16.

1.5K 195 12
                                    

Saat dirinya terbangun, hanya ada pandangan kabur dan memuakkan. Tubuhnya terasa kaku sejenak sampai dirinya mulai menggerakan tubuhnya untuk berpindah posisi tidur. Rasa keram mulai menjalar ditubuhnya, dan tanpa sadar dirinya mendecih dengan suara serak.

Matanya memandang lama kearah siluet yang berdiri didekatnya, sedikit merutuk dalam hati saat pandangannya masih buram dan berputar-putar sampai pandangan buram tersebut menghilang sedikit demi sedikit setelah sepersekian menit.

"Kau bisa melihatku?"

Sehun...terdiam, menatap Luhan dengan pandangan kosongnya dan linglung. Hingga akhirnya dia tersadar bahwa Luhan benar-benar ada dihadapannya.

"Kenapa bisa berada disini?" Kata pertama yang dikeluarkan Sehun, tentu saja. Mendapati Luhan ada didepannya cukup bisa menampilkan kejanggalan luar biasa.

"Aku jadi dokter pribadimu, mulai sekarang" alis Sehun berkerut dengan pandangan tak suka yang kentara, membuat Luhan bertanya-tanya tentang apa yang membuat Sehun tak begitu suka dengan kehadirannya disini.

"Panggilkan Chanyeol, sekarang"

Luhan menghela nafas, menarik tangan Sehun, guna memeriksa cairan infusnya (maaf atas salah penulisan, tolong koreksi kalau salah).

Sehun menepisnya, memandang Luhan dengan pandangan sama yang cukup membuat hatinya berdenyut sakit seakan menerima penolakkan Sehun.

"Panggilkan Chanyeol"

"Tapi aku harus memeriksamu dulu dan--"

"Kupikir aku hanya perlu bicara untuk kedua kalinya?" Suara dingin Sehun lagi-lagu terdengar, tak sehangat biasanya dan itu membuat Luhan merasa ciut dan kecewa.

Dirinya melirik kearah Sehun dengan pandangan 'kecewanya' lalu berjalan keluar dari kamar dan segera memanggil Chanyeol diruangan pria itu.

.

"Menjadikan dirinya dokterku?"

"Kita tak punya dokter pribadi yang bisa kupercayai untuk kondisimu. Terlalu beresiko untuk membawa dan merawatmu dirumah sakit" jelas Chanyeol saat itu juga.

"Dan ya...akan gila jika aku memanggil orang asing menanganimu disini apalagi memasuki rumah ini" Sehun diam tak berkutik.

"Aku bisa mengobati diriku sendiri. Sekarang, antar dia pulang dan jangan membawanya kesini" Sehun mengatur posisi duduknya dengan pandangan kesal.

"Kau yakin? Aku baru saja mengontraknya, dan kau tidak punya pilihan lain selain menurutinya"

"Dia psikater bukan seorang dokter spesialis khusus penyakitku"

"Kupikir mereka sama, mengingat kondisi psikologmu bermasalah" putus Chanyeol saat itu juga. Sehun tertawa remeh.

"Katakan itu pada mentalmu, sialan" makinya kesal lalu mencoba untuk mencabut asal semua alat medis ditubuhnya. Chanyeol melotot lalu menghela nafas, melihat Sehun yang kembali berdiri dari tempat tidurnya dengan langkah linglung.

"Kembali ketempat tidurmu, Sehun. Kau tidak akan bertahan lama"

Sehun mendengus mengusap rambutnya kasar lalu melangkah sempoyongan sambil berpegang pada meja samping tempat tidurnya.

"Aku akan bekerja hari ini, beberapa hal akan kuurus. Si sialan Siwon tak akan bisa menekanku" Chanyeol menghela nafas, menarik baju polos milik Sehun lalu segera ditepis oleh sang pemilik.

🅳🅾🆄🅱🆃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang