Lila menyeruput teh hangat sambil menyenderkan punggungnya dan menatap keluar jendela. Sudah lebih dari seminggu sejak kejadian malam itu ia tidak bertemu dengan Brian. Lila bahkan hampir setiap hari mendatangi cafe Brian, tapi ia tetap tidak menemukan sosok laki-laki tersebut. Bahkan hari ini, ia memutuskan untuk bertemu kliennya di cafe ini sekaligus menghabiskan jam makan siangnya, namun keberadaan Brian tidak juga tampak.
Ketika Lila bertanya pada salah seorang pelayan cafe, pelayan tersebut hanya menjawab bahwa atasannya sudah satu minggu tidak bekerja dengan alasan sedang beristirahat. Lila mengerutkan kening, tidak biasanya Brian meninggalkan cafenya dalam waktu lama. Ia tahu Brian tipe pria yang bekerja keras dan akan selalu mengawasi dan memastikan semua pelayan di cafenya bekerja dengan baik dan benar.
Brian bahkan tidak menghubunginya satu kalipun. Ini aneh sekali pikirnya. Apa Brian sedang mencoba menghindarinya?
Lila menghela napas gusar dan segera memasukkan laptop, ponsel dan buku catatannya kedalam tas. Ia menghabiskan tehnya dan bersiap memanggil pelayan untuk meminta bill sebelum akhirnya seseorang menghampiri mejanya."Hai Lila remember me?" Sapa Steve dengan senyum hangatnya.
Lila mendongakkan kepala dan menatap Steve yang berdiri di sudut mejanya. Tentu saja ia mengingat Steve sebagai sahabat Brian, meskipun perkenalan mereka minggu lalu terbilang cukup singkat. Sulit untuk melupakan wajah Steve dengan senyuman hangatnya, matanya yang sipit, deretan gigi putih yang rapi, Steve terlihat begitu mempesona dan berkharisma."Hai Steve, apa kabar?" Lila balas tersenyum dan mempersilahkan Steve untuk duduk di hadapannya.
Steve menarik kursi dan duduk di hadapan Lila kemudian menjawab "Kabarku baik, bagaimana denganmu? Kau sering datang ke sini?"
"Aku juga baik Steve, yup aku cukup sering membawa klienku datang kemari." Jawab Lila jujur.
"Wow, aku baru pertama kali datang kemari, sepertinya kau bisa merekomendasikan menu favorite disini," ujar Steve sambil tersenyum.
Lila tertawa mendengar perkataan Steve. Padahal ini baru kali kedua ia bertemu dengan Steve, namun ia sama sekali tidak merasa canggung akan keberadaan Steve. Mungkin karena pembawaan lelaki itu yang santai dan hangat. Steve tahu bagaimana caranya mencairkan suasana.Setelah merekomendasikan dan memilih beberapa menu, Steve memanggil salah seorang pelayan untuk memesan makannya. Sambil menunggu Steve kembali membuka percakapannya "Jadi sudah berapa lama kau mengenal Brian?"
"Tidak terlalu lama sepertinya, perkenalan kami terjadi tanpa di sengaja." Lila menjawab sambil mengangkat kedua bahunya terkesan tidak peduli.
Steve menatap Lila penasaran "How?"
"Melalui sebuah tabrakan, dan berakhir dengan aku yang terjatuh," jawab Lila singkat sambil kembali mengingat kejadian memalukan tersebut. Ia tidak menceritakannya lebih lanjut karena pertemuan pertama antara dirinya dan Brian waktu itu cukup untuk membuatnya malu.
Namun, Steve tidak serta merta menerima cerita yang menggantung dan tidak selesai. Maka ia memperlihatkan ekspresi wajah tertarik dan lanjut bertanya, "Lalu dia membantumu dan kalian berkenalan? Seperti adegan di film-film?"
Lila sontak terbahak mendengarkan kalimat Steve dan mengangguk membenarkan"Yup, seperti adegan di film-film."
Steve tersenyum miring "Anak itu bukan tipe yang mudah untuk membuka diri. Dia tipe yang cuek dengan dengan orang yang baru dikenalnya. Sepertinya kau ini pengecualian," sahutnya tersenyum sambil menyeruput teh hangatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Douler Exquise (Completed)
RomanceMenyakitkan kehilangan orang yang kita cintai. Dan lebih menyakitkan mengetahui penyebabnya...