thanks very much bagi yang berkenan melanjutkan mampir ke bagian 3 ini...
pada ulasan bagian sebelumnya, disitu penulis urai bagaimana dampak mental konten porno tekstual mempengaruhi obsesi pada bentuk tubuh...
OK. Lanjut bagian selanjutnya yaa...
konsumsi konten porno tekstual pada wanita berujung pada perilaku hubungan seksual berganti-ganti pasangan.
(Ini nih yang paling ngeri, dan nyata dampaknya...)
jadi begini...
Rasa saling menyayangi satu sama lain merupakan hal yang wajar. Ketika jatuh cinta, hormon dopamin dan oksitoksin dilepaskan sehingga muncul perasaan yang menggebu-gebu dalam diri.
Di Indonesia sendiri, nikah muda masih di anggap tabu dan pacaran adalah wajar.
Sehingga tidak heran bahwa pacaran dijadikan media menumpahkan perasaan suka sama suka antara dua orang pasangan yang tengah menggebu-gebu itu.
Padahal pacaran dapat menjadi awal perilaku seksual yang menyimpang, misalnya sex pranikah (sebelum menikah).
Dalam konteks perilaku seksual, sebenarnya wanita tak seperti pria yang selalu tergiur dengan seks.
Namun, wanita adalah makhluk emosional.
Ada emosi yang bermain sehingga sulit untuk dipahami. Mulai dari kebahagiaan, cinta dan kesedihan terhadap perasaannya. Wanita adalah makhluk yang lembut.
Sisi emosi dan kelembutan wanita inilah yang dimanfaatkan oleh lelaki dalam kelekatan selama berpacaran,
hingga berujung pada "jurang" perilaku seks tidak halal atas dasar suka sama suka.
Lantas apa hubungan nya terhadap konsumsi konten porno tekstual?
Wanita yang mengkonsumsi konten porno secara terus menerus, akan lebih mudah diajak berhubungan seks tidak halal atas dasar suka sama suka.
Sekali wanita melakukan, maka akan ada kecenderungan perilaku berulang,
bahkan walau pada orang yang berbeda. Bagaimana bisa?
Dalam pacaran, terbentuk kelekatan.
Kelekatan adalah ikatan emosional mendalam yang terbentuk antara dua orang.
Kelekatan akan mulai terbentuk saat bayi, dan memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan seseorang.
Terdapat beberapa tipe kelekatan, dua di antaranya adalah kelekatan anxious dan avoidant.
Seseorang yang memiliki kelekatan anxious maupun avoidant, akan mengalami banyak masalah di dalam hubungan romantisnya.
Seseorang yang memiliki kelekatan anxious akan berganti-ganti karena ketika hubungannya berakhir, ia akan kehilangan tempat bergantung dan merasa butuh segera mencari pengganti.
Sementara itu seseorang yang memiliki kelekatan avoidant akan berganti-ganti pacar karena tidak ingin "kemandiriannya" direnggut pacarnya, dan terus mencari hubungan yang minim komitmen.
Dalam kaitan ini, Wanita yang terpapar dampak mental atas konsumsi terhadap konten porno tekstual,
akan lebih mudah melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dalam jalinan hubungan "pacaran",
sebab hubungan pacaran ini minim komitmen dan mudah berganti yang diikuti perilaku mencari pengganti karena tiada ikatan yang kuat sebagaimana pernikahan.
Padahal dalam artikel kompas.com berjudul "Wanita Lebih Berisiko Terkena Penyakit Akibat Berganti Pasangan ", dipaparkan bahwa...
gonta ganti pasangan, khususnya untuk urusan seksual, menjadi sarana termudah penularan penyakit, terutama pada wanita.
Sebutlah kanker serviks atau kanker leher rahim. Penyakit yang mengancam wanita ini lebih rentan ditularkan melalui hubungan seksual yang dilakukan dengan banyak pasangan.
...
fix, kalian udah di akhir tulisan
terima kasih lagi aku ucapkan guyzz
KAMU SEDANG MEMBACA
WOMEN MUST KNOW [REVISI]
NonfiksiPornografi menjadi aib bagi sebagian kita karenanya pronografi menajdi tabu untuk dibahas Seolah-olah seperti gunung es, nampak bagai masalah kecil, padahal betapa besarnya masalah itu! tulisan ini mencoba blak-blakan agar wanita tahu... sebab indus...