15

44 6 0
                                    

Tak banyak kata yang keluar dari mulut Divan selama diperjalanan menuju rumah Rosa. Yang dipikirkannya sejauh ini adalah bagaimana keadaan Tante Rosa. Divan sudah menganggap Tante Rosa seperti mamanya sendiri, sehingga saat mamanya memberitahu jika Tante Rosa kembali mengamuk membuat perasaan Divan tidak tenang dan diliputi rasa khawatir yang tak berujung.

"Kita mau kemana Divan?" Angel bertanya kepada Divan sekaligus memecah keheningan diantara mereka selama perjalanan menuju rumah Tante Rosa.

"Tante Rosa..." Divan menjawab dengan singkat sambil tetap fokus dengan jalan raya di hadapannya tanpa ada maksud untuk menjelaskan lebih jauh tentang identitas Tante Rosa kepada Angel.

"Sia_" saat Angel ingin mengutarakan pertanyaan berikutnya, segera ia urungkan karena melihat raut wajah khawatir sekaligus rasa takut di dalam wajah Divan.

Setelah mengurungkan perkataannya, Angel beralih memalingkan wajahnya kearah jendela mobil. Ini adalah hari pernikahannya, menurut mama Divan ini adalah hari yang sangat penting bagi kehidupan semua manusia. Tapi malah Angel harus menelan kenyataan pahit bahwa pernikahannya tidak seperti apa yang sering diceritakan Mama Divan kepadanya. Tentang dua orang yang saling mencintai, tentang kebahagiaan yang akan terpancar disepanjang pesta pernikahan. Tapi Angel sadar, pernikahannya tidak didasarkan atas nama cinta. Mungkin hanya Angel lah yang mencintai Divan, tetapi Divan tidak pernah mencintainya. Mengingat hal itu, Angel memejamkan matanya barang sesaat untuk menetralkan rasa sakit yang tiba - tiba membelenggu relung hatinya. Cinta pertamanya hanyalah cinta bertepuk tangan.

Setelah menempuh perjalanan kira - kira 30 menit, akhirnya mereka sampai di kediaman Tante Rosa. Tanpa menghiraukan Angel yang nampak menunggu Divan membukakan pintu untuknya, Divan langsung keluar dan berlari memasuki rumah Tante Rosa meninggalkan Angel yang termenung sedih di dalam mobil.

"Anakku.... Lepasin... " Terdengar teriakan - teriakan serak yang keluar dari dalam rumah. Dan teriakan itu berhasil membuat hati Divan yang sedang tergesa-gesa memasuki rumah menjadi sakit.

"Tante..." Setelah sampai di dalam rumah, Divan segera menghampiri Tante Rosa yang sedang dipegang oleh kedua pembantu yang ada di rumah itu.

"Tante... Ini Divan tante..." Divan memegang lembut kedua pipi Tante Rosa yang sedang meronta untuk dihadapkan kepada wajahnya, agar Tante Rosa mengenalinya.

"Divan..." Akhirnya setelah mata Tante Rosa mengenali sosok Divan, dia bisa tenang kembali dan berhenti meronta.

"Iya tante..." Divan mengusap kedua ibu jarinya ke atas pipi Tante Rosa yang sudah basah akibat air mata yang terus keluar selama dia berteriak.

"Anakku... " Tante Rosa memandang pilu dengan mata bengkaknya kearah Divan.

"Divan belum menemukan anak Tante... Maafin Divan" Divan mendekatkan dahinya kearah dahi Tante Rosa untuk menenangkan Tante Rosa saat ia kembali tidak dapat menemukan anak biologis Tante Rosa.

"Anakku..." Hasilnya Tante Rosa malah menangis dengan kencang mendapati fakta itu. Meskipun dia gila, tetapi sebenarnya itu hanyalah tekanan hidup yang menimpanya akibat kehilangan anaknya. Tetapi otaknya masih bisa bekerja meskipun sangat sulit untuk membuatnya berfungsi seutuhnya seperti pada umumnya.

"Divan, kenapa aku ditinggal..." Tiba - tiba suara yang selama ini menemani hari - harinya terdengar dari belakang punggung Divan.

"Angel..." Divan segera melepaskan pegangannya pada Tante Rosa dan beralih menghadap Angel yang berada di belakangnya yang saat ini sedang memasang wajah cemberutnya.

Belum sempat Divan menghampiri Angel, tiba - tiba Tante Rosa langsung berlari kearah Angel dan menabrakkan dirinya ke dalam pelukan Angel.

"Anakku..." Tante Rosa memeluk Angel dengan penuh kebahagiaan sambil menyerukan bahwa Angel adalah anaknya. Sedangkan Angel yang tiba - tiba mendapat perlakuan seperti itu hanya menampilkan wajah bingungnya, lalu menatap kearah Divan yang memasang wajah kagetnya.

"Tante..."

To Be Continue...

Hayooo gimana tuh... Maaf yah kalau sedikit... Ini aku sambi kuliah soalnya mwehehehe... Kemaren kan karena libur makanya aku rajin post... Tapi sekarang tidak lagi teman 😭

Harap bersabar yah untuk ceritaku yang lainnya... Aku bakal nyicil kalau sempet...

See you muahh

Lia 

The Girl of Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang