BUTIRAN PASIR

5 0 0
                                    

Hari demi hari pun kami lewati bersama melalui via hp (hahaha jujur saja kita belum pernah ketemu dan belum ada niat untuk ketemu dengan sengaja) tapi ntah kenapa hal ini begitu indah, padahal aku baru kenal dia gak terlalu lama. bertatap mukanya saja belum, hanya melihat foto profil BBMnya saja seolah-olah kita sedang saling memandang. tapi ku tau suaranya yang indah, sesekali dia suka mengirim voice note saat chattingan, mungkin dia malas untuk mengetik karena teralalu panjang persaaan yang harus di ungkapkan.

keesokan harinya,

Perekrutan organisasi di sekolah pun dimulai, banyak sekali organisasi yang di tampilkan di depan kami selepas upacara bendera yang senantiasa di lakukan senin pagi. tapi yang membuatku menarik hati hanyalah ekskul pramuka,  karena aku suka hal-hal yang berbau petualangan. 

"Jika ingin mendaftar ekskul pramuka silahkan nanti sepulang sekolah kumpul ruangan pramuka!" Kata Ibu Pembina Pramuka

"Eh... mau ikutan gak nih??" Tanyaku ke Raihan

"Ayoo.. kita sekalian ajak meraka." Kata Raihan

"Mereka siapa?"

"Itu si Ikin, Ramdan dan si A'yun." 

"Oh iyaa.. sampai lupa gua, hahaha."

Setelah kami mengajak Ikin, Ramdan dan A'yun mereka pun mengiyakan ajakan kami.

lonceng pulang pun berbunyi nyaring dan kami pun bergegas menuju ruang pramuka. kami pun bergegas masuk kedalam ruangan.

"Kamu duluan yang masuk dit." Kata Ikin

"Nggak mau ah, lu aja dan." Pintaku

"Lu aja cepetttttt."kata Ramdan

sambil di dorong aku pun masuk menggebrak pintu ruangan pramuka dan kulihat ternyata banyak sekali orang di dalam sana dan mata mereka pun terjutu kepadaku dan yang tadinya berisik seketika hening menatap ke arah ku. 

"A.. A.. A.. Assalamu'alaikum temen-temen hehe."

Betapa malunya diriku saat itu sampai sampai mengucapkan salam saja terbata-bata. memang kurang ajar si Ramdan awas nanti pembalasannya. kami pun berlima mengambil duduk di bagian belakang karena kursi di depan sudah penuh. sangking banyaknya yang akan mengikuti organisasi pramuka ada sebagian orang yang tidak kebagian tempat duduk.

Kakak kelas pun masuk dan sedikit berbincang-bicang pertanda bahwa sebentar lagi acara perekrutan anggota akan di mulai

"Baiklah adik-adik, kita akan memulai saja acaranya ... (kakak itu pun berbicara seputar kepramukaan)."

tidak lama kemudian masuklah Ibu pembina,

"Nahh adik-adik ini adalah Ibu pembina kita.. silahkan kepada ibu untuk mempernalkan diri."

Ibu pembina pun mulai memperkenalkan diri, yaaa namanya juga guru kalo sudah berbicara suka nyambung kemana-mana. Sesak rasanya di dalam ruangan pramuka, ruangannya gak terlalu luas dan di isi orang sebanyak ini. Waktu pun terasa lamaa, sesekali aku mengecek arloji ku untuk memastikan waktu itu berjalan. Aku pun tidak terlalu menyimak apa yang di sampaikan ibu pembina karena konsentrasiku terpecah belah. bagaimana tidak, kondisi ruangan tidak begitu meyakinkan selain pengap lama-lama terasa gerah juga. yang kunantikan hanyalah ingin segera bubar, sesekali ku merasa ngantuk tapi ku coba bertahan supaya tidak tertidur.

"nah, itulah perkenalan dari ibu di cukupkan sekian. terimakasih." Kata Ibu Pembina

Aku pun kembali sadar seutuhnya karena itulah kalimat yang aku nanti-nantikan sejak dari tadi.

"Nah sekarang perkenalan kakak-kakak kepengurusan organisasi pramuka sekolah kita."

"masih belum selesai dong?" keluhku dalam hati

dengan rasa kecewa dan putus asa aku pun harus sabar dan menunggu semua ini. aku pun mulai tenggelam dikursi paling pojok dan paling belakang menandakan rasa jenuh ingin pulang. dan terlihat lah beberapa kakak kelas masuk keruangan, tapi aku bodo amat pokoknya pengen cepat pulang.

mulai lah perkenalan masing-masing, padahal tinggal menyebutkan nama saja tapi perkenalannya begitu lama, mungkin karena orang yang memperkenalkan dirinya begitu banyak. sampai pada akhirnya ada seseorang yang memperkenalkan diri yang membuat jiwaku terguncang.

"assalamualaikum temen-temen, perkenalkan nama saya "Sindi Amalia". " Kata seseorang di depan sana.

Seketika Jantungku berdebar begitu kencang, nafas pun seketika berhenti, mata pun berhenti berkedip seolah-olah seperti lentera yang menerangi kegelapan. dan aku pun bertanya kepada Ikin siapa namanya karena ku takut salah dengar, Ikin pun menjawab bahwa namanya 'Sindi Amalia'. kerena aku duduk paling belakang tidak terlalu terlihat orang yang mengatakan bahwa namanya Sindi Amalia, Aku pun agak berdiri untuk memastikan bahwa itu adalah Kak Sindi

dan ternyata benar itu adalah Kak Sindi. mudah-mudahan dia tidak melihatku ada disini.

LAUT TAK BERTEPITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang