Moon Taeil

100 20 0
                                    

Aku masih memikirkan ada apa dengan Mark. Dia mendadak pergi dari gedung anak anak NCT dengan wajah panik seakan telah terjadi sesuatu.

Ini membuatku semakin bertanya tanya pada diriku sendiri. Aku sahabatnya, aku berhak tau apa yang menjadi beban untuknya. Dan bodohnya aku, aku takut bertanya pada Mark tentang apa yang terjadi sore itu.

"Arghhh.." aku meremas bantal yang sedari tadi ku peluk.
Malam ini hujan turun lagi, masih bersama ribuan tanda tanya yang mengelilingi otakku aku melewatkan malam yang penuh dengan rasa penasaran.

Keesokan harinya, aku terbangun dengan rambut dan wajah yang tidak karuan berantakan. Aku meraih gelas yang ada disamping tempat tidurku, menuangkannya dengan air putih lalu meneguknya.

"Ahh segarnya"

Tiba tiba ponselku berdering, ada sebuah pesan masuk. Aku segera menghampiri dimana ponselku ku simpan. Ternyata pesan dari Mark. Mark memang rutin mengirimkanku pesan meskipun aku jarang membalas. Ya, kalaupun aku membalas nantinya dia juga hanya akan membacanya lalu ditimpal lagi dengan pesan pesan lain yang menunjukan keadaan terbarunya. Kami juga sesekali mengobrol lewat telepon meskipun akhirnya harus terputus karena jam terbang Mark sangat padat.

"Hai, selamat pagi. Pasti lo baru bangun ya? Gue harap lo selalu bersemangat. Selamat sarapan, habisin makanan lo ya!"
-Lee Mark.

Aku hanya membaca pesan Mark tanpa membalasnya. Toh nantinya dia akan menimpanya dengan pesan pesan lainnya.

Hari ini adalah hari penerimaan mahasiswa baru di kampus baruku. Jadi aku harus bergegas supaya nantinya tidak berdesakan dengan mahasiswa lainnya yang ingin mengambil kartu studinya.
Selesai mandi, aku menyisir rambutku dengan rapi.

Memakai hoodie warna putih dan rok pendek warna pink. Aku memilih parfum yang cocok dengan cuaca hari ini yang cukup cerah.
Setelah memoleskan sedikit lipstik warna peach segar aku langsung meraih ranselku dan bergegas menuju halte bus didepan Apartemen ku.

Salah satu hal yang paling ku benci didunia adalah, menunggu. Menunggu apapun itu. Seperti halnya aku sedang menunggu bus datang.
Aku duduk termenung melihat orang orang yang sibuk berjalan terburu buru dipagi hari.

Hingga akhirnya sesuatu mencuri pandanganku. Yaa, seseorang yang tampak familiar bagiku berdiri diseberang jalan menunggu lampu hijau pejalan kaki menyala.

 Yaa, seseorang yang tampak familiar bagiku berdiri diseberang jalan menunggu lampu hijau pejalan kaki menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dialah Moon Taeil.

Berpakaian rapi layaknya seorang mahasiswa teladan dengan ransel hitam dibalik punggungnya. Dan sesuatu yang identik dengannya, digenggamannya selalu ada buku karya Kareen Lim.

Entah kenapa aku selalu tersenyum jika melihat Taeil. Oiya aku lupa, atau Taeil oppa. Jelas dia jauh lebih tua dariku.

Tak lama kemudian dugaanku pun benar, dia menuju ke halte ini. Tapi pertanyaannya, dia mau kemana? Bahkan dia bisa dengan santainya berjalan seperti itu tanpa menutup wajahnya sama sekali. Sangat berbeda dengan Mark, yang selalu sibuk menyamar.

CLOSER | end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang