Banyak orang mengatakan waktu adalah obat terbaik dari segala rasa sakit hati dan kecewa dalam diri manusia. Waktu yang mendatangkan semua moment dan ia pula yang membawanya pergi, menjadikannya kenangan. Seperti itulah kira-kira yang sering didengungkan.
Semestinya semua pergi bersama dengan waktu yang berlalu. Ya, semestinya. Hanya jika kamu merelakan untuk kenangan itu pergi. Jika tidak? selamat, hatimu selamanya akan tinggal dalam lumpur kenangan.
Off mengerti tentang konsep ini, pun pernah berusaha untuk melakukannya. Namun, ia tak bisa. Ada banyak hal yang tak terselesaikan dimasa lalunya. Tentang kenangan bahagia yang membuat hatinya berbunga, komitmen yang dikhianati, dan marah karena merasa dirinya adalah pecundang.
Lalu, waktu datang padanya seolah memberikan kesempatan kedua untuk menyelesaikan semua hal dimasa lalunya.
Itu terjadi tepat tiga bulan yang lalu saat Gun sedang mengikuti pameran busana di Paris. Sehingga, ia memiliki tugas tambahan untuk mengantar Chimon ke sekolah. Sebenarnya ini adalah hal yang biasa untuk Off. Sebelum ia menjadi seorang pemimpin perusahaan seperti sekarang, ia yang bertugas untuk mengantarkan Gun ke butiknya dan Chimon ke sekolah.
"Hei Buddy! kita sudah sampai" Off memarkirkan mobilnya di depan gerbang sekolah Chimon dan melirik pada anaknya yang masih cemberut. "masih ngambek?" tanyanya.
Chimon membuang tatapan dari daddynya "tidak perlu bertanya" ucapnya ketus. Oh tentu saja, siapa yang tidak kesal jika sudah tiga hari berturut-turut diberikan makan mi instan? Salahkan saja Off yang tidak bisa masak, sehingga saat Gun pergi untuk mengurus peragaan busananya di Paris, Chimon harus makan makanan tidak sehat itu.
Off menghela nafas dan merasa bersalah saat ia melihat Chimon "maafkan daddy ya, nanti siang aku akan menjemputmu dan kita makan di Siam, bagaimana?" bujuknya dengan kedua mata yang memohon.
"Hm! aku tidak mudah disogok, daddy" Chimon melipat kedua tangannya di depan dada. "hu aku benar-benar merindukan papa, aku tidak mau tinggal lebih lama dengan daddy, aku akan melaporkan pada papa kalau daddy tidak merawatku dengan baik."
"kau mengancamku?" kedua mata sipit Off membulat.
"hanya mengatakan kebenaran" jawab Chimon enteng.
Wajah Off mulai gusar. Ia masih bisa mengingat betapa besarnya kemarahan Gun saat tahu ia memberikan Chimon mi instan selama dua hari berturut-turut karena Gun harus pergi ke luar kota saat itu. Tentu saja, Off tak ingin bencana yang sama terulang untuk kedua kalinya, ia masih ingin hidup dengan telinga yang sehat dan permainan ranjang yang nikmat dari Gun.
Berdebat dengan anaknya sama beratnya dengan menghadapi suami mungilnya, jadi Off memilih mengakhiri perdebatan pagi itu dengan mengalah "baiklah! aku kalah, sekarang katakan apa keinginanmu?"
Senyum kemenangan menghiasi wajah Chimon "mudah, aku hanya ingin makan Sushi di Siam bersama daddy, lalu belikan aku Playstation 4 Pro dan drone Quadcopter terbaru. Mereka baru saja merilisnya dua minggu yang lalu!" jawab Chimon antusias.
Seketika wajah Off memucat "sebenarnya kau anakku atau perampok?"
"Cih, Daddy tak bisa membelikannya? bukankah uangmu banyak?"
"ya, tapi buk--" Off belum selesai dengan perkataannya, saat ia melihat Chimon dengan cepat mengambil ponselnya dari saku celana. "apa yang kau lakukan?" tanya Off curiga.
Chimon mengedikkan bahunya tak acuh "hanya melaporkan kalau daddy memberikanku makan mi instan selama tiga hari ini". Kedua ibu jarinya bergerak dengan lancar di atas layar sentuh itu "ah, mana ya kontak papa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[DIVORCE]
Romansa"Aku masih mencintaimu, namun hatiku tidak bisa merasakan kehangatan lagi darimu, apakah yang terjadi pada kita?" - Gun Atthaphan "Cinta itu pernah ada, tapi entah kemana sekarang dia pergi. jadi lebih baik kita berpisah daripada harus saling menyak...