Hari ini Irene sedang menemani Wendy menjadi pembicara di salah satu kampus terkenal di Seoul. Sekolah ini sangat besar dan luas, muridnya juga banyak. Ah, Irene jadi teringat masa kuliahnya dulu.
Dia bisa membayangkan dirinya yang lebih muda berlari ke dalam kelas karena terlambat, berbicara sambil tertawa bersama teman-temannya dan kadang dia akan duduk di bangku taman membaca buku sendiri.
Itu adalah masa-masa yang sangat berat tapi juga berkesan.
"Idealisme muda mengaitkan kebahagiaan mereka dengan gaya hidup, bukan hadiah yang mereka terima. Pengusaha tentu tahu bahwa uang adalah tujuan utama mereka, tetapi kepuasan bagi anak muda bukan hanya sekedar tentang materi. Anak muda memiliki kepuasaan dalam menjalin sebuah hubungan, melakukan aktivitas bersama teman-teman bahkan menerima pelajaran setiap harinya. Mereka bahkan merasa puas terhadap setiap keputusan dan kesalahan yang mereka lakukan. Tapi dengan cepat mereka juga mencari solusinya."
Irene tanpa sadar tersenyum kecil menyaksikan bosnya berbicara dengan lugas diatas podium. Dia tidak memakai nada ramah dan hangat seperti idealnya seorang pembicara--justru cenderung tegas dan sedikit keras. Tapi orang-orang anehnya mendengarkan karena aura pemimpinnya benar-benar keluar. Ditambah materinya yang menarik memang layak untuk disimak.
Sudahkah Irene mengatakan kalau dia terpesona dengan Wendy yang ini?
Walaupun Wendy itu sombong, galak dan tidak sabaran, sering membuat kesal tapi ada satu poin menarik yang lelaki itu punya. Aneh.
Keanehan Wendy yang kadang membuat jengkel dan bingung itu malah membuat gadis itu suka. Tidak, Irene bukan masokis. Dia hanya belum pernah bertemu makhluk seperti bosnya seumur hidupnya.
Jadi ketika Irene sudah terbiasa berlama-lama dengannya, dan juga mengetahui sedikit rahasianya, tumbuh perasaan sepi saat tak ada pria itu.
Pernah satu waktu Wendy tidak masuk kerja karena ada urusan keluarga, seketika hari Irene berubah jadi bosan. Seperti kembali kepada kehidupan lamanya yang hambar.
Kan? Efek Wendy terhadap Irene sama anehnya seperti orangnya.
Irene mengedarkan pandangan saat terdengar tepuk tangan meriah. Lelaki itu sudah selesai dengan tugasnya dan kini sedang berpamitan dengan para pembicara yg lain dan juga petinggi sekolah disana.
Dia memperhatikan satu-satu wajah para mahasiswi yang terlihat tidak rela.
Kekehan kecil lolos dari bibirnya. Mereka tidak salah, Wendy terlihat sangat tampan hari ini. Dengan jas hitam yang pernah dia pakai saat mengantarkan Irene pulang waktu itu. Rambut coklatnya dipotong pendek dan sedikit poni menjuntai rapi diatas alisnya yang lebat.
Dia satu-satunya pria tampan yang jadi pembicara hari ini. Pantas saja lelaki itu mendapat lebih banyak perhatian--terutama dari kaum hawa.
"Ayo pulang!"
Irene terlonjak kecil saat bosnya sudah berdiri disampingnya.
"Ya ampun, lama-lama aku kena serangan jantung." Gerutu Irene pelan--kaget.Dia mengikuti lelaki itu berjalan di koridor menuju parkiran. Namun sebelum itu, entah datang dari mana, seorang gadis loncat didepan mereka dengan suaranya yang keras.
"KA WENDYYY!"
"Shit shit shit, the hell you doing Yeri" Wendy mundur dengan terkejut, dia memegang dadanya reflek.
Irene terkikik kecil, wajah horor Wendy benar-benar lucu.
"Haha, kena! Kakak mau pulang?" Yeri tersenyum cerah, kemudian pandangannya jatuh pada Irene yang berdiri di belakang kakak sepupunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant
RomanceGanteng sih, tapi kelakuannya suka bikin orang naik darah.. Cerita Irene yang punya CEO arogan, labil, pemarah, nyebelin, suka ngatur tapi gantengnya bikin orang lupa diri.