9

419 24 3
                                    

"GUYS!! ADA BERITA HOT!”

Seluruh murid kelas XI Musik menjadi hening dan menatap Shinta sang ketua perkumpulan geng lambe turah disekolah.

“STIVE SAMA KEVIN LAGI BERANTEM DI LAPANGAN BASKET!”

Alice yang mendengar hal itu langsung bangkit dari duduknya dan berlari menuju lapangan basket. Tempat itu sudah dipenuhi dengan kerumunan murid-murid yang kepo dengan pertarungan antar dua cowok famous di sekolahnya. Tak peduli dengan keadaan sekitar, Alice menerobos kerumunan itu sampai Kevin dan Stive tepat berada di depannya.
Kedua cowok dengan keadaan berantakan itu spontan melihat ke arah Alice yang berada di samping mereka. Alice bungkam, tak bisa berkata-kata lagi setelah melihat penampilan Kevin dan Stive. Memar di sana-sini, darah dan keringat menjadi satu.

“a-ahk” Kevin memegangi bagian perutnya.

“vin lo gkpp?” Alice berjongkok sambil memeriksa keadaan Kevin. Tak lama setelah itu, Stive berteriak. Cowok bule itu memegangi kepalannya seolah merasakan sakit yang amat sangat.

“aaakhhh Alice kepala gue sakit banget”

“ayo ke UKS” ucap Alice sambil berusaha memopong badan Stive.

“A-alice” kini giliran Kevin yang berakting kesakitan di bagian bahu.

Kedua cowok itu saling berakting kesakitan hanya untuk mendapat perhatian dari Alice. Benar-benar kekanakkan.

Alice yang menyadari kepura-puraan itu pun terdiam menatap dua cowok di depannya. Ia menghela napas panjang lalu pergi meninggalkan lapangan basket. Kevin dan Stive ingin mengejar Alice namun di tahan oleh guru BK yang  siap untuk menyeret mereka ke ruang kepala sekolah.

-30 menit yang lalu-

Stive dan Kevin kini saling berhadapan di tengah lapangan basket. Tak seperti murid lainnya yang sedang belajar di kelas masing-masing, sehingga suasana di sekitar mereka terlihat sepi.

“mana kacung-kacung lo? Tumben sendiri” kini Kevin mulai angkat bicara.

“kenapa lo tanya? Mau jadi kacung gw juga?”

Kevin terkekeh beberapa saat, ia mendekat berjalan ke arah Stive. Kini kedua tangannya telah berada di kerah baju Stive dan mencengkramnya kuat.

“gw udh peringatin lo buat jangan ganggu nyokap gw” suara Kevin bergetar. Amarah seolah sudah tak bisa lagi ia tahan.

“aah... itu..” Stive menganggukkan kepalanya dan mengusap bahu Kevin. Ia mendekat ke telinga Kevin. “makanya lo juga jangan ganggu hidup gw dong bro, nanti gw marah gimana?”

“bangsat!”

Satu tinjuan keras mendarat di sudut bibir Stive, darah segar mengucur begitu mulusnya. Stive mengusap noda darah itu, mata tajamnya fokus melihat ke arah Kevin. Mereka berdua sama-sama dikuasai emosi.

“gw gk akan maafin siapapun yang berani ganggu nyokap gw!”

Terdengar suara tawa dari Stive. Tawa yang sangat mengejek di telinga Kevin.

“perempuan gila itu bentar lagi juga pasti mati, bangsat”

Kevin menatap lurus ke depan, kata-kata Stive benar-benar melukai hatinya. Kedua matanya berair dan merah. Amarahnya sudah meluap tak bisa di jinakkan lagi.

Akhirnya serangan beruntun dilayangkan Kevin pada Stive, namun Stive juga tak mau kalah. Mereka terus menyakiti satu sama lain. Sampai salah seorang siswi melihat kejadian itu dan berteriak sehingga menimbulkan banyak perhatian dari orang sekitar.

Tak lama setelah murid-murid mengelilingi Stive dan Kevin, tiba-tiba Alice datang. Cewek culun itu berhasil menjinakkan kedua siswa yang tengah di kuasai emosi tersebut. Mereka berdua saling berebut agar mendapatkan perhatian dari Alice. Hanya Alice yang dapat mengendalikan kedua cowok remaja itu. Ya, hanya Alice.

Shttt... I'm a NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang