01; A Nightmare.

1.4K 106 12
                                    



Publish ulang setelah revisi dan perbaikan alur🥰Setelah ini, semampuku akan aku update secara normal yaa💜.


***

       "Yoora, mau kemana lagi?"

       Yang di tanya menoleh, "Oh, Mom!" gadis itu terkekeh kearah sang Ibu, "Yoora ingin pergi dulu, ya, Mom? boleh 'kan?"

       Ibunya menghela nafas untuk ke sekian kali menghadapi putrinya ini, "Yoora, Mommy sudah katakan berapa kali, sayang, Yoora tidak boleh keluar saat larut."

       "Tidak, Mom. Yoora janji sebelum jam duabelas Yoora sudah di rumah. Terima kasih, Mommy. Yoora pergi dulu."

       Yoora langsung mencium pipi sang Ibu lalu berlalu meninggalkan rumah membawa mobilnya.

       Choi Yoora, gadis berusia sembilan belas tahun itu baru saja mendapat izin mengemudi dari sang Ayah tahun lalu dan langsung membuat Yoora sering keluar untuk bertemu teman-temannya. Sebenarnya bukan tentang mobil atau barang yang dibawanya, Ayah dan Ibunya khawatir pada gadis itu jika terjadi sesuatu di jalan.

       Yoora itu keras kepala, usia tidak menjamin kedewasaan pemikirannya. Yang Yoora tahu hanya hura-hura dan melakukan apapun yang dia suka. Baiknya, Yoora unggul dalam akademi hingga lulus SMA dengan nilai terbaik. Sayangnya, Yoora memilih menunda kuliahnya dengan alasan masih ingin bersantai. Selain keras kepala Yoora juga gadis egois, yang dia inginkan, harus di dapatkan. Yang dia suka, harus ada dan yang dia tidak suka, harus pergi. Sesegera mungkin.

       Ayah dan Ibunya sudah terlalu sering menasehati Yoora, tapi Yoora masih terlalu keras kepala untuk diluluhkan keduanya. Satu-satunya yang mampu meluluhkannya hanya kakak-kakaknya, Choi Minhyuk dan Choi Jimin. Entah bagaimana caranya, Minhyuk dan Jimin selalu mampu membuat Yoora menurut pada keduanya.

       Tapi, kedua pengendali Yoora sangat jarang berada dirumah karna pekerjaan mereka berada di luar Korea.

       Dan hal itu membuat Yoora semakin tidak terkendali setiap harinya.

       "Yoora pergi lagi?"

       Nyonya Choi mengangguk menatap suaminya.

       "Tidak ada cara lain, jika dibiarkan dia akan melewati batasnya. Izinkan aku membawanya kerumah besok."

       Sang Ibu juga semakin khawatir dengan Yoora dan akhirnya mengangguk menyetujui perjanjian yang telah lama dibuat, "Ya, bawalah dia kerumah besok."

***

       "Yoora, bangun, sayang."

       "Uh.. Nanti, Mom.."

       Ibunya menarik selimut tebal yang membungkus tubuh Yoora, putrinya itu terlalu terbiasa menggunakan pakaian terbuka saat tidur-- sebentar lagi ini harus dihilangkan, "Sayang, ayo, bangun."

       "Mom, nanti dulu."

       "Tidak ada nanti, Yoora. Bangun, gosok gigi dan cuci muka lalu turun. Daddy menunggu." mutlak sang Ibu lalu keluar.

       Yoora duduk dengan terpaksa, mengusap wajahnya sebentar lalu beranjak dari tempat tidur king sizenya dan berjalan ke kamar mandi.

       Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Yoora turun dari kamarnya, "Morning, Mom, Dad."

Adopt [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang