Monster Part 5

159 19 0
                                    


***
Suara lolongan angin yang berhembus memberi kesan hening yang tak ada habisnya, dan meski musim telah berganti, tetap saja tidak ada kata 'hangat' di dalam badan kemiliteran Cyprus saat ini. Terlebih jika sang Monster telah berada di tangan mereka, sampai waktu eksekusi tiba, para prajurit pemberani disana belum bisa tenang sepenuhnya.

Suara Burung Hantu di luar sana, terasa sedikit mencekam, sementara sang rembulan tampak sangat indah dengan bentuk sabitnya. Seperti sebuah mata yang tengah mengintip, mata yang mengawasi kegiatan seorang Jendral muda yang sedang berkutat dengan berkas laporan yang harus segera di selesaikannya.

Hyunjin menutup buku laporannya dan menyandarkan punggungnya rileks ke sandaran kursi. Kini sorot mata tajamnya tertuju pada kotak musik merah maroon yang tepat berada di depannya. Ia pun membuka kotak itu dan segera alunan melodi lembut mengurai keheningan kamar tersebut.

Suara kotak musiknya memang tak terlalu keras, mengingat usia benda itu yang sudah bertahun-tahun di tinggalkan. Entah apa yang tengah di pikirkannya, sorot mata Hyunjin tampak menerawang tak lepas mengunci kotak itu dari pandangannya.
Namun malam akan semakin larut jika ia tidak segera menuntaskan tugasnya. Pria bertubuh tegap itu pun bangkit berdiri, mengambil jacket seragamnya yang di gantung di lemari dan memakainya, tak lupa ia menutup kotak musik itu kembali lalu keluar dari kamar membawa laporan.

Suasana diluar asrama Militer tergolong cukup sunyi. Para penghuninya lebih memilih untuk beristirahat atau menghabiskan waktu di kamar masing-masing daripada berkeliaran di luar. Selain tak di perbolehkan, tak menutup kemungkinan mereka di serang hewan buas.

Beberapa prajurit yang bertugas di kantor memberi hormat begitu sang Jendral muda masuk. Ia melenggang menuju Ruang Kerja atasannya untuk menyerahkan laporan kerja selama sepekan. Tanpa ingin berbasa-basi pria tampan itu segera keluar dari Ruang Kerja Chan setelah memberikan laporannya.

Suara langkah kakinya membuat keheningan di sepanjang lorong semakin terasa. Tapi saat sampai di bagian depan kantor, dan dirinya baru menyadari jika prajurit yang berjaga di depan tak seperti tadi siang.

"Kemana yang lain?" tanyanya pada prajurit muda yang berdiri tegap di depan pintu. Prajurit bernama Han itu pun memberi hormat sejenak.

"Mereka sedang melaksanakan tugas dari anda Pak" jawabnya lugas. Hyunjin mengangkat satu alisnya.

"Tugas dari ku?" tanyanya bingung.

"Benar Pak"

"Saya tidak memerintahkan apapun. Mereka mengatakan apa?"

"Eh, tadi mereka bilang anda memberi perintah untuk mengantarkan makanan pada makhluk itu" Han jadi ikut bingung, tak urung ada rasa takut mengetahui jika teman-teman jaganya berbohong.

Raut wajah Hyunjin berubah dingin, memikirkan hal apa yang di lakukan ketiga prajurit di dalam sel sampai harus berbohong dengan mencatut namanya. Dan tanpa mengatakan apapun pria tampan itu melangkah lebar-lebar ke arah sel yang berada di belakang kantor.

Dua prajurit bersenjata lengkap yang berjaga di depan memberi hormat lalu membuka pintu besar yang berat itu. Sedikitnya membuat beberapa tahanan yang melihatnya bertanya-tanya, apa sekiranya yang membuat sang Jendral datang malam-malam.

"Anak-anak itu akan memperkosanya!" teriak seorang tahanan, sukses menghentikan langkah Hyunjin.

Terdengar suara orang terkekeh kemudian. Kini mata tajam Hyunjin tertuju pada seorang pria berwajah sangar yang pada sel bernomor 15. Ia ingat jika pria berbadan besar itu adalah pelaku pembantaian.

"Anak berambut merah yang kalian bawa kemari, siapa yang tidak ingin menikmati tubuhnya?" pria berkumis itu mulai berlagak. Wajah Hyunjin mengeras.

MONSTER (HYUNJEONG/ HYUNJIN JEONGIN /FANTASI) ##Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang