9 | B a j i n g a n

6.3K 174 0
                                    

-Selamat membaca-

🥑🥑🥑

Asana bingung.

Di kamar tamu, ada Savaro yang sedang tertidur hanya dengan menggunakan bokser.

Sementara, Akina sudah berangkat.

Padahal kan, biasa nya mereka selalu berangkat bersama, dengan Akina membawa motor, dan Asana duduk di jok belakang.

Dengan lembut, ia membangun kan Savaro.

"Varo, sayang... Bangun yuk? Kamu kok bisa disini?"

Ia mengelus surai kelam lelaki itu lembut, penuh sarat kasih sayang.

Savaro terganggu, dan membuka mata nya perlahan.

Tersenyum, dan memeluk Asana gemas, "Aku cinta kamu," ungkap nya.

Asana tersenyum dalam pelukan itu.

"Aku juga cinta kamu. Sekarang, kamu mandi. Terus, kita berangkat sekolah ya. Lagian, kenapa kamu bisa disini,"

Savaro mengernyit, "Masa kamu lupa, tadi malam?"

Asana balas mengernyit kemudian menggeleng, "Udah sana mandi dulu."

Savaro beranjak, namun sebelum berlalu, ia berbisik pada Asana, "Tadi malam, panas ya,"

Sudah di bilang, Asana itu lemot, dan bodoh.

Sudah pasti ia hanya menunjukkan wajah bingung tanpa dosa nya itu.













Asana pusing sekarang.

Akina belum lebih seminggu masuk gonzaga.

Namun lihat, sudah membolos saja.

Asana tak menemukannya dimana pun.

Kemudian, ia bertanya pada Ozan, "Zan! Liat Akina gak?"

Ozan mengernyit, "Akina kan adek lo. Masa nanya sama gue? Ya gue gak tau lah,"

Asana mengangguk, setelah berucap terimakasih, ia berlalu.

Begitu juga, jawaban yang ia dapat yang lain nya.

"Aduhh! Akina buat pusing aja sih!?"












-Naughty-



Akina disini.

Markas Rajabasa.

Mendengar lagu idola nya dengan air mata yang terus menerus tak kunjung berhenti.

Ia mendengar lagu spring day dari bangtan sonyeondan.

Ia dia adalah army.


"Bangtan. Apa... Ini udah benar? Mahkota gue udah di ambil. Gue udah gak berguna," lirih nya.

Tiba tiba, pintu markas terbuka, membuat Akina langsung menghapus air mata nya dan mematikan lagu.

Itu Vano.

"Lo kenapa Kin? Nangis? Kenapa? Sini cerita," cecar nya langsung.

Akina memeluk nya dan terisak kencang disana.

"Semua baik baik aja kan Kin? Lo kenapa? Ada gue, jangan takut apa pun,"

Nyata nya, mendengar itu Akina semakin menangis.

"V-Vano... Gue gak berharga lagi. Gue.. Jelek! Gue murah! Gue bodoh. Vano... Gue sayang Asana."

Vano tak mengerti.

"Coba cerita yang bener. Lo kenapa?"

Akina memeluk nya sangat erat, dan berkata, "Vano. Gue sayang Asana."

"Iya. Gue tau! Terus, lo kenapa?"

Akina mengurai pelukan.

Kemudian menatap Vano sendu.

"Gue nge sex, kemaren."

"WATERPARK?!"










Vano benar benar tak habis fikir.

Kenapa Akina melakukan itu.

Setahu nya, Asana saja tak sebegitu nya.

Sebenarnya, yang bodoh ini, Asana atau Akina?



-TBC-

Naughty {✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang