Raja Uchiha yang Tiran, dengan tega mebunuh sang permasyuri. Sebelum kepala itu terpisah dari tubuh di bawah Guillotine, Sang Permasyuri berkata :
"Yang Mulia Raja, aku mencintaiu dengan setulus hati. Aku melahirkan Yuki sebagai Putra Mahkota. Aku mengatakan yang sejujurnya bahwa aku difitnah oleh Selir kesayanganmu. Yang Mulia, memang benar aku tidak memiliki bukti saat ini. Tapi para Dewa langit dan bumi mengetahui segalanya. AKU MENGUTUKMU YANG MULIA!!! HIDUPLAH SELAMANYA HINGGA BUMI HANCUR!!! HIDUP, UMUR PANJANG UNTUK YANG MULIA RAJA!!!!"
Raja Uchiha yang tersohor akan kekejaman dan Kehebatannya di medan perang untuk pertama kalinya menatap pedih pada mata amhetys yang selalu menatapnya lembut. Kali ini sorot mata itu begitu bengis. Sinaran matanya seperti seekor macan yang selalu ia bunuh saat berburu.
Jantungnya berkerut sakit. ratunya, mati di tangannya sendiri. Dirinyalah yang mengeluarkan dekrit perintah untuk menahannya di penjara bawah tanah, tangannya sendiri yang menyetujui investigasi dan penyiksaan pada Ratu. Dengan mata kepanya sendiri pula ia melihat bagaimana cara penyiksaan itu melukai kulit seputih salju milik permasuri. Lebam, luka robek, hingga bagian-bagian tulang yang patah tak menyurutkan pertahanannya. Semakin kejam, Ratu akan seakin tegar dan garang.
Andai saja Permasyuri mau mengakui, andai saja ia tidak sekeras kepala ini. Dirinya akan memberikan hukuman seringan mungkin.
Tapi bagaimana sekarang? Tekanan politik dan sikap Permasuri yang tidak mau berkopromi telah membawa mereka hingga sejauh ini.
Sang Raja Uchiha, Sasuke Uchiha yang Agung, menelan besi panas.
Tangannya mengerat pada sandaran kursi Kebanggan. Mendengar bagaiana Sang Ratu menjatuhkan kutukan, itu tidak seberapa dibandingkan rasa takutnya pada kematian Wanita itu.
"Yang Mulia Ratu, untuk terakhir kalinya... mengaku dan memohon ampun..."
Bahkan sebelum Sasuke menyelesaikan kalimatnya, Ratu memotongnya dengan Kutukan lainnya.
"Aku mungkin mati kali ini. Tapi di kehidupan lainnya, aku berharap benang merah diantara kita ada. Dengan kematianku hari ini, aku memutuskan tali takdir kita."
Sasuke membeku, tangannya bergetar takut.
Algojo segera menutup kepala Sang Ratu dengan kain hitam, kontras dengan gaun putih milik Ratu. Sebelum Algojo menutup kepala dan memutuskan tali Guillotine, bahkan di detik terakhir, Sasuke masih bisa membaca gerakan pelan mulut Sang Ratu.
"Aku membencimu..."
Di lapangan yang digunakan untuk mengeksekusi Ratu, suara tangisan para Rakyat dan hujatan menghampiri. Ratu yang dicintai oleh Rakyatnya, harus mati di bawah tangan suaminya sendiri.
Eksekusi atas tuduhan percobaan Pebunuhan padanya bukan hanya berakhir pada Ratu saja. Seua keluarga, penjaga dan pelayan turut di eksekusi. Mereka semua mati dengan menenggak racun. Sasuke melihat bagaimana kesetiaan dan ketegaran mereka semua mengikuti Ratunya. Pancaran mata mereka pun tak kalah tajam dan penuh benci padanya.
Hanya Putra mahkota Yuki yang dapat Sasuke selamatkan. Putra tersayangnya, satu-satunya yang tersisa dari sang Ratu.
Bungkusan kantung hitam berisi kepala sang Ratu bergelinding pelan, dan tubuhnya yang terpisah sempat bergetar kejang hingga akhirnya diam. Tidak sedikitpun meski sedetik mata hitamnya berkedip. Ia melihat bagaiana darah ittu bercucuran dan tumpah ruah.
Ratunya mati.
Mati
Mati
Mati
KAMU SEDANG MEMBACA
REBIRTH
FanfictionDISCLAIMER MASASHI KISHIMOTO ONE SHOOT Kutukan yang jatuh itu membuat Sasuke hidup kekal... "Ratuku, berapa lama lagi aku harus menunggumu? Seribu? Dua Ribu? tiga ribu? atau empat ribu tahun lagi?" -Sasuke Uchiha-