CASE 11 | a lie

1.2K 267 26
                                    

Jeno membuat matanya membulat sempurna ketika Shin Bujangnim melemparkan beberapa foto yang langsung menabrak dadanya, membuat foto-foto itu kini berserakan diatas lantai dorm. Kini laki-laki bersurai hitam legam itu merasa tenggorokannya berubah kering

Foto-foto yang berserakan itu menunjukkan momen ketika Jeno dan Haera berada di ruang kesehatan, dengan bibir keduanya yang saling menaut, foto itu diambil beberapa kali dalam angel yang berbeda, serta sebuah foto dimana Jeno menyandarkan kepalanya pada bahu Haera

“Kau pikir ini saatnya untuk berbuat seperti ini? Kedua anggotamu tewas mengenaskan dan apa yang sedang kau coba untuk lakukan? dating? Foto-foto itu sudah tersebar luas dan namamu—“ Bujangnim memejamkan matanya frustasi sembari memijit pelipisnya yang berdenyut hebat “Menjadi headline di beberapa portal berita.”

Hanya menatap kebawah, kearah dimana foto-foto itu kini berserakan, Lee Jeno hanya terdiam, tidak tau harus merespon Shin Bujangnim seperti apa. Pun semua foto itu benar adanya, laki-laki didalam foto itu betul dirinya

Pun ketika Haechan menatap Jeno, menuntut sebuah klarifikasi dari dirinya, laki-laki itu tak bergeming, membuat perasaan Haechan kian memburuk

“Kau harus vakum sekolah untuk beberapa waktu.”

“Gadis itu mungkin sedang diintai pembunuh dan kau memintaku untuk vakum? Kau tidak sedang mencoba untuk menambah korban atas insiden yang terjadi di sekolahku, bukan?” otot-otot mata Jeno seakan ikut andil dalam menunjukkan emosinya, hingga laki-laki itu tidak dapat menahan amarahnya

“Kalau kalian terus seperti ini, aku akan mempertimbangkan kembali debut kalian pada putusan rapat akbar minggu ini.” Suara Bujangnim berubah dingin, membuat Jeno, Haechan, Renjun dan Chenle yang berada diruangan itu menjatuhkan rahang mereka

“Jika kau tidak membiarkanku pergi ke sekolah, biarkan Haechan yang pergi. Harus ada yang melindunginya, gadis itu..” kata-kata Jeno membuat langkah Bujangnim tertahan diambang pintu, pria paruh baya itu menghela napas berat, kemudian memutuskan untuk meninggalkan ruangan tanpa merespon apapun pada permintaan Jeno

*

Menyeka keringat yang kini menyusuri pelipisnya, gadis itu menghentikan kegiatannya sejenak, diletakkannya sebuah sikat dinding yang tadinya ia gunakan untuk menggosok keramik di sauna

Gadis itu kini menyandarkan punggungnya pada dinding yang dingin, setelah dipecat dari minimarket, kini dirinya harus mencari pekerjaan lain untuk menunjang hidupnya sendiri

Haera memejamkan matanya sejenak, merasakan rasa lelah kini seakan meremat tubuhnya kuat-kuat hingga membuat dirinya seakan tak mampu lagi untuk berdiri. Ketika asyik memejamkan matanya, gadis itu tersadar karena suara dering pada ponselnya, siapa yang menelepon dirinya pukul sebelas malam begini? Padahal selama ini tidak ada yang menghubungi dirinya

“Halo?”

Selama sepersekian detik lamanya tidak ada balasan dari seberang sana, hanya deruan napas yang terasa berat “Moon Haera, ini Lee Jeno.”

Gadis itu melebarkan netranya tatkala mendengar si penelepon adalah Jeno, bagaimana laki-laki itu tau kontaknya?

“Jeno? Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?”

Hening, hanya desahan kasar yang dapat gadis itu dengarkan dari seberang sana melalui telepon “Aku—mungkin tidak akan berada disekitarmu untuk beberapa waktu.”

Haera tidak mengerti kenapa Jeno mengatakan hal itu pada dirinya seakan apa yang ada diantara keduanya kini adalah sesuatu yang berarti, yang segala sesuatunya harus diklarifikasi dan diluruskan, itulah yang Haera pikirkan

“Aku takut—aku gagal melindungimu..” kata-kata itu diiringi oleh isakan kecil Lee Jeno, membuat perasaan Haera kian berkecamuk, pikirannya seakan menolak Lee Jeno, tetapi hatinya berkata lain

“Jeno aku bahkan bukan seseorang yang pantas kau lindungi.” Gadis itu menggigit bibir bawahnya, berusaha agar isakannya kini tak terdengar diseberang sana oleh Jeno

Lee Jeno, bahkan ketika aku mengatakan padamu aku ingin melihatmu, aku tau aku tak pantas untuk itu

*

Aku menitipkan sesuatu untukmu pada Renjun, jika kau tak keberatan kau bisa mengambilnya.”

Kata-kata dari Jeno semalam membuat Haera terus saja memikirkan benda apa yang Jeno titipkan pada Renjun hingga gadis itu sejak tadi tidak fokus pada pelajaran matematika dan menginginkan jam istirahat segera datang

Yang ditunggu akhirnya tiba, bel istirahat berdering sesaat setelah dirinya memikirkan jam istirahat, tanpa mengindahkan Yeri, Haera berjalan cepat menaiki tangga menuju lantai tiga, langkahnya kemudian terhenti pada sebuah kelas diujung lorong, gadis itu kemudian membuka pintu kelas dan mendapati Renjun yang duduk di bangku paling depan tengah mengerjakan kuis bahasa inggris

“Oh, Haera? Jeno memberikan sesuatu untukmu.” Ujar Renjun sembari melepas kacamata minusnya yang tadinya sedikit turun dari pangkal hidungnya “Jeno dan Haechan di skors. Aku bahkan harus berangkat sendiri pagi ini.”

Renjun menyerahkan sebuah box dengan ukuran sedang berwarna hitam dengan aksen embos pada lapisan luarnya, box itu bisa dikatakan cukup ringan, entah Jeno memasukkan apa kedalam box yang kini ada digenggaman Haera itu

“Pasti berat untuk kalian semua.”

Lawan bicara Haera hanya mendengus sarkas, kehilangan kedua temannya adalah sesuatu yang tidak pernah dirinya sangka akan terjadi

“Tentu saja, kami bahkan harus memperketat jadwal latihan agar tidak terlalu kalut. Aku harap semua ini segera berlalu dan kami akan segera debut.” Renjun mengangguk mantap sembari melemparkan seulas senyum pada Haera “Sepertinya kau sudah tidak sabar melihat isinya?” goda Renjun yang membuat Haera kini mejadi salah tingkah

“Aku akan kembali ke kelas.” Balas Haera dengan salah tingkah

Gadis itu membalikkan badannya dan berjalan keluar dari kelas Renjun, menutup kembali pintu kelas laki-laki bersurai pirang itu. Ketika dirinya menatap Renjun dari balik pintu dengan kaca yang transparan, kini Haera mendapati dirinya dibuat terkejut dengan sesuatu yang baru saja dirinya lihat

Laki-laki itu, Huang Renjum mengisi kuis di buku tugasnya, menggunakan tangan kanan. Laki-laki itu tidak kidal

__________________

mencium bau sesuatu gak? kaya bau bau mau end gitu😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mencium bau sesuatu gak? kaya bau bau mau end gitu😂

[1] ANATHEMA : The Face of Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang