Veno duduk di atas sofa single kemudian menyalahkan tv di hadapannya sembari terus memperhatikan garak gerik istrinya yang masih tertidur lelap di atas ranjang setelah menghabiskan beberapa banyak ronde. Pria itu tersenyum tipis saat mengingat kejadian kemarin, dimana ia meremas buah dada Rara yang tambah membesar dan berisi.
Berita di TV membuatnya menoleh dan menatap benda berbentuk persegi tersebut.
'Seorang mayat ditemukan tergletak di pinggir jalan dengan kondisi yang mengenaskan, tepat pada pukul 1.00 dini hari. Mayat tersebut ditemukan dengan beberapa tusukan di bagian perutnya. Para polisi sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut, polisi mengira bahwa ini adalah kasus pembunuhan atau pembegalan. Tidak ada saksi mata atau pun sebuah pentunjuk yang bisa menjelaskan kronologi kejadian tersebut"
"Kenapa kasus seperti ini semakin marak terjadi di Indonesia" guman Veno sembari mencari saluran TV lainnya.
"Engghh..." lenguh Rara dan mulai mengerjap ngerjapkan matanya. Veno dengan sigap langsung menghampiri istrinya dan langsung memeluk tubuh Rara seperti sebuah guling.
"Tidurlah kembali" pria tersebut lalu mencium pelipis Rara dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher putih tersebut.
"Hug me...hm,"
Gadis tersebut merasakan sensasi hangat dan nyaman di dalam dekapan suaminya. Tubuh besar tersebut hampir menutupi seluruh tubuhnya kecuali pada bagian kepala.
*
"Sekarang kita mau ngelakuin apa nih?"
"Terserah, gue lagi bete"
"Cuci mata aja, sekali kali gak papalah" ujar Bera dengan cengiran khasnya.
"Cuci mata cuci mata. Otak luh tuh di cuci dulu!" Balas Lisa sambil menjitak dahi Bera.
Mereka bertiga -Dina, Lisa, dan Bera- tengah berada di kelas Bera -Kelas Hukum-, tidak ada yang menyenangkan bagi mereka semenjak Rara dan juga Osa tidak pernah datang ke kampus, ralat hanya Rara saja, sedangkan Osa ia hanya hari ini dan kemarin saja absen.
Mereka bertiga membicarakan hal yang sama sekali tidak penting. Seperti mahasiswa baru, kucing tabrak lari, sampai burung yang mati di atas atap kampus mereka, dan...berita tadi pagi.
"Oh iya. Gue penasaran, kira kira siapa sih yang ngebunuh orang itu. Tega bener sampai ninggalin mayatnya di pinggir jalan, dan yang bikin gue aneh nih ya, masak gak ada saksi atau bukti sama sekali," jelas Bera
"Berati tuh penjahat kayak si kancil. Cerdik." Balas Lisa asal sembari menatap papan tulis berwarna putih.
"Ya iyalah! Mana ada penjahat yang ninggalin bukti begitu aja. Itu namanya noob" ucap Dina
"Jadi yang pro itu kek gimana?" Tanya Bera polos
"Kayak gue," suara serak itu membuat mereka mengernyit, karena setahu mereka hanya merekalah yang berada di kelas.
Mereka serempak menoleh ke sumber suara dan mendapati senior mereka yang berdiri di daun pintu. Cowok tersebut mendekat dan langsung duduk di samping Bera yang kebetulan kosong.
"Penjahat hati lo" ujar Riskan kepada Bera dengan senyum manis sampai membuat siapapun dibikin meleleh melihatnya.
"Hay Kak!" Celetuk Lisa sambil melambai lambaikan tangannya.
Riskan hanya membalas dengan senyum hangatnya. Ia kemudian menoleh ke arah seorang gadis yang duduk di sampingnya. Ia mengulas senyum dan menyelipkan rambut gadis tersebut ke telinganya, lalu mendekat dan membisikkan sesuatu.
"Cantik" bisik Riskan dengan suara parau yang mampu membuat semua wanita terpaku.
"Semua cewek cantik" cicit Bera dan bisa oleh Riskan. Hanya Riskan.
Riskan terkekeh kemudian mengacak ngacak rambut Bera gemas.
"Kak! Lo kuliah disini lagi?" Tanya Dina
"Gak" balas Riskan singkat tampa melepas pandangannya pada Bera.
"Terus lo ngapain ke sini?"
"Lihat bidadari di kampus ini"
Bera dehem supaya dianggap tidak terlalu percaya diri karena ucapan Riskan beberapa detik yang lalu.
"Kok lo bisa masuk?"
"Kakak gue kan udah nikah. Dia nikah sama Rara, anak dari direktur di kampus ini. Jadi kampus ini juga milik Veno"
"Masak iya bisa kek gitu?" Sargah Lisa tidak percaya
"Bisa dong," Riskan mengulas senyum manis.
Bera yang merasa canggung terus meremas tasnya dan juga menggigit bibir bawahnya. Ia tidak boleh terlalu kepedean. Tidak mungkin jika Riskan menyukainya. Jika dilihat dari penampilannya, ia seperti gadis culun. Rambut yang dikuncir dua dengan dihiasi sebuah pita. Ia pun tidak terlalu terlihat begitu cantik dimata semua cowok yang ada di kampus ini. Jadi menurutnya, Riskan yang tampan bak Dewa Yunani tersebut tidak mungkin menyukainya.
Riskan bertumpu lengannya supaya dapat melihat Bera dengan jelas. Entah kenapa ia menyukai gadis seperti Bera yang tidak ada bandingannya dengan bule bule yang ia lihat di Swiss. Entah apa yang membuatnya bertukuk lutut pada gadis seperti Bera. Gadis dengan otak yang pas passan, sifatnya yang kekanak kanakan, periang dan blank blank-an mampu membuat hati Riskan luluh.
Ia belum terlalu mengenal gadis tersebut. Ia mengenal Bera saat tidak sengaja melihat gadis tersebut tertawa bersama dengan kakak iparnya-Rara.
*
"Veno jangan...akh! Haha..."
"Kau akan mendapat balasannya, sayang"
Rara dengan sigap langsung menahan tubuh Veno yang ingin menindihnya.
"Ingat, ada malaikat kecil disini" ujar Rara sembari memegang perutnya.
Mereka kini berada di bathtub dengan Rara yang hanya memakai bikini dan Veno yang hanya memakai boxer. Mereka bukannya mandi membersihkan diri, tetapi malah bermain air. Bathtub king size tersebut dipenuhi dengan air dan dua orang manusia.
"Satu ronde saja," mohon Veno dengan wajah memelas dan membuat Rara mencubit hidung mancung tersebut dengan gemas.
"Tidak! Kemarin kita sudah menghabiskan tujuh ronde dan itu belum membuatmu puas.
Veno tidak menjawab, ia langsung mengangkat tubuh Rara dan mendudukkannya di atas pangkuannya.
"Tidak, sampai kapan pun aku tidak akan puas menikmati tubuh indahmu itu"
Veno langsung meremas bokong gadisnya hinga membuat gadis tersebut menggerang. Tangan kiri Rara menempel di dada Veno dan sebela tangannya lagi menjambak rambut hitam nan tebal Veno.
Pria tersebut menaikkan tangannya sampai di punggung Rara dan langsung melepas kaitan bra hitam tersebut lalu membuangnya asal.
Setelah melempar bra hitam tersebut ke lantai Veno langsung memcumbui dan meremas buah dada tersebut hingga membuat Rara mendesah kenikmatan.
***
Tbc.
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband (COMPLETE✔) Belum Revisi
Romance(BUDAYAKAN UNTUK FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) Bagaimana jadinya jika kita dilamar tiba tiba oleh seseorang yang baru kita temui beberapa menit yang lalu? Pasti akan sangat malu kan? Itu yang dirasakan oleh seorang gadis yang bernama Rara, dirinya...