata guru itu dijawab dengan kompak, belakang kami tahu kalau dia adalah guru kesenian paling nyentrik disekolah kami, Eko DJ a.k.a Eko Djatiwaluyo.

Semua beratur dengan rapi, hari ini adalah hari pertama kami masuk SMA,maka diadakan upacara pengibaran bendera sekaligus upacara penerimaan siswa baru di lapangan sekolah kami. Aku yang datang sedikit terlambat, berbaris paling belakang, disebelahku tampak seorang anak laki-laki yang berdiri sambil tertidur,iya benar, tidur. Padahal matahari terik begini, bisa-bisanya dia tidur. Aku hanya menggelengkan kepalaku.

Sedang serius aku mengikuti upacara, tiba-tiba muncul kakak kelas disebelahku menepuk pipi anak laki-laki yang tidur sambil berdiri itu.

"Wah gila! Anak baru, baru juga sehari sekolah tapi udah tidur pas upacara penerimaan!"

Yang ditepuk pipinya kaget, "maaf kak, ngantuk semalem abis begadang nonton bola"

"Wah, berani jawab ini bocah, siapa nama lu?!"

"Anan kak"

"Abis upacara nanti temui kakak di sana" sambil menunjuk basecamp OSIS.

"Siap kak!" anak laki-laki itu menegakkan tubuhnya. Kakak-kakak OSIS itu berlalu.

"Lu ngapa nggak bangunin gua sih?!" dia melotot ke arahku.

"Apa urusan gua lu tidur atau melek waktu upacara?"

"Ya kan lu sebelah gua, harusnya kalo ada kakak kelas ngedeket lu bangunin gua!"

"Dari mana aturannya??"

"Ah, dasar lu cewek, liat aja kalo lu kesusahan gua nggak akan nolong!"

Aku diam saja memalingkan muka sambil mendengus dengan malas. Kenal juga nggak, apa urusanku!

Tiba2 Anan menyondongkan badannya ke arah dadaku. "Apaan sih?!!" Aku marah.

"Nggak usah ge-er, gua mau liat nametag lu doang biar gua tau siapa nama lu, jadi nama lu Adinda S., S-nya apaan? Sewot?"
Aku diam saja. "Siti? Sumanti? Sumarni? Sumiyem? Sultan? Sapri?" Anan menyebutkan nama-nama berawalan S secara asal sambil menggerakkan kepalanya kanan kiri seperti orang sedang pemanasan"

"Ssssttttt.. berisik banget sih! Salsabila!" kata Aura, temanku sejak SMP, yang posisinya didepan Anan.

"Oh, Salsabila. Jadi, Adinda Salsabila. Oke gua bakal inget mulai sekarang. Tapi lu tahu nggak, nama kita kaya pasangan loh, nama gua Ananda Putra Gumilang, see? Lu Adinda, gua Ananda. Jangan-jangan kita jodoh! "

"Ish! Siapa yang mau berjodoh sama bocah kaya lu, aneh!" Aku tak tahan juga diam saja, bocah satu ini nyerocos tak berhenti dari tadi.

"Woy Anan, lu berisik amat dari tadi gua perhatiin. Tadi tidur, sekarang berisik gangguin temen, upacara yang bener! Abis ini bonus lu dikali dua ya, tunggu aja!" Tiba-tiba kakak kelas yang menghampiri Anan tadi kembali lagi menghampirinya karena dia berisik.

"Siap kak, saya salah kak!" Anan menegakkan badannya lagi.

Aku senyum sendiri dan mengumpat dalam hati "mampus lu Anan!"

Anan-Dinda, first love should be endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang