Story of my life

33 2 8
                                    




Ini hanya kisah tentang seorang gadis yang menyukainya dalam diam. Tentang sebuah cinta yang sudah dipegang teguh bahkan untuknya yang masih berumur 14 tahun kala itu.

Hingga saat ini ketika umurnya hampir 19 tahun.

Bodoh?

Jika kau orang awam yang mendengar kisahnya, pasti satu kata itu akan meluncur begitu saja tanpa diperintah.

Tapi menurut sudut pandangnya, ini yang disebut setia. Ketika kau mencintai seseorang dengan tulus tanpa mengharapkan balasan bahwa ia akan mencintaimu juga.




Senin, 8 Juli 2013

Hari pertama sekolah. Ini adalah hari yang di nanti-nanti untuk anak seusiaku. Hari yang akan berganti dengan seragam putih biru tanpa adanya warna merah lagi. Tapi tidak denganku. Aku bahkan serasa ingin melangkah mundur kembali dan balik kerumah dengan segera.


Huhh~

Menatap para murid-murid yang berlarian masuk itu sama sekali tidak membuatku tertarik dan mulai membalikkan badan, berjalan keluar gerbang sekolah dengan langkah lemas.




Kriingg!!!

Kringg!!!!



"WOY! MINGGIR LO!!! REM GUE BLONG ANJIR!!!!"



Sungguh, kala itu aku terkejut setengah mati saat anak laki-laki dengan sepedah biru tua nya melesat cepat ke arahku. Tanpa bisa menghindar karena memang saat itu terlalu cepat.



Brukk!

Akh'...


Lutut serta siku ku berdarah. Aku yang memang saat itu hanya anak usia 13 tahunan, seketika menangis. Berbeda dengan anak laki-laki yang sama terluka namun tidak begitu parah disebelahku. Rantai sepedahnya putus, tapi dengan cepat dia berdiri dan meletakkan sepedah itu sisi pohon mangga samping kami.

Tangisku benar-benar pecah. Untuk saat ini luka ku masih terasa perih karena tanah kering itu. Tapi sebuah punggung kembali membuatku tersentak.


Dia...

Memunggungiku seraya tangannya yang bergerak seolah ingin aku segera menaikinya. Tangisku mereda diganti oleh rasa bingung. Saat itu aku memang tidak terlalu paham akan gerakan tangannya yang menepuk-nepuk punggungnya sendiri.

"Lama banget woy, lo nggak malu apa diliatin murid-murid lain?"

Suara cempreng nya kali ini benar-benar membuatku sadar dan menatap sekeliling. Banyak murid yang melihat kami berdua. Bahkan sebagian dari mereka malah tertawa. Mungkin menurut mereka hal yang terjadi pagi ini adalah sebuah lelucon.

Dengan terpaksa, atau mungkin, sangat terpaksa. Kedua tanganku melingkar pada lehernya. Dan tubuhku yang mulai melayang saat anak laki-laki itu berdiri lalu dengan cepat berlari masuk kedalam bangunan sekolah.

의미에   대하여 -Tentang Arti 해 찬 이Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang