Vampire, aku tidak tahu banyak tentang mahkluk itu, aku hanya dengar dari teman – temanku yang sering menonton film, katanya mereka adalah mahkluk penghisap darah yang tidak pernah menua, itu saja yang aku tahu.
Ini pertama kalinya dalam hidupku melihat vampire sungguhan, kalau di lihat dia memang mirip dengan yang di katakan teman – temanku. Perempuan vampire itu terlihat muda, warna kulitnya pucat dengan mata merah menyala dan dari semua itu yang paling mencolok adalah taring yang keluar dari mulutnya.
Selain itu dia juga memiliki hal yang melebihi manusia, bisa berpindah tempat dalam sejekab mata, perempuan vampire sangat berbahaya. Lalu bagaimana kakakku melawannya?
Kakakku berhadapan dengan perempuan vampire yang entah datang dari mana asalnya, yang jelas semua ini pasti ada kaitannya dengan ledakan yang tiba – tiba terjadi di sini dan juga lingkaran bersimbol yang bercahanya ini. Aku hanya bisa memperhatikan saja karena aku tidak mungkin melawan mahkluk seperti itu.
Walaupun begitu aku sangat mengkhawatirkan kakak, walapun kakak di luar terlihat berani tapi sebenarnya kakak sangat ketakutan, sebagai adik aku merasa sangat khawatir juga takut jika kakakku terluka.
"Apakah tidak ada yang bisa aku lakukan?" Tanyaku pada diriku sendiri.
Kakakku berdiri sambil memasang kuda – kuda siap bertarung, sepatu roket yang di gunakannya juga mengeluarkan kepulan asap, ini adalah kali pertama aku melihat kakakku bertarung.
Dengan sedikit keberanian aku berdiri tegak siap berlari dari tempat ini lalu mencari bantuan, itulah yang bisa aku lakukan sekarang, sebenarnya aku juga tidak ingin meninggalkan kakak tapi aku juga membant.
Kepulan asap semakin menebal, bersamaan dengan itu kakakku melesat ke arah perempuan vampire, di saat bersamaan aku juga langsung berlari menjauh dari tempat ini secepat mungkin yang aku bisa.
Dengan perasaan yang sangat terancam dan juga taku aku berlari sekencang mungkin, melihat halaman gedung, aku akan masuk kesana lalu mencari jalan keluar tercepat, aku harus bergegas agar kakakku bisa mendapat bantuan.
BUUUUAAAAAGGGGGGKKKKK.....!!!!
Baru dua kali aku melangkahkan dari arah belakangku sesuatu tiba – tiba melewatiku sangat cepat dan menghantam tembok ruangan bahkan sampai menembusnya, aku yang melihat tembok tiba – tiba berlubang langsung berhenti berlari.
Perasaanku langsung hancur seketika, aku tidak tahu apa yang terjadi di sana, tapi yang aku tahu yang ada di sana hanya kakakku dan perempuan vampire, keringat dingin langsung deras mengalir.
Aku beranikan diri untuk menoleh kebelakang memastikan sesuatu yang sebenarnya tidak ingin aku pastikan, tapi tetap saja aku ingin melihatnya, mataku menangkap sesuatu dan itu bukanlah hal yang ingin aku lihat, perempuan vampire.
Mataku membesar saat melihatnya, di saat bersamaan aku langsung tahu apa yang membuat tembok itu hancur berlubang, kakiku liba - tiba saja melemas dengan sendirinya, membuatku jatuh terduduk lemas.
"Ka- kakak?" Kataku berat menahan sesak di dada.
Terdengar suara langkah dari belakang, itu suara langkah perempuan vampire, aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa terduduk lemas menatap tembok yang hancur itu.
"Tidak aku sangka di berani melawanku, harusnya kalian sadar, mahkluk lemah seperti kalian tidak mungkin bisa menang melawanku." Katanya.
Aku mendengarnya dan tidak bisa membantahnya, aku sudah tidak memiliki tenaga lagi, bahkan hanya untuk berbicara saja rasanya sulit, dadaku terasa sesak seperti di tusuk oleh ribuan jarum secera bersamaan, tubuhku melemas tidak mau bergerak. Hanya air mata saja yang bergerak, mengalir dari mataku turun melewati pipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Love Story : Lost Legendary Weapon Vol 2
FantasyVolume ke dua dari cerita Magic Love Story : Lost Legendary Weapon. Note : Sebelum membaca cerita ini di sarankan untuk membaca cerita sebelumnya. Magic Lost Story : Lost legendary Weapon Vol 1.