"Mah, di RT sebelah ada janda anak satu, lho. Kasian deh"
"Terus??" kata istriku sambil tetap mengulek sambal terasi, matanya melirik tajam kearahku
"Emm..ya ga apa-apa si. Kehidupannya itu lho, kok kelihatan susah banget, coba ada yang membantu mencarikan nafkah, pasti hidupnya lebih baik" ujarku
"Oya?"
"Iya. Kalau Papah sih belum sanggup. Tapi misalnya ada dukungan dari keluarga ya ga apa-apa, niatnya membantu sesama" kataku hati-hati
"Jadi niatnya ingin membantu janda yang kesusahan?" tanya istriku
(Girang, istri mulai paham) "Ya kalo bisa sih, kan pahalanya gede tuh. Tapi engga ah, takut ga bisa adil nanti" kataku sambil senyum-senyum
"Emang umurnya berapa Pah?"
"Gak tau persis, tapi kira-kira tiga puluhan kayanya"
... diam sejenak
"Papah serius?"
"Apanya..." jawabku was-was
"Kalau memang Papah mau nolong orang Mamah ikhlas kok, tapi niatnya yang bener lho..."
(Yess...Alhamdulillah. Akhirnya strateginya kena!) "Maksud Mamah?" tanyaku pura-pura bego
"Ya kalau Papah mau menolong orang yang lagi kesusahan itu bagus, harus total. Lagian nanti Mamah dapat pahala gede, Insya Allah surga"
(Horee......Yes, yes, yes) "Lho...jadi Mamah mendukung kalau Papah ngambil janda itu? Jangan Mah, ga usah buru-buru gitu ah" kataku
"Ga apa-apa, niat baik harus disegerakan. Nanti keburu berubah niatnya"
"Ya udah kalau Mamah maksa, aku nurut aja" kataku dengan dada turun naik, hampir nangis karena terharu
"Nanti Mamah yang melamarkan. sebentar lagi orangnya kesini kok"
"Ha? Maksudnya gimana...emang Mamah sudah kenal orangnya, kok dia bisa kesini?" tanyaku terheran-heran
"Itu lho Pah...si mbah penjual pecel langganan kita. Dia kan janda juga, masih lumayan muda dan gesit, paling enam puluhan"
aku melongo
"Tadikan kan Papah bilang niatnya mau membantu sesama. Ingat yang penting niatnya, bukan orangnya. Kasian tiap hari jalan kaki keliling komplek lho. Kakinya punya kelainan, nanti Papah belikan motor sekalian. Anaknya cuma tujuh tapi udah besar semua. Paling nanti Papah tinggal ngurus cucunya aja, ada lima orang"
OMG...serasa tertimpa pohon cabe
Tiba-tiba bel pintu berbunyi,
ting tong...'Assalamualaikum'
"Nah itu Mbah Yem sudah datang. Papah duduk manis aja disini, biar Mamah yang bereskan semua" kata istriku tersenyum manis
"Err..anu, ga usah Mah ga jadi. Papah baru ingat ada kerjaan tambahan dikantor" kataku salah tingkah
"Lho gimana sih Pah, beneran ga jadi?" istriku tersenyum tapi melotot
"iya ga jadi"
"Ya sudah...."
-----