2.Station🚄

2.2K 157 3
                                    

[Lisa pov on]

"Selamat atas kemenanganmu".Ucapku sambil tersenyum getir.Gadis itu hanya diam menatapku,huh aku menyesal mengucapkan ini.

"Aku kira kau akan menyombongkan dirimu lagi".Balasnya lalu melenggang pergi meninggalkanku yang masih berdiam disana.Sebenarnya dia itu mau apa sih,ya ampun!pikirku kesal.

Aku segera melangkah cepat menuju ruang ganti,dan lagi-lagi aku harus bertemu gadis menjengkelkan itu.Aku mencoba untuk tak mempedulikan-nya.Tanganku segera meraih kenop pintu loker milikku,terlihat beberapa barang pribadiku yang tersusun berantakan didalamnya.Hehe,aku benar-benar malas untuk merapikannya.

Aku melirik sekilas ke arah Jennie,dia melangkah pergi keluar dengan tas hijau di genggamannya.Dengan cepat aku segera mengganti bajuku dengan kaos putih yang sudah ku bawa dari rumah.Tak lupa aku mengenakan parfum yang ku ambil dari rak loker milikku.Alhasil aroma wangi mawar menyengat kedua lubang hidungku.

"Lalisa -yaa kau ada di dalam?".Seru seseorang dari luar ruang ganti.Aku sangat mengenal suara tersebut.Yap, betul siapa lagi kalau bukan bambam.

"Yaa sebentar,oppa!".Sahutku sambil berlari keluar.Terlihat seorang pria yang sedang menyandarkan punggungnya di tembok ia menatapku sambil tersenyum,lantas aku membalasnya dengan sebuah kekehan kecil.

"Mian,aku pasti sangat lama,hum?".Tanyaku sambil mempoutkan pipiku,Huh apa aku terlihat sok lucu di matanya.

"Hahah,kau lucu sekali.Sebenarnya aku ingin bilang kalau aku tidak dapat mengantarmu pulang saat ini.Karna aku harus segera ke bandara menjemput ibuku.Kau tidak apa-apa kan kalau pulang sendiri?".Jelasnya membuatku mengangguk paham.

"Gwaenchana,oppa".Ucapku sambil tersenyum tipis,Bambam oppa langsung mengacak pucuk rambutku pelan.

"Aku akan mengantarkanmu ke stasiun".Tawar Bambam,dan kubalas dengan anggukan mantap.Aku mengikuti Bambam oppa dari belakang,sebenarnya aku sedikit kesusahan mensejajarkan posisiku dengannya.Yak,tentu saja karena langkahnya yang panjang.
~
~
~
~
~
~
~
~
[Lisa pov end]

¥¥¥

[Jennie Pov on]

Aku menyandarkan kepalaku di sebuah pilar.Mataku sibuk memandangi orang-orang yang berlalu-lalang dihadapanku.Cukup jenuh,bahkan sangat jenuh.Sudah setengah jam aku melakukan hal yang sama.

"Apa dia gila?".Terlihat seorang ahjumma bertanya pelan kepada teman di sebelahnya.

"Tapi bajunya bagus,mana mungkin dia gila".Sahut temannya menatap ke arahku.Aku hanya memilih untuk diam,aku tahu mereka sedang membicarakan sikapku.Kakiku melangkah ke sebuah minimarket,aku berniat untuk membeli sebuah minuman untuk menyegarkan kerongkonganku yang terkena kekeringan.

Tanganku meraih kenop pintu kaca tersebut,hawa dingin menusuk seluruh tulangku.Kakiku segera berjalan menuju lemari es,yang membuat mataku berbinar.Aku memilih cola yang terkemas dengan kaleng berwarna merah.Tanpa melirik cemilan lain,aku langsung berlalu ke meja kasir.
~
~
~
~
~
~
~
~
[Author pov]

Perhatian!Bagi seluruh calon penumpang kereta tujuan Hang-soul agar segera menaiki kereta dengan cepat,karna kereta akan segera berangkat dalam waktu satu menit.

"Omoo,aku harus cepat".Gumam gadis itu masih berada di toilet,dengan sigap ia membawa tas hijau miliknya dan berlari menuju kereta.Ia tak ingin ketinggalan kereta lagi seperti sebelumnya.

Huh,untung saja sebelum waktu kereta berangkat,kakinya telah menapak di salah satu gerbong kereta.Gadis bersurai coklat tersebut menghembuskan nafas lega,yahh meski dirinya tak mendapatkan tempat duduk.

"Permisi".Ucap seseorang dari balik punggungnya,betapa terkejut keduanya.

"Yakk,Jennie Kim.Kenapa kau lagi?".Ujar Lisa seraya memijit keningnya pelan.

"Aku juga bosan melihatmu,pabbo!". Gadis berponi itu cukup heran,tentu saja Jennie Kim yang tak pernah berbicara dengan ekspresi,kini akhirnya menunjukkan wajah kesalnya.Itu kejadian yang sangat langka bukan?

Jennie yang melihat kerutan di dahi Lisa pun membuka kembali suaranya.

"Kau kenapa? Cepat pergi dari hadapanku".Kata Jennie kembali beralih dengan wajah dinginnya.

"Pabbo".-Batin Lisa.

Lisa segera melenggang pergi meninggalkan Jennie yang masih setia menatap punggungnya yang mulai menjauh.

"Dia sangat cerewet".Gumam Jennie sambil menghembuskan nafas kasar.
~
~
~
~
~
~
~
~
Bersambung.

Haloo gess! Gimana ceritanya,masih mau lanjut?jangan lupa buat votement nya yaa, okey! Dahh,temu lagi di next chapter.😚😚



EnEmY [Jenlisa ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang