Thank's for your time

1.1K 78 23
                                    

Hai, semuanya aku hadir lagi bawa cerita MarkHyuck. Ini sebenernya cerita YoonHun Oneshoot yang aku ubah jadi versi Markhyuck. Semoga kalian suka ya.

Jangan lupa vomment!

Enjoyy~

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

     ‘Aku tahu waktuku tak lama lagi… tapi izinkan aku berada disisinya’

‘Sebelum semuanya terlambat……’

     

   Mark masih tertidur dipangkuan pria manis yang sangat dia sayangi itu, pria manis itu sedang menyanyikan sebuah lagu untuk mengiringinya kealam mimpi. Memang ini kebiasaan Mark, meminta Haechan untuk menyanyikan sebuah lagu sebelum dia terlelap.
Meskipun suaranya tak sebagus penyanyi Celine Dion , mampu Mark akui dia selalu terlelap dan menikmati suara kekasihnya itu.

Haechan tak pernah merasa bosan akan itu, karena dia tahu jika ini akan menjadi yang terakhir sebelum dia pergi. Tak ada tetesan air mata, namun bisa dipastikan kini rasa sesak telah menyelubungi dadanya. Menahan air mata, apa kalian sanggup?

Mark terpejam, “Aku mohon, jangan menangis..” ucapnya lalu larut tertidur. Haechan terus melantunkan lagu, sambil sesekali menyeka airmatanya.

Mencoba tidak menangis, namun apa daya airmatanya malah semakin deras. Dan mampu membentuk sungai kecil dipipinya itu.

===

‘Kau memang berjodoh denganku…’

  Siang itu, Haechan tengah mengerjai seorang suster dirumah sakit milik ayahnya. Umurnya sekitar delapan tahun, begitulah kebiasaannya. Mengerjai suster disana, dia mencoreti bangku dengan crayon agar pada saat si suster duduk crayon itu akan membekas dipakaiannya. Ini bukan sekali, dua kali dia mengerjai suster – suster di rumah sakit ini. Namun, entah kenapa suster itu selalu saja terkena jebakan.

Namun sayang, jebakannya kali ini sangat melenceng jauh dari rencana. Seorang anak yang sebaya dengan dia sepertinya seorang pasien duduk dibangku itu. Haechan mengerjap kaget, “Ya! Jangan duduk disana!”.

Terlambat sudah, anak itu sudah menduduki bangku itu.
Anak itu ikut terkaget, dia lantas berdiri dan memandangi celananya yang kini sudah terkena noda.

Haechan menghampiri anak itu, dia memberikan crayon kepadanya. Anak itu tak mengerti, Haechan pun menjelaskan. “Kau ingin membantuku? Aku sedang mengerjai suster itu” tunjuk Haechan pada suster yang tengah berjalan.

Lelaki berkulit seputih susu itu mengangguk mengerti, dia mulai melukis abstrak dikursi itu namun tiba – tiba Haechan duduk disana.

Haechan terkekeh pelan, “Impas bukan?” Anak lelaki itu pun tersenyum, “Namaku, Moon Haechan. Kau tidak marah kan? Maaf ya” ucap Haehan sambil mengulurkan tangan, anak itu membalas jabatan tangan Haechan,

“Namaku Mark Lee, dari awal aku tidak marah” ucapnya polos.

Tiba – tiba mereka saling melempar pandang kearah celana mereka yang kotor, mereka berdua tertawa “Kau lucu sekali!”

CHU~

Entah karena alasan apa, Mark tiba – tiba mencium bibir tipis nan kecil milik Haechan dengan begitu polosnya. Haechan hanya mampu terdiam, dia terbelalak kaget.

Mark hanya tersenyum, dan berkata “Berjanjilah, ketika kau dewasa nanti kau akan menikah denganku!” ucapnya masih dengan kepolosan. Haechan hanya mengangguk namun masih dengan ekspresi kaget.

===

Haechan membawa Mark dalam pelukannya, dia memeluk Mark erat. Ditatapnya wajah pucat kekasihnya itu, tidak ada raut penyesalan hanya ada raut kedamaian.

Garis lurus dan bunyi berndenying itu terus terngiang di telinga Haechan.
Haechan semakin memeluk erat kekasihnya itu, dan setitik cairan keluar dari pelupuk matanya.

Mungkin dia senang berada disurga sekarang. Haechan mencium pelan keningnya, cukup lama. Dan, dia berbisik sambil terisak, “Pergi..Pergilah.. Aku sudah merelakanmu…”

Ya, kini dia sudah tiada.
Dia, Mark Lee telah pergi menuju keabadian surga.

.
.
.
.
.
  

  Jasad Mark masih dia tidurkan dipangkuannya.
Perlahan Haechan membuka surat yang pernah Mark berikan kepadanya. Apa kalian tahu? Surat itu Mark buat saat dia berusia delapan tahun pada saat awal perkenalannya itu, awalnya dia ingin sekali segera memberikannya pada Haechan. Namun, dia menunggu waktu yang tepat dan sekarang adalah waktunya.

Air mata Haechan semakin deras keluar, dia tak mampu untuk membuka surat itu. Dengan kuat hati, dia pun membuka surat itu.

Tangisnya kembali pecah, “Untuk semua orang yang aku sayangi, walaupun aku harus pergi aku berharap kalian semua bahagia”

Haechan semakin mengeratkan pelukannya pada jasad Mark yang semakin memucat. Dan Haechan pun menciumi lengan lemah lelaki dihadapannya itu. “Mark... Mark Lee..”

===

Keesokan harinya~

Haechan mengenakan jas pengantin bewarna putih gading, sepadan dengan pantopel pemberian kekasihnya itu. Yoona tampak cantik dengan jas putih gading khas pengantin simple itu.

Mengapa harus simple ?

Karena kekasihnya Mark menyukai hal itu. Simple.
Dia merekahkan senyum saat tiba disebuah gereja, ayah dan ibu Mark menghampirinya.

“Ini abu Mark, kuharap kau menjaganya dengan baik Channie" ujar Ibu Mark mengelus pelan puncak kepala calon menantunya itu.

Ayah Mark hanya melempar senyum kearah Haechan “Kau nampak cantik tak salah Mark memiliki kekasih sepertimu”
Haechan hanya membungkukan badannya, dan berlalu pergi menuju gereja.

Dia sampai disana, dia masih memeluk erat abu Mark di dadanya. Haechan tersenyum manis akhirnya keinginan mereka terwujud. Mereka menikah.

Tiba tiba badan Haechan terasa menghangat, seseorang melingkarkan lengannya dipinggang kecil Haechan. Haechan tahu dia siapa, sosok itu menyenderkan kepalanya dibahu Haechan. Haechan hanya memegang erat lengan lelaki itu.
Lelaki itu memiringkan kepalanya sehingga Haechan dapat melihat jelas siapa lelaki itu, Mark.

“Terimakasih karena sudah mewujudkan impian kita, Haechan. Aku mencintaimu!”

Haechan  hanya tersenyum manis, “Aku tidak menyesal..” ujar Haechan.

“Tidak peduli sebanyak apapun aku dilahirkan kembali, tidak peduli sebanyak apapun kita bertemu lagi, aku akan selalu jatuh cinta padamu Mark Lee"

Meskipun Haechan tahu bahwa itu hanya bayangannya saja dia tetap merasakanbahwa Mark memang berada bersamanya.

Ya, walaupun hanya sebuah illusi.

"Terimakasih banyak haechan, kau sudah mau menemani ku, menjaga ku,dan merawatku disisi mu. Mengambil semua waktu berhargamu hanya untuk diriku. Kau satu satunya wanita yang mau berteman denganku meskipun, penyakit ini menggerogotiku. Semoga di kehidupan baru akan kembali bersama nantinya. Aku mencintaimu, baby pudu ku. Moon Haechan." - Mark Lee.

"Sampai kapanpun cinta ini akan abadi. Meski kita di alam yang berbeda saat ini, tapi percayalah kita akan tetap bersama di kehidupan baru nantinya. Aku juga berjanji tidak akan membiarkan siapapun orang mengukir namanya di hatiku. Aku pasti akan menolaknya dengan sangat. Karena, di hatiku sudah terukir nama mu. Pangeranku, Mark Lee" - Moon Haechan.

*Thank's for your time*

Cut!

.
.
.
.
..
..
.
.
.
..
.
.
.

Vomment juseyo!!! Jangan lupa baca juga yang FF Black Pearl juga ya

Gimana, lanjut or delete?

Salam,

Intuisi, KimHani22

Intuisi |Markhyuck Oneshoot vers|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang