With You - 29

604 27 2
                                    

Hari ini tepatnya pukul 08:05 pagi, Getha menginjakan kakinya ditanah Ibukota tercinta. Saat ini Getha sedang duduk seorang diri dipinggiran kolam rumahnya sambil sesekali menatap pantulan dirinya didalam air. Ia tidak menyangka akhirnya akan kembali lagi ke rumah tempat ia berkembang dulu.

Di saat Getha sedang sibuk dengan pikirannya sendiri entah datangnya dari mana tiba-tiba saja seseorang melempar sebuah botol kaca ke dalam kolam tepat dihadapan Getha.

Getha terkejut? Tentu saja! Suasana rumah juga saat ini sedang sepi, Fero sedang ada kesibukan dikantor sedangkan Rosa saat ini sedang menjemput teman dekatnya dibandara.

"Botol?" Getha mengambil botol kaca yang mengapung diatas air. Getha mengamati botol transparan ditangannya, memperhatikan dengan cermat dan penuh perhitungan.

Dengan gerakan perlahan, Getha membuka tutup botol. Mengambil selembar gulungan kertas putih yang bersemayam didalam botol tersebut.

Perasaan Getha mulai was-was.

"Apa apaan sih? Nggak jelas banget."

Dikertas tersebut tertulis banyak hal, salah satunya menjelaskan siapa keluarga kandung Getha Nathalia.

Getha berusaha untuk tenang saat membuka lipatan kertas hitam yang tersempil didalam botol. Isi dari lipatan kertas itu hanya beberapa foto-foto berukuran kecil dan juga beberapa catatan dari si pengirim.

"Gue harus cari bukti yang lebih akurat," Getha menggenggam kuat lipatan kertas tersebut sembari menarik kedua kakinya dari kolam.

"Hn, gue harus menyelesaikan semua ini sendiri. Iya, harus bener-bener sendiri tanpa melibatkan siapapun." Getha membawa botol kaca dan beberapa bukti tertulis tadi masuk ke dalam kamar untuk ia simpan dan juga selidiki lebih lanjut lagi.

***

Keesokan harinya.

"Getha ayo sarapan sayang." Rosa mengetuk pelan pintu kamar puteri bungsunya. "Ada Arga sama Dimas juga loh dibawah, Bunda tunggu dibawah ya, jangan lama-lama." Ucapnya.

"Iya, Bunda." Balas Getha lantang.

Tidak lama setelah Rosa melenggang pergi, Getha melangkah keluar kamar.

"Akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga." komentar Dimas saat Getha bergabung dimeja makan.

"Maaf udah buat kalian nunggu lama," Getha menunduk, dadanya sesak ketika mengingat jika dirinya bukanlah bagian dari keluarga Clinton.

"Getha lo nggak papa, kan?" Arga bertanya khawatir. "Kalo nggak enak badan lo jangan masuk sekolah, biar nanti gue yang izinin ke walikelas lo."

"Gege sakit sayang?" Rosa menempelkan telapak tangannya ke wajah sang puteri tercinta.

Fero yang sedang membaca koran pun mengalihkan fokusnya pada Getha. "Nggak usah maksain kalo kamu sakit, istirahat dirumah nanti biar Bunda yang nemenin kamu."

"Nggak kok, Getha nggak sakit." Gadis itu mengambil satu centong nasi goreng ke dalam piring miliknya.

"Gege yakin?" Tanya Rosa khawatir.

"Iya Bunda. Kalian semua kenapa sih? kok lihatin Getha terus daritadi?" Getha menatap semua manusia yang ada dimeja makan dengan canggung.

"GR banget lo! siapa juga yang lihatin lo, gue cuma lagi salfok aja sama jerawat dimuka lo!" kilah Dimas lalu kembali melanjutkan sarapannya.

Getha menatap Dimas dengan flat, yang ditatap justru terlihat bodoamat dan lahap menyantap sarapannya.

"Muka lo tetep cantik dan imut kok walaupun ada jerawatnya. Percaya deh sama gue." Pujian itu terlontar dari Arga yang saat ini sedang tersenyum menatap ke arah Getha.

WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang