3. Thrilling the Public

2.1K 307 45
                                    

Perfectionist
Actor
&
Me

"A-apa maksudmu?" Seulgi menatap Jimin dengan mata terbelalak.

"Kenapa? Kau tidak mau?" tanyanya.

"Bukankah kita akan terkena skandal juga bila berkencan di depan publik?"

"Jika kita berkencan, skandal tentang aku dan Chaeyoung berkencan akan terpatahkan," jelas Jimin.

Seulgi tidak menyangka Jimin senekat ini. Seulgi terus diam karena sejujurnya dia juga bingung harus mengatakan apa. Dia tidak ingin menjadi pihak wanita yang nantinya akan dirugikan.

"Kau mau tidak?"

"Aku tidak tahu. Tapi jika kita berpura-pura berkencan di depan publik, aku akan terkena skandal juga bersamamu. Bukankah kau tidak suka dengan apa yang namanya skandal?" balas Seulgi bijak.

"Berpura-pura berkencan? Siapa yang bilang ingin berpura-pura?"

Seulgi kaget dengan kalimat yang dilontarkan oleh Jimin. Sebenarnya, apa maksud Jimin?

"Ma-maksudmu?" Seulgi merasa ucapan Jimin kali ini semakin melantur. Entah apa yang dipikirkan pria itu saat ini.

"Aku ingin kita berkencan asli. Bukan berpura-pura," ujarnya.

Nafas Seulgi tercekat. Dia menahan nafasnya sambil menatap Jimin tak percaya. Pria yang terlihat membencinya mengajaknya untuk berkencan?

"Bisa kau ulangi?" tanya Seulgi masih tak percaya. Mungkin saja pendengarannya kali ini salah.

"Aku ingin kita berkencan," ucapnya tegas.

"Jangan melantur, Jim." Seulgi menghela nafasnya.

"Aku tidak melantur. Aku serius." Jimin menatapnya tepat di matanya mencoba meyakinkan Seulgi dengan ucapannya.

"Ta-tapi ki-kita baru kenal. Tidak mungkin secepat ini, kan?" ujar Seulgi terbata-bata. Pikiran Seulgi jadi melayang kemana-mana. Dia baru kenal dengan Jimin tidak sampai dua bulan lebih, dan pria itu sudah mengajaknya berkencan saja.

"Aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat. Apa itu salah?" tanya Jimin membuat Seulgi terdiam.

"Tidak salah sih, hanya saja---,"

"Hanya saja apa?" Jimin memotong ucapan Seulgi.

"Tidak-tidak jadi," sanggah Seulgi cepat.

"Kau mau atau tidak?"

Seulgi terdiam untuk beberapa waktu. Keheningan terjadi di antara mereka sebelum Jimin membuka suaranya.

"Kalau tidak, mulai sekarang jangan pernah menyapaku atau sok baik kepadaku." Jimin sudah bersiap pergi dan beranjak dari tempat duduknya dirasa gadis di depannya ini menolak ajakannya untuk berkencan.

Jimin itu sudah dewasa. Tapi, kenapa ucapannya justru terdengar seperti anak kecil? Mana ada pria yang hanya karena ditolak hubungan pertemanan mereka menjadi buruk. Jika memang pria itu benar-benar cinta, beberapa kali ditolakpun dia masih tetap mengejar dan mencoba untuk meluluhkan hati wanita tersebut.

"Kau bukan anak kecil lagi, Jim," sanggah Seulgi cepat menahan Jimin yang bersiap pergi.

"Jika kau menahanku pergi hanya untuk mengatakan hal itu, lebih baik tak usah," balasnya sarkas.

"Tunggu! Aku tidak bilang bahwa aku menolakmu."

"Maksudmu?" Sebelah alis Jimin terangkat menatap Seulgi.

PERFECT ACT & ME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang