Seperti hari hari biasa sehabis kuliah, Arka, Bargan, dan Cassha selalu nongkrong distudio hanya sekedar berbincang bincang tak penting, atau malah bermain game.
Sama halnya kali ini, ketiga cowok bertubuh jangkun tersebut sedang sibuk dengan benda persegi panjang mereka.
"Gimana? Lo udah balik nembak Dhena?" Bargan membuka percakapan, sambil mengotak atik softwere studio, setelah selesai berkutat dengan handphonenya.
Arka menghembuskan nafasnya berat, kemudian menggeleng kecil sebagai jawaban.
"Kenapa?" kini Cassha ikut menimpali, walau masih terfokus pada layar benda persegi panjangnya.
"Gue lebih nyaman dizona kayak gini."
"Maksud lo, lo lebih milih terus jadi JSTM dibanding punya status pacar?" tanya Bargan sarkas. Cowok itu tiba tiba tak bisa berfokus pada benda yang tadi dia setel.
"JSTM?" tanya Arka mendengar singkatan bermakna ambigu tersebut.
"Senior Junior Tapi Mesra," balas Cassha cuek.
Arka menendang kesal bangku Cassha yang berada tepat disampingnya. Namun, namanya Cassha yang pasti tak peduli dengan perbuatan Arka yang jelas jelas menunjukkan wajah dongkol yang kentara.
"Lo bukan merasa nyaman sama status ngegantung lo itu. Gue rasa, lo malah takut ditolak Dhena untuk yang ketiga kalinya." jelas Bargan seperti biasa dengan nada bijaknya, yang selalu berhasil menyentuh hati Arka untuk membenarkan kata kata temannya itu.
"Ar, gue bukannya mau ngerusak hubungan lo sama Dhena. Tapi, gue rasa kalau yang ketiga kalinya Dhena tetap nolak lo, lebih baik lo nyerah ajah sama dia." penuturan Bargan membuat dahi Arka mengkerut sempurna. Tatapannya nyalang meminta penjelasan dari sipembicara. Sementara Cassha, juga tampak mulai tertarik dengan ucapan Bargan sampai sampai cowok itu sudah mematikan handphonenya.
"Kenapa?" tanya Cassha mewakili Arka yang hendak mengucapkan hal yang sama.
"Gue dengar dari teman Dhena, hari dimana Dhena nunda jalan sama lo, ternyata bukan karna ada proyek kuliah, dia malah jalan sama mantannya." Rahang Arka mengeras mendengar penjelasan Bargan. Kepalanya tiba tiba berapi api serasa hendak menyemburkan larva panas dari sana.
"Mungkin, temannya itu bermulut ember." ujar Arka berusaha menepis perasaan perasaan aneh yang bergejolak dihatinya, hingga terasa menyakitkan bagi dirinya sendiri.
"Pertama tama gue juga gak percaya tapi setelah Dara ngasih tunjuk poto mantannya Dhena yang sama persis sama yang gue liat, gue gak bisa nyangkal lagi." lanjut Bargan meyakinkan Arka.
Beberapa ingatan sekilas tentang Dhena dan Johan, tiba tiba berputar lihai diotaknya. Sampai sampai kuku kuku jarinya memutih akibat mengepal tangannya terlalu kencang.
"Kayaknya, Dhena masih sayang sama mantannya." Arka menggebrak lengan kursinya keras, terutama saat ucapan ceplos Cassha memenuhi pendengarannya.
"Gue rasa, perjuangan lo udah cukup buat kali ini Ar." usul Bargan.
Arka menatap tajam manik mata Bargan, kemudia tertawa hambar nan sinis.
"Jadi, gini rasanya dikhianati. Sama kayak yang Mila rasain karna ulah Khatlin" ucap Arka. Tersirat jelas gurat kesedihan diroman wajahnya, yang terkesan dingin.
"Sekarang, pilihan hanya ada di lo Ar kalau lo masih mau berjuang, yah silahkan. Tapi, kalau lo memang mau berhenti, gue rasa lo gak bakal kecewa." Bargan tiba tiba speechles mendengar penuturan Cassha. Baru kali ini, teman resenya itu sedikit berucap serius.
"Lo gak lagi keserupan kan Cas?"
"Ginikan, gue serius salah, gue gak serius juga salah." kesal Cassha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Adhena (Complete√)
Novela Juvenil"Seharusnya gue tau Na, kalau lo itu hanya sebatas rubik, sulit buat ditebak. Kadang, semampu apapun kita buat susunan rubik itu jadi, tak berarti apapun. Malah rubik itu bisa makin berantakan." ucap pria itu dengan nada yang terdengar sedikit lirih...