Phobia - 02

14 1 0
                                    

 Apakah kamu, orang yang tuhan berikan padaku untuk menjadi pelindungku?

.
.
.
.
.

   HARI ini, tepat satu minggu Kim menjadi siswi SMA. Hari harinya menyenangkan tanpa masalah, meski kemarin lusa penyakitnya sempat kambuh. Beruntung, Lami bersedia membantunya dengan memberikan foto dan daftar nama anak yang terkenal badboy di SMA Wisnu Jaya. Supaya Kim bisa lebih berhati hati.

Hari Senin, upacara. Namun, hari ini Lami tidak masuk sekolah, sakit demam. Nanti saat pulang, Kim akan menjenguknya. Kim bersiap menuju lapangan, sendirian. Orang tua Kim menghimbaunya untuk tidak menjalin hubungan dekat dengan orang orang disekitarnya. Bukan apa apa, takut saja jika mereka tahu penyakit Kim dan malah menjauhinya.

"Kamu!" Kim sontak terkejut, ia menatap lelaki dengan topi OSIS dikepalanya.

Kim menunjuk dirinya sendiri, lelaki itu mengangguk, "Iya kamu, kamu kelas mana? Kok belum baris?" Tanyanya.

"Kelas X MIPA 1, kak." Tanpa mengucapkan kalimat lagi, lelaki itu membimbing Kim ke barisan kelasnya. Kim mengucapkan terimakasih, matanya melirik name tag kakak kelasnya itu.

Jevian Hyunanda.

Kim tersenyum, kak Jevian. Dia baik dan juga tampan.

"Hai!" Kim menoleh, seorang lelaki dengan kacamata bening melambaikan tangannya padanya.

Kim tersenyum kikuk, "Eh, hai?"

"Aku Najevan Mindrathama." Tangan lelaki itu terulur, hendak berjabat tangan dengan Kim.

Kim terkejut karena secara tiba tiba lelaki itu mengajaknya berkenalan,"Em, aku Kim Dewi Maheswari." Kata Kim canggung, ia tidak membalas uluran tangan lelaki itu.

"Kenapa gak bales uluran tangan aku?" Tanyanya polos.

"Eh, nggak apa apa." Kim tersenyum kikuk, lagi.

Najevan kembali menarik tangannya, "Kamu aku perhatiin sendirian aja? Temen kamu kemana?" Tanyanya.

"Oh, Lami? Dia lagi sakit. Kenapa? Ada yang perlu disampaiin ke Lami?" Kim menanya balik.

Najevan menggeleng cepat, "Nggak kok! Aku gak ada perlu apa apa sama temen kamu." Katanya menolak cepat.

"Hei kalian jangan berisik, upacara mau dimulai!" Tegur Jevian. Mendapat teguran itu, Najevan bersama Kim langsung terdiam.

Ih, si kakak ganggu aja. Batin Najevan

Upacara berjalan lancar, semua murid benar benar khidmat dan khusyuk.  Mungkin, murid SMA Wisnu Jaya sedang mendapat hidayah.

Namun, kekhusyukan upacara kali ini, harus berkahir ketika saat pengibar sedang mengibarkan bendera dan para peserta upacara sedang hormat bendera, juga para team obade yang sedang menyanyi. Secara tiba tiba, suara motor mengacaukan semuanya.

Semua menghentikan aktivitasnya, fokusnya tertuju pada cowok yang baru saja turun dari motor ninja berwarna merah. Begitu si cowok melepas helm full face-nya, teriakan histeris mulai terdengar dari para siswi. Alay memang, tapi memang begitu kenyataannya.

"Astaga, kamu lagi hah?!" Sosok guru lelaki menghampiri cowok itu, Bapak Chandra Yutomo. Guru BK yang terkenal galak di SMA Wisnu Jaya.

Cowok itu adalah Jeno, melihat itu Kim langsung mengalihkan pandangannya. Memori itu kembali datang, ia menggeleng. Gak! Aku gak boleh kambuh, aku kuat! Batinnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang