Kali ini Nur Lela yang dibuat bingung. Sebenarnya ini apa?
Daging-daging itu masih merah segar dan jantungnya masih mengeluarkan darah yang amat merah. Rasanya seperti seluruh isi perut Nur Lela dirogoh untuk dikeluarkan seluruhnya."A-apa ini?" Tanya Nur Lela ragu.
"Sudah kubilang seperti yang kau minta"
"Bukan maksutku ini daging apa?"
"Oh ini, kau tak tahu Lela?" Tanya Durahman.
Nur Lela hanya menggelengkan kepala. Menahan isi perutnya yang mulai naik.
"Ini daging babi yang baru kudapatkan dari dalam hutan. Dan aku menangkapnya seorang diri, bukankah itu keren" jawab Durahman dengan bangga.
Nur Lela diam, wajahnya makin merah padam.
"Kau tak suka lela?" Ucap Durahman "Lela" lanjutnya.
Tapi Nur Lela hanya diam membatu.
"Lel.." belum sampai ucapan Duraman selesai. Nur Lela bersabda.
"Babi?"
"Iya" jawab Durahman kali ini dengan nada pelan. "A-aku tak punya uang untuk membelikanmu daging sapi ataupun kambing"
"Babi" ucap Nur Lela pelan, dengan mata yang berkaca-kaca. Sedangkan Durahman terkejut melihat Nur Lela dengan raut semerah ini.
"Lel.." Durahman kembali bersuara, tapi belum usai ia berucap. Nur Lela bangkit dari tempat duduk dengan wajah termerahnya.
"Aku minta kau keluar dari sini dan bawa pulang benda yang kau bawa itu" ucapnya datar dengan mata berkaca.
"Tapi Lel.."
"KELUARR..dasar babi sialan!!"
Durahman sangat terkejut mendengar ucapan Nur Lela. Kakinya gemetar menapaki halaman Nur Lela.
Sedangkan Nur Lela langsung menutup pintu dengan air mata yang gugur. Lalu bergegas mengeluarkan isi perutnya yang ia tahan-tahan dari tadi.
Berita ini langsung menyebar keseluruh kampung. Para ibu-ibu dan remaja-remaja perempuan merasa kasihan melihat Durahman yang sudah gigih melamar, namun ditolak dengan cara yang menyedihkan. Lalu sebagian dari mereka mulai memboikot Nur Lela. Sebagian lagi bersikap biasa-biasa saja didepan Nur Lela, lalu mulai menggunjing dibelakang.
Sedangkan bapak-bapak dan remaja laki-laki malah sebaliknya. Mereka berada dikubu Nur Lela dan bangga dengan penolakan yang dilakukannya. Setidaknya bagi mereja yang lajang atau bahkan ingin menambah istri masih punya harapan untuk mendapatkan Nur Lela.
Diwarung kopi, tempat adu ayam, hingga lapangan bola. Bapak-bapak dan remaja laki-laki sibuk menghujat Durahman dan memuja-muja Nur Lela.
Selama beberapa minggu Nur Lela sibuk membenamkan diri didalama rumah dan tak banyak bicara dengan para tetangga. Sedangkan Durahman hilang entah kemana.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar
RomantikSegala jenis lelaki pernah ia tolak. Dari duda kaya raya di desa. Hingga yang terparah adalah lelaki tampan dari desa seberang bernama Durahman.