Gemma masih duduk setia sambil memainkan ponselnya menunggu Andreas yang sedang latihan Vocal. Kemudian Andreas datang dengan seorang gadis yang sangat cantik.
"Ge..." panggil Andreas.
Gemma langsung berdiri dengan sigap, kemudian tersenyum kearah Andreas dan Gadis cantik nan mungil.
"Perkenalkan, ini Aling. Temanku, saat pertama kali aku tidak percaya diri di kelas Vocal ini, dia yang menyemangatiku." seru Andreas kepada Gemma dan memperkenal kan gadis itu.
"Hai, wah senang sekali bisa berkenalan dengan teman kak Andreas. Perkenalkan aku Aling yang imut dan gumush .." ujar Aling sambil bersalaman.
"Hai aku Gemma, senang bisa berkenalan dengan Aling." sahut Gemma.
"Ah iya, kak Gemma gak buru-buru kan? Kita nongkrong dulu yuk. Tadi Kak Andreas nyuruh Aling buat ajakin kak Ge..." ujar Aling mengutarakan apa yang di sampaikan Andreas. Kebetulan Andreas sedang mengambil tasnya di Locker.
Gemma terdiam, kemudian mengiyakan ajakan Aling. "Baiklah, kebetulan sedang tidak ada acara."
Aling senang sekali, karena Gemma menuruti ajakannya. Andreas datang dan menanyakan apa sebab yang membuat Aling senang. "Kenapa kamu terlihat seneng sekali?"
"Kak Gemma akhirnya mau ikut sama kita kak, nongki-nongki." ujar gadis imut itu.
"Benarkah? ya sudah ayo kita pergi." ujar Andreas.
Andreas, Gemma, dan Aling pergi meninggalkan studio musik tempat Andreas dan Aling belajar. Tapi tidak seberapa mereka jauh melangkah, tak sengaja berpapasan dengan Gilbert, Liu Wen, Deru, Adam, dan Tristan. Saat melihat sekelompok itu berjalan hampir dekat dengan Andreas, Gemma, dan Aling, Andreas menarik tangan Gemma untuk dekat dengannya.
"Ciiiiih.... Heh, Andreas. Kamu gak takut ketularan miskinnya dia? Kalau aku sih amit-amit dah." cibir Adam.
"Bukan urusanmu." sahut Andreas.
Gilbert tersenyum miring, kemudian melanjutkan. "Anak cupu ini, ternyata sudah ada yang melindungi? Jangan harap, dengan adanya malaikat pelindung mu ini, aku bakal berhenti gitu aja nyiksa mu? Kamu lihat aja, aku bakal lebih parah ngelakuin hal yang yang ku mau."
Gemma tidak menatap Gilbert sama sekali, dan itu paling Gilbert benci saat ada orang yang ia ajak berbicara tetapi tidak menatapnya kembali.
"Ya sudah, ayo pergi. Buang-buang energi ngurusin mereka." ujar Liu Wen sambil menarik Gilbert.
Andreas menarik tangan Gemma dan Aling untuk pergi dari sana, saat Gemma menoleh ke arah Gilbert, pandangan mereka bertemu. Ada semburat yang aneh di mata Gilbert. Entah itu rasa benci atau hal yang lain.
"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Andreas.
"Aku gak apa-apa kak, lagian udah terbiasa ini." balas Gemma.
"Kak Ge, mereka siapa sih? Sombong banget," tanya Aling dengan polosnya.
"Mereka satu sekolah dengan kami," sahut Andreas.
"Oh gitu. Ya udah kak Ge, jangan di pikirin ya. Lagian kan ada kak Andreas yang jagain kakak, Always." ujar Aling.
Gemma dan Andreas terdiam sesaat, kemudian Gemma menjawab. "Aling apaan sih, memangnya kak Andreas gak punya kerjaan lain aja. Lagian aku ini siapa? Adik bukan, saudara juga bukan."
"Kita sahabat, jadi sahabat harus saling menjaga bukan?" ujar Andreas.
"Tapi Aling maunya kalian lebih dari sahabat," ujar Aling polos.
"ALING...!!" ujar Gemma dan Andreas serentak.
Gelak tawapun terdengar di dalam mobil, Sebelum sampai ke Caffe, Andreas mengajak Aling dan Gemma pergi ke sebuah Mall ternama di kota itu. Andreas membelikan baju beberapa setel untuk Gemma, awalnya Gemma menolak. Tetapi karena di paksa akhirnya Gemma pun menerimanya. Selesai dari Mall itu mereka bertiga ke Caffe yang di tuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
BL- Love Of A Killer (Revisi)
Short StoryGemma adalah seorang siswa baru di sekolah itu, sekolah favorit dan terkenal, tak ayal banyak anak-anak dari berbagai macam kalangan sekolah disana. Gemma yang note bone nya berasal dari keluarga biasa saja, masuk ke sekolah itu bermodalkan kepintar...