A piece of mind
Karina Putri Rabiha
Suara decitan burung mengawali pagi, sosok wanita sedang bersiap-siap merapikan penampilanya dengan tangan kanan memegang sarapannya. Ponsel nya berbunyi, wanita itu menganggkatnya.
"Ya ini hara! Ya.. ini sedang siap-siap sedang jalan kesana" ucapnya tergesa-gesa.
Usai mengunci pintu rumahnya wanita itu Hara, berlari menuju mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan sedang menuju tujuannya hari ini. Wawancara spesial dari tugas kampusnya
Mobil nya masuk parkiran sebuah brunch Cafe yang terlihat sepi. Ya wajar saja sepi, saat ini ham menunjukan pukul 09.00 pagi sedangkan tanda buka di kafe buka pukul 11.00. Bel berdenting ketika Hara membuka pintunya. Disambut dengan sosok wanita yang terlihat sedang membereskan Kafe.
"Halo selamat Pagi nyonya isdar" sapanya ceria.
Sosok yang dipanggil Nyonya Isdar itu menoleh dan tersenyum. Memanggil pekerja nya untuk melanjutkan pekerjaan nya menyusun biji kopi di dekat coffe machine. Nyonya Isdar menghampiri Hara yang duduk di dekan kaca di sudut Kafe.
"Nah-nah cepat sekali datangnya. Kenapa kita gak makan dulu hm?" tawar nyonya isdar "ah dan tolong jangan panggil nyonya, saya kan gak setua itu hara." lanjutnya sambil memanggil pekerjanya untuk membawa makanan ke meja mereka.
Nyonya Isdar ini atau lebih dikenal dengan Dianti Isdar adalah narasumber untuk wawancara Hara hari ini. Beliau tidak terlalu dikenal oleh orang-orang awam, namun namanya cukup dikenal di kalangan anak muda yang doyan berkumpul dan menikmati kopi yang sedang tren saat ini. Dan Hara kali ini memiliki tugas untuk membangun sebuah bisnis kecil kecilan untuk tugas akhirnya memanfaatkan minat ilmunya. Namun untuk memulai itu Hara diharuskan memiliki narasumber yang berpengalaman di bidang bisnis yang ingin di selami nya itu. Maka dari itu Hara mencari tahu tentang Ibu Dianti ini.
Keduanya sedang asik bercerita sambil menikmati makan siangnya. Ibu Isdar lalu memanggil pekerja nya untuk membereskan meja mereka. Hara yang melihat meja dibereskan mengeluarkan laptop dan recorder nya untuk merekam dan mengetik hasil wawancara nya hari itu.
"Ah, hari ini harus profesional ya Hara" Dianti terkekeh kecil melihat Hara yang kerepotan mengatur alat-alat kerjanya.
"Ah Kak isdar ini, jangan bergituu" Hara mengerang. Setelah ngobrol sebentar Hara akhirnya memutuskan untuk memanggil Dianti Isdar dengan panggilan kakak.
"yah, habisnya kamu kecil sekali sih. Haha. Lagipula saya jadi inget dulu waktu kuliah repotnya minta ampun" cerita Dianti.
"ets, jangan di ceritain dulu dong. Nah oke laptop nya udah idup. Recorder nya juga udah idup. Oke siap" ucap Hara senang.
Hara mengeluarkan catatan kecil nya melihat coretan berantakan di buku itu, daftar atau apa saja yang perlu ditanyakan nya pada hari ini. Hara Melingkari beberapa pertanyaan dan menuliskan beberapa pertanyaan baru dengan cepat. Sedangkan Dianti melihat nya sambil tersenyum Kecil.
"Oke! Sip, yuk mulai kak. Aku idupin nya recorder nya. Nah sebelum mulai kakak bersedia ya wawancara ini saya rekam dan digunakan untuk penelitian dan keperluan saya" Ucap Hara dengan nada formal.
"ya tentu saja saya bersedia" jawab Dianti.
"Nah Sebelumya Bisa kakak perkenalkan diri kakak terlebih Dahulu"
"Saya Dianti Isdar, saat ini saya adalah Pimpinan dari rekan saya di Your Hijab dan sekarang sedang merintis bisnis kuliner kecil-kecilan. Saat ini saya masih berumur 29 Jadi saya belum cukup tua ya untuk dipanggil nyonya" Dianti melirik Hara yang menggaruk pipinya sambil tertawa kecil.
YOU ARE READING
A Piece Of mind
Short StoryCerita tentang pemikiran seorang wanita yang tidak biasa