"Halo? Namjoon-ssi?" Jennie meremas dress selutut yang ia kenakan, merasa gugup untuk menelepon Namjoon kembali.
Sudah empat hari berlalu sejak Namjoon datang ke Rumah Sakit untuk bertemu dengannya. Dan Jennie sesungguhnya tidak tahu, apakah tawaran Namjoon masih berlaku untuk Jennie.
"Selamat pagi, dengan Kim Namjoon, your professional doctor. Ada yang bisa saya bantu, miss?" suara berkharisma itu menyahut dengan penuh tata krama.
"Ini aku.. Jennie Kim.." ucap Jennie pelan.
"Oh hai! Bagaimana kabarmu, Jennie-ssi?" dan nada bicara itu seketika berubah menjadi lebih rileks. Syukurlah Namjoon segera mencairkan suasana canggung yang Jennie rasakan.
"Aku baik.. Boleh.. aku meminta waktu dan bertemu denganmu? Ada yang ingin aku bicarakan." tanya Jennie.
"Sure! Jadwal ku baru kosong nanti sore, Jennie-ssi. Bagaimana jika kita bertemu sore ini di kafe?"
"Okay. Kirimkan saja alamatnya padaku. Aku akan kesana. Terima kasih banyak atas waktumu Namjoon-ssi."
"Tidak, jangan bilang begitu. Aku yang seharusnya berterima kasih karna kau ingin bertemu denganku."
"Baiklah. Kalau begitu, sampai bertemu nanti sore." ucap Jennie lalu mengakhiri panggilan.
🥀
Sore itu, setelah pekerjaannya di Rumah Sakit selesai, Jennie pun pergi ke kafe yang sudah dijanjikan oleh Namjoon. Hanya perlu naik bus dan melewati dua halte, cafe besar dan cukup terkenal di Seoul itu pun sudah terlihat.
"Hai!" ucap Jennie tersenyum lebar lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Namjoon.
Laki-laki itu ternyata sudah duduk disana, di salah satu sudut kafe. Ada laptop yang terbuka di hadapannya.
"Sudah lama menunggu? Maaf. Sesi konsultasi ku baru berakhir.." ucap Jennie tidak enak.
"Tidak, Jennie-ssi. Aku juga belum lama sampai. Dan maaf, aku membawa laptopku. Pekerjaanku ternyata belum selesai." Namjoon tersenyum, menutup sedikit laptopnya.
"Mau minum apa?" tanyanya seraya bangkit, berniat untuk memesan minuman.
"Frappuccino." ucap Jennie tersenyum.
"Tunggu sebentar." Namjoon pun meninggalkan Jennie untuk memesan minuman.
Jennie mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja seraya menunggu Namjoon kembali. Ia menarik napas beberapa kali untuk menenangkan diri. Sesungguhnya ia malu untuk menceritakan permasalahan yang baru saja menimpa Jaewon. Tapi menurut Lisa, tidak ada cara yang lebih instant selain menerima tawaran Namjoon.
50 Juta Won bukanlah jumlah yang sedikit untuk dikeluarkan, dan Jennie tidak punya tabungan sebanyak itu, begitupun Lisa.
Namjoon tak lama kembali bersama dengan seorang pelayan yang membawa pesanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMENTED ➳ TN
Fiksi Penggemar❝dan kau adalah cahaya yang dikirim semesta untuk kelamku yang tak berujung❞ -Kim Taehyung. ❝dan aku yakin Tuhan mempertemukan kita dengan tujuan, entah untuk menjadikanmu lebih baik, atau sebaliknya❞ -Kim Jennie. ⚠ Contain Mature Content ⚠ Explici...