Sejarah Singkat Alfiyah Ibnu Malik

2.7K 166 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

***

Alfiyah Ibnu Malik adalah suatu kitab yang mungkin tidak asing lagi dan banyak terdengar di kalangan masyarakat muslim terutama bagi kalangan para santri. Bahkan mungkin tak sedikit orang atau santri yang menghafal nadhom Kitab Alfiyah. Alfiyah Ibnu Malik merupakan satu kitab yang sering dikaji bahkan salah satu kitab yang wajib di hafalkan para santri di pesantren. Alfiyah itu sendiri adalah sebuah maha karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin Malik Alandalusy. Khalayak umum lebih mengenal beliau dengan sebutan nama Imam Ibnu Malik. Beliau berasal dari sebuah daerah yang ditaklukkan oleh pasukan kaum muslimin di bawah pimpinan panglima besar Thariq bin Ziyad.

Daerah ini pula yang menjadi pelarian terakhir bagi saqor Quraisy (rajawali dari kabilah Quraisy) yang lari dari kejaran orang – orang Bani Abbasiyah yang telah berhasil menundukkan kekuasaan Daulah Bani Umayyah. Daerah tersebut adalah Andalusia yang sekarang lebih dikenal dengan negara Spanyol. Dan adi karya yang berhasil beliau (imam Ibnu Malik) torehkan inilah yang kemudian dikenal oleh masyarakat dunia dengan nama “Alfiyah Ibnu Malik” yang membahas tentang kaidah-kaidah ilmu Nahwu (sintaksis) dan Sharaf (morfologi).

Pada awal nadhom bab mukadimah (pendahuluan), beliau menggunakan lafal dari fiil madhi, yaitu fiil (kata kerja) yang di dalam pelaksanaannya terkandung zaman madhi (masa yang sudah lewat/terjadi). Ini adalah hal yang tidak lazim, di mana musanif-musanif (para pengarang) kitab lain dalam mengawali penyusunan kitabnya, mereka lebih sering dan cenderung menggunakan lafal dari fiil mudhari’ yang di dalamnya terkandung zaman hal (masa yang sedang terjadi/dilakukan) atau zaman istiqbal(masa yang akan dilakukan).

Lalu apa maksud beliau (Imam Ibnu Malik) mengawali nazam bait Alfiyyah dengan fiil madhi

(قال محمد هو ابن مالك#……

“Muhammad, yakni putra Malik telah berkata”

Inilah keunikan dari beribu keunikan atau mungkin malah jutaan keunikan yang ada pada maha karya Alfiyah Ibnu Malik. Pada halaman pertama, kita langsung disuguhi pemandangan yang berbeda dari kitab yang lain, yang mungkin bagi sebagian dari kita akan dibuatnya berpikir dan mengangan-angannya. Ini menunjukkan dan bisa menjadi tolak ukur dari betapa tingginya kadar intelektualitas dan kecerdasan beliau, di mana pada saat beliau menyusun dan menulis kitab Alfiyah Ibnu Malik, 1000 nadhom (bait) yang menjadi isinya telah beliau simpan dalam memori otak beliau. Sehingga beliau tinggal menulis dan menyusun saja sesuai apa yang telah terekam dalam memorinya. Hal yang sangat langka dilakukan oleh musanif lain dalam menyusun sebuah karya.

Satu hal menarik lainnya terjadi pada awal penyusunan kitab Alfiyah Ibnu Malik. Yakni tentang mengapa dalam Alfiyah Ibnu Malik terdapat 1002 nadhom, padahal seharusnya hanya 1000 bait saja sesuai dengan namanya Alfiyah yang berarti seribu. Setelah beliau (Imam Ibnu Malik) menyimpan semua isi kitab Alfiyah Ibnu Malik di dalam memori otak beliau, beliau pun mencoba mewujudkannya dalam bentuk susunan sebuah kitab. Beliau tulis setiap huruf, kalimat, dan akhirnya tersusun menjadi sebuah nadhom yang utuh. Begitu terus berjalan. Namun suatu kejadian aneh terjadi. Pada saat beliau sampai pada nadhom baris kelima,

فائقة ألفية ابن معطي

“Kitab Alfiyah ini lebih mengungguli kitab Alfiyah Ibnu Mu’thi.”

Tiba-tiba semua hafalan dan memori dalam otak, semua rancangan 1000 nadhom itu pun sirna, hilang dan beliau tidak mengingat satu huruf pun. Kebingungan mendera dan mengusik hati beliau. Berhari-hari lamanya penulisan kitab ini terhenti. Hingga suatu saat beliau berziarah ke makam Imam Ibnu Mu’thi. Imam Ibnu Mu’thi ini merupakan guru dari Imam Ibnu Malik. Beliau juga memiliki kitab susunan yang berisi 1000 nadhom, yaitu lebih dikenal dengan Alfiyah Ibnu Mu’thi. Sebagai penghilang kesedihannya, beliau (Imam Ibnu Malik) membaca tahlil, tahmid, dan takbir di makam guru beliau tersebut. Tanpa sadar, beliau tertidur disana.

Di dalam tidurnya beliau bermimpi bertemu dengan Imam Ibnu Mu’thi yang menegurnya bahwa apa yang Imam Ibnu Malik lakukan pada saat menyusun kitab Alfiyah ini, terdapat suatu kesalahan.

Imam Ibnu Mu’thi berkata “Wahai muridku apakah kamu lupa siapakah aku ini?" Beliau pun terbangun dari keterjagaannya dan masih dalam kebingungan serta terkejut, beliau teringat akan sebuah nadhom terakhir yang beliau tulis. “Ya, di situlah akar permasalahanya,” pikir beliau.

Di dalam nadhom terakhir yang beliau tulis, beliau menyebutkan bahwa kitab Alfiyah yang beliau susun lebih mengungguli dari kitab Alfiyah yang disusun terlebih dahulu oleh guru beliau, yakni Imam Ibnu Mu’thi. Hal ini sangat bertentangan dengan akhlakul karimah, tata krama yang seharusnya dilakukan oleh seorang murid kepada gurunya.

Selanjutnya untuk menebus kesalahan dan sebagai rasa permintaan maaf dan ampunan dari Allah SWT. serta guru beliau tersebut, maka beliau pun menyusun dua nadhom di bawah ini:

وهو بسبق حائز تفضيلا # مستوجب ثنائي الجميلا

Meskipun demikian, beliau (Imam Ibnu Mu’thi) tetap memiliki kelebihan dan pantas dipuji. Sebab dalam mengarang kitab Alfiyah, beliau lebih dahulu dari pada saya (Imam Ibnu Malik)

والله يقضي بهبات وافرة# لي وله في درجات الأخرة

Semoga Allah melipatgandakan pahala yang Allah berikan kepadaku dan kepada beliau guruku (Imam Ibnu Mu’thi) kelak di akhirat nanti.

Setelah beliau menyusun dua nadhom di atas yang menjadi ungkapan hati beliau, maka dengan izin Allah semua susunan 1000 nadhom yang semula hilang dari ingatan memori beliau seketika itu pula kembali lagi dan Imam Ibnu Malik dapat meneruskan penyusunan kitab Alfiyahnya.

Dari uraian cerita di atas, dapat diketahui yang semula nadhom Alfiyah Ibnu Malik berjumlah 1000 nadhom, bertambah dua nadhom pada bab Muqaddimah sehingga menjadi 1002 nadhom. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

(Diolah dari buku Lantunan Bait Sentuhan Ruh, Menyingkap Kearifan Imam Ibnu Malik dalam deretan Bait Berisikan Kalam Hikmah, Falsafah Hidup, Nasihat dan Kalam Tasawwuf karya M. Khalilur Rahman.)
###

Semoga bermanfaat bagi kita semua🌸 Jangan lupa ambil hikmah dari sejarah singkat itu🍃 yang terpenting kita janganlah melupakan jasa seorang guru, dan jangan sekali kali kau merendahkan seorang guru🍁
.
.
Jangan lupa baca Al-Qur'an🌸
.
.
.
Syukron🍁

[AU1] Alfiyah Untukmu✓ [OPEN PREE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang